RSS

MAKALAH MU'JIZAT AL-QUR'AN

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang senantiasa dan tak henti-hentinya menghujankan Rohmat dan inayahNya pada kita semua, sehingga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat wal’afiyat, lahir batin dan yang terpenting masih dalam keadaan iman dan islam.
Sholawat dan salam semoga tetap terhaturkan pada junjungan kita Nabi agung, rajanya para nabi, mutiara rahmat serta penebar benih kesucian cinta yaitu nabiyullah Muhammad SAW besrta sahabat, keluarga, tabi’in dan semua pngikut-pengikut yang beriman kepadanya.
Syukur Alhamdulillah penulis telah menyelesikan penulisan Makalah Sekaligus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul :
“LIVING AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN DALAM BIDANG KESEHATAN “
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ulumul Qu’an meskipun dengan berbagai kekurangan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih pada beberapa pihak baik pada dosen pengampuh mata kuliah ini, pada orang tua dan pada semua teman yang telah suka rela membantu penulis menyeleseikan tugas ini baik secara dukungan moral, tuntunan dan terkhusus yang berupa do’a. mudah-mudahan amal baik mereka semua diterima di sisi Allah SWT sebagai amalan dan syafa’at besok di hari akhir.
Tentu dalam penulisan makalh ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu Saran, ide, masukan serta teguran dari semua pihak baik yang membaca, mengkaji atau mempelajari makalah ini sangat kami harapkan.


Jombang, 14 Juni 2011


Peneliti

BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril dengan cara mutawatir (berangsur-angsur) dan bernilai ibadah bagi yang membacanya. Jika kita tengok sejarah terjadi perbedaan pendapat mengenai kapan turunya al-Qu’an. Sebagian ulama’ mengatakan al-Qur’an turun dari lauhu al-mahfudh ke langit bumi pada tanggal 18 Romadhon, sebagian ulama’ yang lain mengatakan tanggal 24 Romadhon. Akan tetapi ketika diturunkan pada Rosulullah pertama kali tepat jatuh pada tanggal 17 Romadlon / 6 agustus 610 M yang berupa surat al- ‘Alaq 1-5 :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah(3). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(4). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( al-‘alaq 1-5 )
Al-Qur’an diturunkan sesuai dengan kebutuhan manusia juga kebutuhan zaman. Dari situlah al-qur’an turun secara bertahap sesuai dengan masalah serta tantangan dikala itu juga atas kebesaran Allah SWT al-qur’an datang untuk menjawab seluruh masalah pada zaman mendatang.
Dilihat dari sisi kehebatan dan keistimewaan al-qur’an dari berbagai aspeknya tentu tidak ada habisnya jika kita membahasnya. Akan tetapi dalam kesempatan ini kami mencoba mengutip satu pembahasan yang ternukil dalam suatu buku yang berjudul “Al-Qur’an dan rahasia angka-angka” yang dikarang oleh Dr.Abu Zahro’ an Najdi dan buku “The History Of The Qur’anic Teks” karangan Prof.Dr.M.M Al-‘Azami yang akan kami jabarkan dan kami ringkas sesuai dengan pembahasannya dan sesuai dengan kapasitas pemahaman kami.
A. Dari sisi Perbandingan Dengan Kitab Lain
Jika dibandingkan dengan kitab-kitab yang terdahulu – Taurat, Zabur, Injil- maka Al-Qur’anlah yang paling bisa dikatakan lebih otentik karena beberapa hal :
a. Ditulis saat Rasulullah masih hidup, dengan dibarengi adanya larangan penulisan masalah lainnya yaitu hadits. Sementara yang lain seperti Perjanjian Lama yang merupakan himpunan kitab/fasal, ditulis selama lebih dari dua abad setelah musnahnya teks asli pada zaman. Nebukadnezar, yang ditulis kembali berdasarkan ingatan semata oleh seorang pendeta Yahudi yang bernama Ezra dan dilanjutkan oleh pendeta – pendeta Yahudi atas perintah raja Persia , Cyrus pada tahun 538 sebelum Masehi.
b. Al-Qur’an masih memakai bahasa asli sejak wahyu diturunkan yaitu bahasa Arab, bukan terjemahan ataupun bahasa buatan. Bagaimanapun terjemah telah mengurangi keotentikan suatu teks. Bibel sampai ke tangan umatnya dengan Bahasa Latin Romawi. Bahasa Ash Taurat adalah Ibrani, sedang bahasa Asli Injil adalah Aramaik. Keduanya disajikan bersama dalam paket Bibel berbahasa Latin yang disimpan dan disajikan untuk masing-masing negara melalui bahasanya sendiri-sendiri, dengan wewenang penuh untuk mengubah dan mengganti sesuai keinginan
c. Al-Qur’an banyak dihafal oleh umat Islam dari zaman Rasulullah sampai saat ini. Sedangkan Bibel, boleh dibilang tidak ada. Jangankan dihapal, di Indonesia sendiri Bibel umat Katolik baru boleh dibaca oleh umatnya pada tahun 1980
d. Materi Al-Qur’an tidak bertentangan dengan akal, dan relevan sepanjang masa. Sementara Bibel mengandung banyak hal-hal yang tidak masuk akal dan mengandung pornografi.

