BULAN
MULIA DZUL QO'DAH
1.
bulan
Dzul-Qo’dah ini juga termasuk dalam bulan-bulan haji, karenanya keutamaan bulan
haji sudah diberikan kepada santri sejak bulan ke-10 dari bulan-bulan tahun
Hijriyah ini.
2.
Bila
para calon jamaah haji di bulan ini sudah mulai berangkat ke tanah suci, ke
kota Nabi Muhammad ; Al-Madinah Al-Munawwaroh atau ke Mekkah, atau bahkan sudah
melakukan umroh,
Keutamaan 10 Awal Bulan Dzulhijjah
·
Bulan Dzulhijjah adalah
salah satu diantara 4 bulan yang dimuliakan dalam islam. Dari Abu Bakroh
radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“Tahun berputar sebagaimana
keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu (terdiri
dari) dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan yang disucikan. Tifa
bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram dan (satu
bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan
Sya’ban. “
·
Dengan hikmakNya Allah
melebihkan zaman atau waktu tertentu untuk beramal shalih. Dimana amalan di
dalamnya dilipatkan. Salah satunya adalah 10 awal di bulan Dzulhijjah. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Demi fajar dan demi malam
yang sepuluh. [Al-Fajr: 1-2]
Allah telah bersumpah dalam ayat
di atas dengan malam yang sepuluh yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
sebagaimana yang disebutkan oleh kebanyakan ulama tafsir.
·
Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh
lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah).
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum bertanya: “Wahai Rasulullah, juga (melebihi
keutamaan) jihad di jalan Allah? Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak juga jihad di jalan Allah kecuali seorang yang keluar (berjihad di jalan
Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikitpun. [2]
Lalu, manakah yang lebih afdhal, sepuluh terakhir
di bulan Ramadhan atau sepuluh awal bulan Dzulhijjah? Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata “Jika dilihat pada malamnya, maka sepuluh terakhir bulan
Ramadhan lebih utama dan jika dilihat waktu siangnya, maka sepuluh awal bulan
Dzulhijjah lebih utama” [3]
Amalan di 10 awal bulan Dzulhijah
1. 1. Haji dan Umrah
Kedua ibadah inilah yang paling utama
dilaksanakan pada hari-hari tersebut. Haji adalah salah satu rukun islam. Allah
Ta’ala berfirman,
وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ
حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah . (Al Imran: 96)
Kedua amalan ini memiliki pahala yang besar,
sebagaimana yang ditunjukkan dalam sebuah hadits, dimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, ”Umrah yang satu ke umrah yang lainnya merupakan
kaffarat (penghapus dosa-dosa) diantara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada
balasan baginya kecuali Syurga” [4].
1. 2. Takbir dan Dzikir
Memperbanyak takbir dan dzikir pada hari-hari
tersebut. Sebagaimana firman Allah ta’ala,
وَيَذْكُرُوا اسْمَ
اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari
yang telah ditentukan (QS. Al Hajj: 28)
Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhuma ketika keduanya keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama
bulan Dzulhijjah mereka berdua bertakbir, maka orang-orang pun ikut berakbir
sebagaimana takbir mereka berdua [5]. Disyariatkan pada hari-hari itu takbir
muthlaq, yaitu pada setiap saat, pada saat siang ataupun malam sampai shalat
Ied. Dan disyari`atkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap
selesai shalat jama’ah fardhu. Bagi selain jama’ah haji dimulai sejak fajar
hari arafah sedang bagi jama’ah haji dimulai dari sejak zhuhur hari raya Qurban
terus berlangsung hingga shalat ashar pada akhir hari tasyriq [6].
1. 3. Puasa
Berpuasa pada hari-hari tersebut atau sebagiannya, terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah). Sebagaiamana terdapat dalam hadits,“Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa ‘Asyuro’ dan (juga berpuasa) sembilan hari di bulan Dzulhijjah serta tiga hari di setiap bulannya”[7]. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,“(Puasa Arafah) menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” [8]
Berpuasa pada hari-hari tersebut atau sebagiannya, terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah). Sebagaiamana terdapat dalam hadits,“Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa ‘Asyuro’ dan (juga berpuasa) sembilan hari di bulan Dzulhijjah serta tiga hari di setiap bulannya”[7]. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,“(Puasa Arafah) menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” [8]
1. 4. Qurban
Memotong hewan qurban (Udhiyah) bagi yang mampu
pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah).
Sebagaiaman firman Allah Shubhaanahu wa ta’ala ,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ
Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah
(QS. Al Kautsar : 2)
Berkata sebahagian ahli tafsir yang dimaksud
dengan berqurban dalam ayat ini adalah menyembelih udhiyah (hewan kurban) yang
dilakukan sesudah shalat ‘Ied [9]. Untuk itu bagi yang mampu berkurban maka
hendaknya berkurban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من كان له سعةُ و لم
يُضَحِّ فلا يَقربنَّ مُصلا نا
Barangsiapa memiliki keleluasaan (rezeki) lalu
dia tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat kita.”[10]
Bagi orang yang berniat untuk berqurban hendaknya
tidak memotong rambut dan kukunya sampai dia berqurban, diriwayatkan dari Umu
Salamah, Rasulullah bersabda,“Jika kalian telah melihat awal bulan Dzulhijjah
dan salah seorang diantara kalian berniat untuk menyembelih hewan qurban maka
hendaknya dia menahan rambut dan kukunya”. [11]
1. 5. Sholat Ied
Melaksanakan shalat `Idul Adha dan mendengarkan
khutbahnya. Setiap muslim hendaknya tahu akan hikmah disyariatkannya hari raya
ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. 10 Dzulhijjah merupakan
hari yang paling agung di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah :
أَعْظَمُ الْأَيَّامِ
عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ اْلقِرِّ.
Seutama-utama hari di sisi Allah ialah hari Iedul
`adh-ha kemudian hari berikutnya [12].
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi
hari-hari ini dengan penuh semangat untuk melakukan ketaatan, dzikir dan syukur
kepada Allah. Melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan dan
memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini dan berusaha mendapat ridha-Nya.
Semoga bermanfaat, Sholawat dan salam semoga
tercurah kepada Rosulullah serta keluarga dan sahabatnya.
Selesai ditulis di Riyadh, di ambang pintu
Dzulhijjah, 29 Dzulqa’dah 1431 H (6 Nov 2010). Direvisi 28 Dzulqa’dah 1432 (26
Oktober 2011).
Abu Zakariya Sutrisno
Artikel: www.ukhuwahislamiah.com /
www.thaybah.or.id
Notes:
[1]. HR. Bukhari (3197) dan Muslim (1679)
[2]. HR Bukhari (926)
[3]. Lihat Zaadul Ma’ad (1/57)
[4]. HR. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’I, dan Ibnu Majah. Lihat Shahiihut Targhiib (1096)
[5]. HR. Bukhari
[6]. Lihat “Keutamaan Sepuluh Hari Dzulhijjah dan
Amalan-Amalan yang Disyari’atkan” oleh Syaikh Abdullah Jibrin rahimahullah.
[7]. HR. Abu Dawud (2437), lihat Shahih Sunan Abi
Dawud (2/78)
[8]. HR. Muslim (1162)
[9]. Lihat Tafsir Ibnu Katsir (4:505) dan Al
Mughni (13:360)
[10]. HR. Ahmad (1/321), Ibnu Majah (3213),
sanadnya hasan
[11]. HR. Muslim
[12]. HR. Abu Daud (II/369)(1756) dan dishahihkan
oleh al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ (1064)
0 komentar:
Posting Komentar