KEUTAMAAN BULAN RAJAB
1)
Bulan Rajab dan
Keutamaannya
·
Bulan Rajab adalah salah satu bulan mulia, yang
telah Allah Ta’ala sebutkan sebagai asyhurul hurum (bulan-bulan haram).
Maksudnya, saat itu manusia dilarang (diharamkan) untuk berperang, kecuali
dalam keadaan membela diri dan terdesak. [1]
Allah Ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah , dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram …” (QS. Al Maidah (95): 2)
·
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
السنة اثنا عشر
شهراً، منها أربعةٌ حرمٌ: ثلاثٌ متوالياتٌ ذو القعدة، وذو الحجة والمحرم، ورجب مضر
الذي بين جمادى وشعبان”.
“Setahun ada 12
bulan, di antaranya terdapat 4 bulan haram: tiga yang awal adalah Dzul Qa’dah,
Dzul Hijjah, dan Muharam. Sedangkan Rajab yang penuh kemuliaan antara dua
jumadil dan sya’ban.” (HR. Bukhari No. 3025)
·
Dinamakan Rajab karena itu adalah bulan untuk
yarjubu, yakni Ya’zhumu (mengagungkan), sebagaimana dikatakan Al Ashmu’i, Al
Mufadhdhal, dan Al Farra’. (Imam Ibnu Rajab, Lathaif Al Ma’arif, Hal. 117.
Mawqi’ Ruh Al Islam)
·
Banyak manusia meyakini bulan Rajab sebagai
bulan untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat, puasa, dan menyembelih hewan
untuk disedekahkan. Tetapi, kebiasaan ini nampaknya tidak didukung oleh sumber
yang shahih. Para ulama hadits telah melakukan penelitian mendalam, bahwa tidak
satu pun riwayat shahih yang menyebutkan keutamaan shalat khusus, puasa, dan
ibadah lainnya pada bulan Rajab, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnu
Hajar Al ‘Asqalani dan Syaikh Yusuf Al Qaradhawi. Benar, bulan
Rajab adalah bulan yang agung dan mulia, tetapi kita tidak mendapatkan hadits
shahih tentang rincian amalan khusus pada bulan Rajab. Wallahu A’lam
·
“Sesungguhnya di surga ada sungai bernama
Rajab, airnya lebih putih dari susu dan rasanya lebih manis dari madu.
Barangsiapa yang berpuasa Rajab satu hari saja, maka Allah akan memberikannya
minum dari sungai itu.” (Status hadits: BATIL. Lihat As Silsilah Adh Dhaifah
No. 1898)
·
“ Ada lima malam yang doa tidak akan ditolak:
awal malam pada bulan Rajab, malam nishfu sya’ban, malam Jumat, malam idul
fitri, dan malam hari raya qurban.” (Status hadits: Maudhu’ (palsu). As
Silsilah Adh Dhaifah No. 1452)
·
“Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah
bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.” (Status hadits: Dhaif (lemah).
Lihat As Silsilah Adh Dhaifah No. 4400)
·
“Dinamakan Rajab karena di dalamnya banyak
kebaikan yang diagungkan (yatarajjaba) bagi Sya’ban dan Ramadhan.”
(Status hadits: Maudhu’ (palsu). As Silsilah Adh Dhaifah No. 3708)
AMALAN-AMALAH BULAN ROJAB :
ü Shalat raghaib
(12 rakaat) pada hari kamis ba’da maghrib di bulan Rajab (Ini ada dalam kitab
Ihya Ulumuddin-nya Imam Al Ghazali.
ü Melakukan
puasa, sedekah, memotong hewan untuk sedekah, dan amal shalih lainnya adalah
perbuatan mulia, kapan pun dilaksanakannya termasuk bulan Rajab (kecuali puasa
pada hari-hari terlarang puasa).
ü Puasa senin
kamis dan ayyamul bidh (tanggal 13,14,15 bulan hijriah), sebab ini semua
memiliki perintah secara umum dalam syariat.
ü Sementara itu,
mengkhususkan menyembelih hewan (istilahnya Al ‘Atirah) pada bulan Rajab, telah
terjadi perbedaan pendapat di dalam Islam. Imam Ibnu Sirin mengatakan itu
sunah, dan ini juga pendapat penduduk Bashrah, juga Imam Ahmad bin Hambal
sebagaimana yang dikutip oleh Hambal. Tetapi mayoritas ulama mengatakan bahwa
hal itu adalah kebiasaan jahiliyah yang telah dihapuskan oleh Islam. Sebab
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits shahih: “Tidak
ada Al Fara’ dan Al ‘Atirah.” (Imam Ibnu Rajab, Lathaif Al Ma’arif Hal. 117)
Benarkah Isra Mi’raj Terjadi Tanggal 27 Rajab?
ü Tidak ada
kesepakatan para ulama hadits dan para sejarawan muslim tentang kapan peristiwa
ini terjadi, ada yang menyebutnya Rajab, dikatakan Rabiul Akhir, dan dikatakan
pula Ramadhan atau Syawal. (Imam Ibnu Hajar, Fathul Bari, 7/242-243)
ü Imam Ibnu Rajab
Al Hambali mengatakan, bahwa banyak ulama yang melemahkan pendapat bahwa
peristiwa Isra terjadi pada bulan Rajab, sedangkan Ibrahim Al Harbi dan lainnya
mengatakan itu terjadi pada Rabi’ul Awal. (Ibid Hal. 95).
ü “Telah diriwayatkan bahwa pada bulan Rajab
banyak terjadi peristiwa agung dan itu tidak ada yang shahih satu pun.
Diriwayatkan bahwa :
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilahirkan pada
awal malam bulan itu
Dia diutus pada malam 27-nya,
Diriwayatkan pula dengan sanad yang tidak
shahih dari Al Qasim bin Muhammad bahwa peristiwa Isra-nya Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam terjadi pada malam ke-27 Rajab, dan ini diingkari oleh
Ibrahim Al Harbi dan lainnya.” (Lathaif Al Ma’arif Hal. 121. Mawqi’ Ruh Al
Islam)
ü Sementara, Imam
Ibnu Hajar mengutip dari Ibnu Dihyah, bahwa: “Hal itu adalah dusta.” (Tabyinul
‘Ajab hal. 6).
ü Imam Ibnu
Taimiyah juga menyatakan peristiwa Isra’ Mi’raj tidak diketahui secara pasti,
baik tanggal, bulan, dan semua riwayat tentang ini terputus dan berbeda-beda.
0 komentar:
Posting Komentar