B. Penulisan Al-Qur’an
a) Sejarah Penulisannya
Keaslian al-Qur’an di kalangan Muslim adalah suatu kepastian yang sudah lazim baik susunan ataupun materinya. Selain karena penjagaan Allah, hal ini tidak lepas dari usaha Rasulullah dan para penerusnya hingga saat ini dalam menjaga keaslian al-Qur’an; huruf per-huruf, ayat per-ayat, hingga surat dan susunannya. Dengan begitu umat Muslim terhindar dari peringatan Allah swt. Untuk tidak merubah al-Qur’an sebagaimana yang pernah dilakukan oleh umat sebelumnya . seperti yang dilukiskan Allah SWT dalam firmanya Surat Al-Baqoroh ayat 75
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (75)
Artinya : Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?] (QS. Al-Baqarah: 75).
Allah Swt telah menjanjikan suatu penjagaan bagi kitab terakhir yang pernah diturunkan kepada umat manusia ini. Hal ini sesuai dengan firmanNya surat al-Hijr ayat : 9
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9)
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9).

b) Penulisan dan Pengajaranya Pada Masa Rasulullah
Rasulullah sangat berdisiplin dan hati-hati dalam mengajarkan al-Qur’an kepada para sahabatnya, dimana ayat- ayat yang baru turun harus dihapal oleh para sahabat saat itu juga, mereka tidak diizinkan pergi sebelum hafal seluruhnya, setelah itu mereka sampaikan kepada mereka yang tidak hadir, Ayat yang sudah mereka hafal tersebut kemudian mereka lakukan tadarusan (membaca dan mengkajinya) bersama disalah satu rumah di pojok kota Makkah, demi menghindari ancaman orang-orang Quraisy.
Pada saat Rasulullah berada di Madinah, 2/3 al-Qur’an sudah diturunkan. Hal ini membuat Rasulullah harus bekerja keras mengajarkan al-Qur’an kepada kaum Anshor yang baru masuk Islam. Begitu besarnya tuntutan tersebut hingga Rasulullah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengajarkan al-Qur’an kepada para sahabat. Maka tidak heran jika ada satu kelompok yang kita kenal sebagai ahlu as-suffah yaitu para sahabat yang menetap/tinggal di masjid untuk belajar al-Qur’an, dan dari antara merekalah muncul nama-nama seperti Ibnu Abbas (Muhajirin), Ubay bin Ka’ab (Anshor), Abu huroiroh dan lain sebagainya yang kelak merekalah yang paling berperan dalam melakukan kodifikasi wahyu. Lain dari pada itu cara pengajaran yang dilakukan oleh Rasulullah sangatlah berdisiplin dimana al-Qur’an diajarkan persepuluh ayat sampai para sahabat hafal dan paham maknanya bahkan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, untuk kemudian baru pindah pada sepuluh ayat berikutnya.
Pada zaman Nabi upaya penulisan sudah mulai dilakukan walaupun dengan media yang sangat sederhana di antaranya batu tulis, tulang-tulang, pelepah pohon dan lain-lain.
Upaya penulisan yang mereka lakukan bahkan terbilang ketat, sebab penulisan selain wahyu oleh para sahabat tidak diperbolehkan oleh Rasulullah Saw. Dengan begitu wahyu Allah tidak tercampur oleh perkataan dan perilaku Nabi yang kemudian disebut Hadits. Penulis wahyu yang ditunjuk oleh Rasulullah pada masa itu ada empat orang dari kaum Anshor yaitu :
a) Mu’adz bin Jabal
b) Ubay bin Ka’ab
c) Zaid bin Tsaabit dan
d) Abu Zaid
dalam riwayat lain menyebutkan :
a) Abu ad-Darda’
b) Mu’adz bin Jabal
c) Zaid bin Tsabit dan
d) Abu Zaid

D. Bahasa Al –Qur’an
Allah Swt. Telah menyatakan dalam al-Qur’an bahwa bahasa yang dipergunakan dalam pewahyuan adalah bahasa Arab (bilisanin ‘arabiyyin mubiin) dengan bahasa Arab yang jelas. Hal itu digambarkan dala al-Qur’an surat asy-Syu’aro’ ayat 195
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195)
Lebih spesifik lagi riwayat Imam Bukhari tentang kodifikasi wahyu masa Utsman menyebutkan bahwa al-Qur’an ditulis dengan bahasa Arab Quraisy yang merupakan bahasa utama dikalangan suku-suku di Jazirah Arab. Tampilnya bahasa Quraisy, sebagai bahasa utama tidak terlepas dari keberadaan suku tersebut yang lebih dominan dalam kancah perdagangan dan posisi strategisnya yang ditempati Ka’bah, dimana ka’bah menjadi pusat kegiatan ritual kepercayaan mereka menjelang datangnya Islam.
Rasulullah dilahirkan di kalangan Suku Quraisy bahkan dari kaum terpandang yaitu Bani Hasyim dan tentunya bahasa keseharian beliau adalah bahasa Arab Quraisy. Walaupun pada dasarnya beliau mengusai dialek-dialek lain karena dibesarkan di Bani Saad yang oleh masyarakat Arab dikenal sebagai suku Paling fasih dalam berbahasa. Jika kemudian ketika beliau mendapatkan wahyu dari Allah Swt. Dalam bahasa Arab, adalah suatu hal yang sangat wajar melihat latar belakang bahasa beliau. Justru tidak logis kalau al-Qur’an menggunakan bahasa lain yang tidak dipahami masyarakat Arab.
Kenyataan bahwa al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab hendaknya dijadikan acuan para pengkaji Al-Qur’an sehingga kesalah pahaman dapat sedikit mungkin dihindari. Mengindahkan kenyataan di atas sama saja dengan mengesampingkan dan menutup-nutupi fakta.

E. Susunan al-Qur’an
Hadits Nabi menyatakan “Al-Qur’an hanya bisa dipahami secara mendalam setelah memandang berbagai seginya” (al-Hadits). Seperti yang dikutip oleh Muhammad Arkoun dalam kajian ulumul Qur’an-nya.
Jika ada yang mengeluh kesusahan memilah ayat untuk mencari membahas satu tema, saat ini sudah banyak sarana mencarinya. Tapi melihat al-Qur’an dengan cara memilah-milah saja akan menghilangkan banyak makna. Coba anda bayangkan jika seseorang hanya mengambil ayat jihad saja. Atau sebaliknya ayat-ayat kasih sayang saja. Jika kita kembali pada konsep tauhid dan konsep kemasyarakatan yang tertulis dalam ketiga kitab, begitu pula yang disampaikan oleh al-qur’an yaitu dua konsep :

1. konsep tauhid
2. konsep kemasyarakatan
konsep kemasyarakatan mempunyai dua kategori yaitu
a. kasih sayang
yang dalam al-Quran digambarkan dengan mengasihi fakir miskin, yatim piatu, orang tertindas, musafir dll.
b. keadilan
yang dalam Al-Qur’an digambarkan dengan ‘Qisas’, nyawa dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, gigi dengan gigi, luka ringan dengan luka ringan (mohon tidak dicampur dengan pandangan praktisnya). Kategori kedua ini menggambarkan rasa keadilan yang paling mendasar, Kesalahan berat diganjar berat, ringan diganjar ringan. Bukan berat diganjar ringan karena seorang tokoh, dan ringan diganjar berat karena rakyat jelata.

F. Keindahan Bahasa AI-Qur’an
Masyarakat Arab pada masa turunnya wahyu adalah masyarakat yang sangat mengagungkan bahasa. Syair-syair yang muncul dikalangan mereka selalu membawa pengaruh dan politik pada masa itu. Kemunculan Rasulullah Saw dengan ajaran yang baru dan sangat bertentangan dengan paham yang ada tentulah mengundang penentangan yang hebat, bahkan mengancam nyawa beliau. Sebagaimana Nabi-nabi lain yang telah terdahulu, setiap nabi dibekali dengan mukjizat yang dapat menaklukkan penentangan kaumnya sehingga mereka mempercayai risalah yang dibawanya. Jika Nabi Musa yang berhadapan dengan Fir’aun dan bala tentaranya yang terkenal dengan kehebatan magic dibekali dengan mukjizat yang dapat menandingi sihir, maka Rasulullah Muhammad Saw Yang berhadapan dengan masyarakat yang sangat mengagumi keindahan bahasa dibekali oleh dengan Mukjizat al-Qur’an yang disampaikan dengan keindahan bahasa yang dapat menandingi kemampuan masyarakat Arab saat itu.
Keindahan bahasa al-Qur’an baik dalam pemakaian kata maupun penyusunannya, diakui oleh masyarakat Arab sendiri sejak awal mula diturunkan hingga saat ini. Gaya bahasa yang sangat indah dari AI-Qur’an sekaligus menafikan adanya campur tangan manusia di dalamnya termasuk Rasulullah Saw.

G. Penjagaan Al-Qur’an
Di atas sudah kami singgung sedikit bagaimana Allah SWT menjaga AlQur’an dari masa ke masa. Yang sampai pada saat ini al-Qur’an terbukti masih asli dan tidak ada perubahan, pengurangan atau penabahan. Pada Zaman Rosul Al-Qur’an dijaga dengan cara ditulis dan di hafal para Sahabat. Setelah berakhir Pada zaman Khulafaur Rosyidin Al-Qur’an juga dijaga dengan cara di salin dan mulai adanya penggandaan. Menyusul kemudian pemerintahan Bani Umayyah dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai pemimpin pertama dari dinasti ini. Dan seperti pendahulunya Mu’awiyah telah memberikan sentuhan yang sangat berarti dengan menggalakkan pemberian tanda baca pada mushaf. Ini dilakukan ketika salah satu Gubernurnya di Basrah yaitu Ziyad bin Samiyah menyaksikan kekeliruan sebagian orang dalam membaca surat at-Taubah ayat 3, yang dapat melahirkan makna yang salah.
Pada masa-masa selanjutnya ketika perkembangan keilmuan dalam peradaban Islam mulai berkembang, pelayanan dan interakri dengan Qur’an oleh para sarjana Muslim telah menghasilkan berbagai ilmu, baik yang ditujukan untuk penjagaan Qur’an seperti: Ilmu Tajwid (untuk menjaga kesalahan dalam membaca), Ilmu Qiroat (membahas variasi bacaan seperti yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw.), Ilmu Rasm (membahas tata cara penulisan huruf), Ilmu Dlobth (membahas tata cara pemberian tanda baca), Ulum al-Qur’an (yang mencakup seluruh kajian tentang al-Qur’an seperti sebab-sebab turunnya wahyu dll.); ataupun yang merupakan hasil dari interaksi mereka dengan al-Qur’an seperti Ilmu Tafsir, ilmu Balaghah (retorika), Fan al-Qoshos al-Qur’aniyah (seni pengkisahan dalam Qur’an); termasuk juga Nahwu (gramatika Arab –yang merujuk kepada al-Qur’an-), atau yang bersifat seni seperti seni baca al-Qur’an dengan dilantunkan juga Kaligrafi.
Walaupun begitu kegiatan penghafalan al-Qur’an tetap berjalan sebagaimana mestinya, bahkan menjadi pelajaran dasar wajib bagi para pelajar khususnya pada abad-abad pertengahan. Tidaklah keterlaluan jika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:
“Umat kita tidaklah sama dengan ahli kitab, yang tidak menghafalkan kitab suci mereka. Bahkan jlkalau seluruh mushhaf ditiadakan maka al-Qur’an tetap tersimpan di dalam hatl umat Muslim “
Kita masih beruntung bahwa saat ini masih dapat menyaksikan kebenaran Janji Allah Saw. Dalam menjaga kitab yang diturunkan melalui Rasulullah Saw. Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (17)
Artinya : Dan telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk dipelajari maka adakah orang yang mempelajari](al-qamar: 17),


H. Al-Qur’an sebagai Mu’jiyat
Menurut bahasa kata “mu’jizah” berasal dari kata “’ajz” (lemah), kebalikan dari kata “qudrah” (kuasa). Pada dasarnya Mu’jiz itu adalah Allah SWT., yang menyebabkan selain-Nya lemah. Pemberi kekuasaan kepada selain-Nya juga adalah Zat Allah SWT., karena Ia sebagai Penguasa mereka. Sebagai bentuk mubalaghah (penegasan) kebenaran berita, mengenai betapa lemahnya orang-orang yang didatangi Rasul untuk menentang mu’jiz tersebut, maka huruf “ta” marbuthah ditambahkan kepada kata “mu’’jiz” sehingga menjadi “mu’jizah “. Bentuk mubalaghah ini juga terjadi, misalnya pada kata, “’allamah”, “nassabah”, dan “rawiyah”.
Menurut para Mutakallimln (teolog), mukjizat ialah muncul¬nya sesuatu hal yang berbeda dengan adat kebiasaan yang terjadi di dunia (dar al-taklif) untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para Nabi.
AI-Quran ialah mukjizat abadi Nabi Muhammad saw., yang dengannya seluruh manusia dan jin ditantang untuk membuat yang serupa dengan Al-Quran tersebut, sebuah atau sepuluh surat yang sama dengan surat yang ada di dalamnya. Alqur’an adalah mukjizat terbesar dan yang paling abadi yang diberikan pada Nabi Besar Muhammad saw. Adalah sangat istimewa, mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah menutup kenabian. Tidaklah mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab yang paling banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu “mukjizat” bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan semua orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam.













BAB III
CARA LIVING AL-QUR’AN
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghidupkan dan mensemarakkan ajaran al-Qur’an yang kita kenal di sepanjang masa. Diantara cara yang bisa dilakukan untuk menghidupkan al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1. Dengan cara membaca al-Qur’an
2. Dengan cara mengajarkannya
3. Dengan cara menulis dan memperindah tulisannya, semisal kaligrafi, pamphlet dan lain-lain.
4. Dengan cara mendirikan madrasah Al-Qur’an
5. Dengan cara memberi penghargaan bagi anak didik yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik.
6. Dengan cara mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun begitu banyak cara yang ada ternyata jarang kita temui anak-anak atau generasi muda sekarang yang mampu mengaplikasikan cara-cara living Qur’an di atas. Seperti penelitian yang kami lakukan di salah satu daerah di Jombang di pusat pesantren tepatnya di Tambakberas Jombang kami temukan hanya sekitar 25 % anak muda yang masih peduli pada al-qur’an, yang masih istiqomah membaca dan menghidupkan al-qur’an. Dari pantauan, penelitian dan pengamatan kami lampirkan pada halaman berikutnya.






BAB IV
DATA DAN HASIL PENELITIAN

1. Nama : Moh. Ali Ridwan
2. N.I.M : 2010.01.0644
3. Jenis Kelamin : Laik-laki
4. Tempat / tanggal lahir : Tuban, 27 November 1987
5. Pendidikan : STAI Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang
6. Sekolah tempat belajar
1) Nama : STAI
2) Alamat Sekolah : Jl. Garuda 09 Tambakberas
3) Kecamatan : Jombang
4) Kabupaten/Kota : Jombang
5) Provinsi : Jawa Timur
6) No. Telpon.Sekolah : 0321-862142
7) Alamat e-mail : yysptbu@gmail.com

8) Web-site : www.staibu.ac.id
7. e-mail : -
8. Mata Pelajaran : Ulum al-Qur’an II

OBYEK PENELITIAN
1. Anak didik, pelajar atau siswa yang ada dinlingkungan tambakberas
2. Santri-santri yang mondok di Pesantren Bahrul Ulum tambakberas Jombang
3. Mahasiswa di lingkungan Tambakberas Jombang


HASIL PENELITIAN
Data Obyek Observasi Prosentasi ( % )
No Nama Alamat Rajin Malas ket
1 Mohammad Nashiruddin Mojokerto 60 40 -
2 Iqbal Ali Wafa Kediri 80 20 -
3 M. Farhan Hidayat Blitar 50 50 -
4 Ma’mun Arifin Cilacap 40 60 -
5 M. Sabilil Farosi Jombang 60 40 -
6 Moh. Afif Al-Ayyubi Sragen 60 40 -
7 M. Fuad Fadillah Lamongan 70 30 -
8 Muhammad Nasrullah Tulungagung 50 50 -
9 Achmad Nur Sholikin Blora 40 60 -
10 Ghiffari Ramadhan Magetan 20 80 -
11 Hanafi Alkuzairi Magetan 20 80 -
12 Moh. Qoid Habibi Magetan 20 80 -
13 Abdillah Muhibuddin Lamongan 70 30 -
14 Moh. Habidin Widianto Gresik 40 60 -
15 M. Damar Pangeling A.S Jakarta 20 80 -
16 Bais Makwa Panulung A.G Jakarta 20 80 -
17 Ubaidillah Ramadani Lamongan 30 70 -
18 Reza Pahlefi Lampung 50 50 -
19 Imam Mahkali Magetan 70 30 -
20 Edi Bahrudin Blora 70 30 -
21 M. Anas Zainul Ibad Jombang 50 50 -
22 Abror Mustofa Magetan 40 60 -
23 Amnan Zulfikar Jombang 20 80 -
24 Ari Sulistiawan Jombang 20 80 -
25 Yoga Septian Jakarta 20 80 -
26 Insani Jombang 20 80 -
27 Ainun Zakiyah Pasuruan 60 40 -
28 Elok Nailil Muna Tulungagung 70 30 -
29 Farikhatul Laila M. Jombang 75 25 -
30 Handan Nuril Jauzul Blora 40 60 -
31 Irna Liwa’ul Jannah Jombang 30 70 -
32 Marjiatun Hujaz Bojonegoro 60 40 -
33 Najim Shofia Mazida Nganjuk 45 55 -
34 Nurul Puji Astuti Solo 65 35 -
35 Nur Rihadatul Aisy Jombang 50 50 -
36 Panca Mey Suryani Blora 60 40 -
37 Siti Nuryati Rahayu Blora 40 60 -
38 Siti Ulfa Nur Luthfiana Blora 60 40 -
39 Sofia Nawang Kinasih Jakarta 30 70 -
40 Ahmad Zulfa Abadi Trenggalek 70 30 -
41 Achmad Murty Firmansyah Mojokerto 65 35 -
42 Imaddudin Muhammad Jombang 65 35 -
43 Moh.Sulton Hakim Magetan 85 15 -
44 Fajrul Falah Magetan 40 60 -
45 Andi Nur Sholeh lampung 40 60 -
46 Arif Hidayanto Blora 45 65 -
47 Mu’ammar Bojonegoro 70 30 -
48 Ma’ruf Blora 30 70 -
49 Maryoto Cilacap 30 70 -
50 M Alamsyah Thohir Semarang 40 60 -
51 Nanang Khosim Tuban 60 40 -
52 Saiful Bahri cirebon 80 20 -
53 Abd Latif Arifuddin Magetan 75 25 -
54 Surya Putra Pratama Magetan 40 60 -
55 Rahmat Fathul Isam Magetan 20 80 -
56 Slamet Widodo Magetan 30 70 -
57 Qomari Agung Pratama Magetan 30 70 -
58 Amir Mahmud Syafi’i Magetan 30 70 -
59 Fajriyah Cilacap 60 40 -
60 Firda Hana Firantia Magetan 60 40 -
61 Fitri Yuandita Jakarta 60 40 -
62 Khusnul Sa’baniyah Magetan 80 20 -
63 Listiana Magetan 70 30 -
64 Rinawati Bojonegoro 60 40 -
65 Rosalia Magetan 60 40 -
66 Selvia Mustikawati Semarang 60 40 -
67 Shinta Koendraswari Bojonegoro 80 20 -
68 Siti Aisyah Blora 80 20 -
69 Siti Dyah Anik Purwati Blora 60 40 -
70 Siti Istiana Turif’ah Blora 65 35 -
71 Siti Sri Mulyani Blora 65 35 -
72 Siti Winarseh Blora 60 40 -
73 Sumarmi Bojonegoro 80 20 -
74 Ajeng Pramitasari Magetan 40 60 -
75 Nurus Sa’adah Jombang 80 20 -
76 Ratna Sulistyowati Magetan 50 50 -
77 Abdul Mujib Bojonegoro 40 60 -
78 Abdul Wachid Mubarok Jombang 50 50 -
79 Abdurrohman Sragen 20 80 -
80 Achmad Gilang Pambudi Magetan 80 20 -
81 Andra Ridho Bukhori Magetan 80 20 -
82 Dwi Murty Syafi'i Mojokerto 80 20 -
83 Hafidz Sasmita Kediri 40 60 -
84 Hamam Nur Choliq Magetan 40 60 -
85 Irsya Agugung Wibowo Blora 40 60 -
86 Khoirul Adib Prasetya Madiun 40 60
87 Miftahul Huda Blora 40 60
88 Moh. Abdul Kafi Blora 40 60
89 Moh. Alfin Nasihin Lamongan 40 60
90 Moh.Wahab Cilacap 80 20
91 Moh.Wahib Cilacap 80 20
92 Nurul Huda Lamongan 85 15
93 Sholihin Muharom Magetan 40 60
94 Sukron Ma’mun Blora 40 60
95 Taufik Atho’urrohman Magetan 80 20
96 M Maghfur Lamongan 60 40
97 Adi Sucipto Tulungagung 30 70
98 Rozi Bojonegoro 50 50
99 Ikhsanul Kholil Magetan 80 20
100 Anton Trenggalek 80 20

BAB V
Living Al-Qur’an Dalam Bidang Kedokteran
A. Pengaruh Bacaan Al-Qur’an Terhadap Organ Tubuh
Ada perhatian yang begitu besar terhadap kekuatan membaca Al-Qur‘an dan yang terlansir di dalam Al-Qur‘an dan pengajaran Rasulullah. Dan sampai beberapa waktu lamanya belum diketahui bagaimana mengetahui dampak Al-Qur’an tersebut kepada manusia. Dan apakah dampak ini berupa dampak biologis ataukah dampak kejiwaan, atakah malah keduanya, biologis dan kejiwaan.
Maka, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, maka diadakanlah sebuah penelitian tentang dampak baacaan Al-Qur’an dalam pengulangan-pengulangan “Akbar” di kota Panama wilayah Florida. Dan tujuan pertama penelitian ini adalah menemukan dampak yang terjadi pada organ tubuh manusia dan melakukan pengukuran jika memungkinkan.
1) Penelitian Pertama
Penelitian ini menggunakan seperangkat peralatan elektronik dengan ditambah komputer untuk mengukur gejala-gejala perubahan fisiologis pada responden selama mereka mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
Penelitian dan pengukuran ini dilakukan terhadap sejumlah kelompok manusia:
• Muslimin yang bisa berbahasa Arab.
• Muslimin yang tidak bisa berbahasa Arab
• Non-Islam yang tidak bisa berbahasa Arab.
Pada semua kelompok responden tersebut dibacakan sepotong ayat Al-Qur’an dalam bahasa Arab dan kemudian dibacakan terjemahnya dalam bahasa Inggris.
Percobaan ini membuktikan adanya pengaruh yang menenangkan hingga mencapai 97 %. Pengaruh tsb bahkan terlihat dalam bentuk perubahan-perubahan fisiologis yang tampak pada berkurangnya tingkat ketegangan syarafsecara spontanitas. Hasil experimen ini telah dilaporkan pada konferensi tahunan ke-17 organisasi kedokteran Islam Amerika Utara di Santa Lusia, Wilayah Mizore Agustus 1984.
2) Penelitian Kedua
Begitu pula ada studi lanjutan untuk mengetahui lebih jauh apakah dampak fisiologis tsb benar-benar disebabkan karena Al-Quran bukan oleh factor-faktor luar seperti suara, nada dan langgam bacaannya atau karena pendengar mengetahui bahwa yang dibacakan adalah bagian dari kitab suci.
Untuk maksud studi ini, digunakan alat ukur stress yang dilengkapi dengan computer dari jenis MEDAL 3002, yaitu alat yang diciptakan dan dikembangkan oleh Pusat Kedokteran Univ.Boston A.S. Alat tsb mengukur reaksi2 yang menunjuk pada ketegangan dengan 2 cara :
• Pemeriksaan psikologis secara langsung melalui computer.
• Pengamatan dan pengukuran perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh.
Untuk percobaan yang kedua ini semua sukarelawan adalah non Muslim dan tidak bisa bahasa Arab.
Percobaan ini dilakukan selama 42 kesempatan, dimana setiap kesempatannya selama 5 kali, sehingga jumlah keseluruhannya 210 percobaan dan dilakukan terhadap 5 orang sukarelawan (3 pria dan 2 wanita) yang umurnya berkisar 17-40 th dan usia pertengahan 22 tahun..
Kedua ratus sepuluh percobaan itu dibagi dalam 3 jenis :
• 85 kali diperdengarkan ayat-ayat Quran yang dibacakan tanpa lagu,
• 85 kali bacaan bahasa Arab bukan Quran tanpa lagu juga,
• 40 kali (sisa yang 210) tidak dibacakan apa-apa, tapi diminta duduk dengan tenang sambil menutup mata.

 Hasil penelitian
a) Hasil penelitian sungguh adan kejutan/shock pada bacaan-bacaan yang diperdengarkan ayat-ayat Quran. Yaitu Ada hasil positif 65 % pada percobaan yang dibacakan ayat Al-Qur‘an. Dan hal ini menunjukkan bahwa energi listrik yang ada pada otot lebih banyak turun pada percobaan ini. Hal ini ditunjukkan dengan dampak ketegangan syaraf yang terbaca pada monitor.
b) Sedangkan hasil penelitian pada bacaan berbahasa Arab (bukan Al-Qur‘an) yang cara membacanya disejajarkan dengan bacaan Al-Qur‘an dalam lirik membacanya, melafadzkannya didepan telinga, hanya berdampak 33 % pada responden.
c) Untuk posisi duduk dan diam serta tidak mendegarkan satu ayat pun, maka responden tidak mengalami perubahan ketegangan apapun.
Pembahasan Hasil Penelitian dan Kesimpulan Sungguh sudah terlihat jelas hasil-hasil awal penelitian tentang dampak Al-Qur‘an pada penelitian terdahulu bahwasanya Al-Qur`an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf. dan mungkin bisa dicatat pengaruh ini sebagai satu hal yang terpisah, sebagaimana pengaruh inipun terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada organ tubuh. dan perubah-perubahan yang terjadi pada kulit karena energi listrik, dan perubahan pada peredaran darah, perubahan detak jantung, voleme darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan.
Dan semua perubahan ini menunjukan bahwasanya ada perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya. Jadi, ditemukan sejumlah kemungkinan yang tak berujung (tidak diketahui sebab dan musababnya) terhadap perubahan fisiologis yang mungkin disebabkan oleh bacaan Al-Qur`an yang didengarkannya.
Oleh karena itu sudah diketahui oleh umum bahwasanya ketegangan-ketegangan saraf akan berpengaruh kepada dis-fungsi organ tubuh yang dimungkinkan terjadi karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antara saraf otak dan otot. Oleh karena itu pada keadaan ini pengaruh Al-Qur`an terhadap ketegangan saraf akan menyebabkan seluruh badannya akan segar kembali, dimana dengan bagusnya stamina tubuh ini akan menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an al-karim
2. Al-Qur’an dan terjemahnya
3. Khudlori, Muhammad. Tarikh at-Tasyri’ al-Islami.
4. Al-Azami, Prof.Dr.M.M. Sejarah Teks Al-Qur’an.
5. An-Najdi, Dr. Abu Zahra’ . Al-Qur’an dan rahsia angka-angka. 1990. Pustaka Hidayah. Bandung.
6. faidlul khobir. Sayyid Alwi bin Sayyid Abbas Al-Maki
7. Muhammad Syafa’at Robani. Al-Maky wa al-Madany.
8. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. D. Marsan. Leonardo, Aditama M. Surya, Zulkarnain Y, Alam G. Surya. Karya Utama . Surabaya
9. Islam Dihujat. Handono. Hj Irena.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar