KATA PENGANTAR بسم الله الرحمن الر حيم الحمد لله حمدا يوافي نعمه بمنه وإفضاله , ويدافع نقمه بعزه وجلاله , ويكافئ مزيده بحسن فعاله , والصلاة والسلام على سيدنا محمد وآله وصحبه وتابعيه في أقواله وأفعاله , ما دام المولى يتفضل على عبيده بنواله.(أما بعد ) : Alhamdulillahi robbil ‘alamin segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rohmat, hidayah dan inayahNya pada kita semua sehingga sampai saat ini kita semua masih dalam keadaan sehat kuat. Sholawat dan salam semoga tetap terhaturkan pada junjungan kita nabi agung, penebar rohmat dan penyebar benih kesucian cinta Yaitu Nabi Muhammad SAW. Pun kepada keluarga, para sahabat, tabi’in dan semua kaum muslimin muslimat. Alhamdulillahirobbil ‘alamin penulis bisa menyelesikan penulisan makalah yang berjudul “PEMAHAMAN OBYEKTIF KONTRUKSI SOSIAL DAN KEPEMIMPINAN PADA MASA KHULAFAURROSYIDIN “ ini tentunya berbekal pada keyakinan dan kemantapan dan yang terpenting taufiq , hidayah dan ma’unah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini. Baik dari segi bahasa, terjemah atau uslub-uslub yang ada. Maka dari itu penulis sangat berharap saran,masukan serta bimbingan dari para pembaca untuk menyumbangkan idenya, partisipasinya dan pikiran-pikirannya Akhirnya kami hanya mohon pada Allah SWT semoga makalah ini memberi manfa’at pada kita semua dan khususnya pada semua Mahasiswa STAI BU tambakberas Jombang. Sehingga dapat mengantar dan mengkader jiwa-jiwa pemuda yang bermanfa’at,berguna bagi masyarakat bangsa dan Negara. Aamiin ya Robbal “alamin. Jombang, 22 April 2012 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul i Kata Pengantar I Daftar Isi II BAB I PENDAHULUAN III BAB II PEMBAHASAN PEMAHAMAN OBYEKTIF KONTRUKSI SOSIAL DAN KEPE-MIMPINAN PADA MASA KHULAFAURROSYIDIN 4 A. Latar belakang Kehidupan Ibnu Rusyd serta pemikiran dan Filsafatnya 4 1) Abu Bakar As-Shiddiq 4 2) Umar Ibn Khottob 6 3) Utsman Ibn Affan 7 4) Ali Ibn Ai Tholib 9 B. Prestasi Khulafaurrosyidin 10 a) Abu Bakar As-Shiddiq 11 b) Umar Ibn Khottob 11 c) Utsman Ibn Affan 11 d) Ali Ibn Ai Tholib 11 C. Kilas Balik Kepemimpinan Khulafaurosyidin 12 a) Abu Bakar As-Shiddiq 12 b) Umar Ibn Khottob 12 c) Utsman Ibn Affan 13 d) Ali Ibn Ai Tholib 13 Daftar Pustaka BAB I PENDAHULUAN Khalifah Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab: الخلفاء الراشدون) atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan Nabi Muhammad setelah ia wafat. Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Muhammad yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan Muhammad. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun penganut paham Syi'ah meyakini bahwa Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4 bahwa Muhammad menginginkan keturunannyalah yang akan meneruskan kepemimpinannya atas umat Islam, mereka merujuk kepada salah satu Hadits Ghadir Khum. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Dalam sejarah Islam, sempat orang pengganti nabi yang pertama adalah para pemimpin yang adil dan benar. Mereka menyelematkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari nabi bagi kemajuan Islam dan umatnya. Karena itu gelar “yang mendapat bimbingan di jalan lurus” (Al-Khulafa Ar-Rasyidin) diberikan kepada mereka yaitu: BAB II PEMBAHASAN PEMAHAMAN OBYEKTIF KONTRUKSI SOSIAL DAN KEPEMIMPINAN PADA MASA KHULAFAURROSYIDIN A. Khulafaurrosyidin 1) Abu Bakar As-Shidiq (11-13 M/632-634 M) a. Latar Belakang Kehidupan Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa at-Tamimi. Di zaman praislam bernama Abdulll Ka’bah, kemudian diganti oleh nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang utama. Julukannya ialah Abu Bakar (bapak pemuji) karena dari pagi-pagi betul (orang yang paling awal) memeluk Islam. gelarnya as-Shidiq di perolehnya karena ia dengan segera membenarkan nabi dalam berbagai peristiwa, terutama isra’ mi’raj. Nabi seringkali menunjuknya untuk mendampinginya di saat-saat penting atau jika berhalangan, rasul mempercayainya sebagai pengganti untuk menangani tugas-ttgas keagamaan dan atau mengurusi perosalan-persoalan di Madinah. b. Kepemimpinan Abu Bakar dan problematikanya Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Masa sesingkat itu ia habiskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah nabi wafat. Karena sikap keras kepala dan penentang mereka dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan in dengan cara perang Riddah (perang melawan kemudharatan) Khalid Ibn al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam perang Riddah ini. Riddah berarti murtad, beralih agama dari Islam ke kepercayaan semula, secara politis merupakan pembangkang (Distorition) terhadap lembaga khalifah. Oleh karena itu, khalifah dengan tegas melancarkan operasi pembersihan terhadap mereka. Mula-mula hal itu dimaskudkan sebagai tekanan untuk mengajak mereka kembali kejalan yang benar, kemudian tindakan kebersihan juga dilakukan untuk menumpas nabi-nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar zakat. Penumpasan terhadap orang-orang murtad dan para pembangkang tersebut terutama setelah mendapat dukungan dari suku Qutafan yang kuat ternyata banyak menyita konsentrasi, khalifah baik secara moral maupun politik. Situasi keamanan negara Madinah menjadi kacau, sehingga banyak sahabat, tidak terkecuali Umar yang dikenal keras, menganjurkan bahwa dalam keadaan yang begitu kritis lelah baik kalau mengikuti kebijakan yang lunak. Terhadap ini khalifah menjawab dengan marah. c. Kontribusi Kepemimpinan Abu Bakar Selama peperangan Riddah, banyak dari (penghafal Al-Qur’an) yang tewas. Karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu “kumpulan” Al-Qur’an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid ibn Tsabit. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk salah satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar. Sesudah memulihkan ketertiban di dalam negeri. Abu Bakar lalu mengalihkan perhatiannya untuk memperkuat perbatasan dengan Persia dan Byzantium, yang akhirnya menjurus kepada serangkaian peperangan kedua kekaisaran itu. Tentara Islam dibawah pimpinan Musanna dan Khalid ibn Wali dikirim ke Irak dan menaklukkan Hirah; sedangkan ke Suriah, Abu Bakar mengutus empat panglima, yaitu Abu Ubaidah, Yazid Ibn Abi Sufyah, Amr Ibn As dan Syutahbil. Ekspedisi ke Suriah ini memang sangat besar artinya dalam konstalasi politik umat Islam, karena daerah protektorat itu merupakan front terdepan wilayah kekuasaan Islam dengan Ramawi timur. Faktor penting lainnya dari pengiriman pasukan besar-besaran ke Suriah ini sekaligus dimpimpin oleh empat panglima adalah karena umat Islam memandang suriah sebagai bagian integral dari semenanjung Arab. 2) Umar Ibn Khattab (13-23 H/633-644 M) a. Latar Belakang Keluarga Ia bernama Umar Ibn Khattab ibn Nufail keturunan Abdul ‘Uzza Alquraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang muka, ia dilahirkan di Mekkah empat tahun sebelum kelahiran nabi saw. dia adalah seorang yang berbudi luhur, fasih dan adil serta pemberani ia ikut memelihara ternak ayahnya, dan berdagang hingga ke Syria ia juga dipercaya oleh suku bangsanya, Quraisy untuk berunding dan mewakilinya bila ada persoalan dengan suku-suku lain. Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian dan menjadi salah satu sahabat terdekat nabi saw. ia berkorban untuk melindungi nabi saw. dan agma silam. Dan ikut berperang dalam peperangan yang besar dimasa rasul saw. serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi mengenai hal-hal penting. Ia dapat memecahkan masalah yang rumit tentang siapa yang berhak mengganti Rasulullah dalam memimpin umat setelah wafatnya Rasulullah saw sebelum Abu Bakar meninggal dunia ia telah menunjuk Umar Ibn Khattab menjadi penerusnya. Dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadi perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam. kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera membaiat Umar. Umar menyebut dirinya khalifah khalifati Rasulullah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al- Mu’min (Komandan daerah kekuasaan). b. Kepemimpinan Umar Ibn Khottob Dan Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam Dizaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, Ibu kota Syria, Damaskus, jaruh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Byazantium kalah dipertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi negara dengan mencontoh adminstrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi; Mekkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Pada masanya mulai diatur dan ditertibtkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun Hijriah. Khalifah Umar juga meletakkan prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya dengan membangun jaringan pemerintahan sipil yang paripurna- kekuasaan Umar membangun jaringan pemerintahan sipil yang paripurna. Kekuasaan Umar menjamin hak yang sama bagi setiap warga negara. Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan peraturan-peraturan baru dua juga memperbaiki dan mengkaji ulang terhadap kebijaksanaan yang telah ada jika itu diperlukan oleh panggilan zaman demi tercapainya kemaslahatan umat Islam. Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak Persia bernama Feror atau Abu Lu’lah. Untuk menentukan penggantinya. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah, enam orang tersebut adalah Utsman, ah-talhah, Zubair, Sa’ad ibn Ali Waqas dan Aburrahman ibn Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali bin Abi Thalib. 3) Utsman Ibn Affan (23-36 H/644-656 M) a. Latar Belakang Keluarga Nama lengkapnya ialah Utsman Ibn Affan Ibn Abdil As Ibn Umaiyah dari Puak Quraisy. Ia memeluk Islam lantaran ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat nabi saw ia sangat kaya dan menjadi salah seorang sahabat dekat nabi ia sangat kaya tetapi berlaku sederhana dan sebagian besar kekayaannya digunakan untuk kejayaan Islam. ia mendapat julukan zul nurain, karena mengawini putri kedua putri nabi saw ia juga merasakan penderitaan yang disebabkan oleh tekanan kaum Quraisy terhadap muslimin di Mekkah, dan ikut hijrah ke Abesinia beserta isinya ia menyumbang 950 ekor dan 50 bagol serta 1000 dirham dalam ekspedisi untuk melawn Byzantium diperbatasan Palestina. Ia juga membeli mata air orang-orang Romawi yang terkenal dengan harga 20.000 dirham untuk diwakafkan bagi kepentingan umat Islam, dan pernah meriwayatkan hadits kurang lebih 150 hadits. b. Kepemimpinan Utsman bin Affan Masa pemerintahan beliau adalah yang terpanjang dari semua khalifah di zaman khulafaurasyidin, yaitu 12 tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaannya menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Para pencatat sejarah membagi zaman pemerintahannya Ustman menjadi dua periode, ialah 6 tahun pertama merupakan masa pemerintahan yang baik, dan 6 tahun terakhir merupakan masa pemerintahan yang buruk. Selama paruh pertama masa pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam. daerah-daerah startegis yang sudah dikuasai Islam seperti mesir dan Irak terus dilindungi dan dikembangkan dengan melakukan serangakaian ekspedisi militer yang terencakan secara cermat dan simultan disemua front. Karya besar Utsman lainnya dipersembahkan kepada umat Islam ialah susunan kitab suci Al-Qur’an. Penyusunan Al-Qur’an dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan perbedaan serius dalam bacaan Al-Qur’an. Ketua dewan penyusunan Al-Qur’an ialah Zaid bin Tsabit, yang mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an antara lain ialah dari Hafsah, salah seorang isteri nabi saw kemudian dewan itu membuat beberapa salinan naskah Al-Qur’an untuk dikirimkan ke wilayah-wilayah Gubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya. Pada paroh terakhir masa kekuasaanya, khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan dan pembangkangan dalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabiat khalifah dan beberapa kebijaksanaan pemerintahannya. Kelemahan dan nepotisme telah membawa khalifah ke puncak kebencian rakyat, yang pada beberapa waktu kemudian meletus pertikaiaan yang mengerikan dikalangan umat Islam. Situasi politik diakhir masa pemerintahan Utsman semakin mencekam. Bahkan pun usaha-usaha yang bertujuan baik dan mempunyai alasan kuat untuk kemaslahatan umat disalah fahami dan melahirkan perlawanan dan masyarakat. Lawan-lawannya menuduh bahwa Utsman sama sekali tidak mempunyai otoritas untuk menetapkan ddisi Al-Qur’an yang dibukukan itu. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Utsman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid nabi Madinah. 4) Ali Bin Abi Thalib (34-41 H/656-661 M) Ali adalah putra Abi Thalib. Ia adalah sepupu nabi saw yang telah ikut bersamanya. Sejak bahaya kelaparan mengancam kota Makkah, demi untuk keluarga pamannya yang mempunyai banyak putra, Abbas, paman nabi yang lain membantu Abu Thalib dengan memelihara Ja’far, anak Abu Thalib yang lain, ia telah masuk Islam dalam waktu yang masih berada pada umur sangat muda. ketika nabi menerima wahyu yang pertama, menurut Hassan, Ali, berumur 13 tahun, atau 9 tahun menurut Mahmudunasir. Ia menemani nabi dalam perjuangan menegakkan Islam baik di Mekkah maupun di Madinah. Dan ia diambiil menantu oleh nabi saw karena kesibukannya merawat dan memakamkan jenazah Rasulullah saw ia tidak berkesempatan membaiat Abu Bakar sebagai khalifah, tetapi ia beru membaiatnya setelah Fatimah wafat. Beberapa hari setelah pembunuhan Utsman, stabilitas keamanan kota Madinah menjadi rawan. Gafiqy ibn Harb memegang keamanan ibu kota Islam itu selama kira-kira Lima hari sampai terpilihnya khalifah yang baru. Kemudian Ali juga segera menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi rakyat. Umar Ibn Hanif diangkat menjadi penguasa Basrah menggantikan Ibnu Amir, Dais dikirim ke Mesir untuk menggantikan gubernur negeri itu yang dijabat oleh Abdullah. Gubernur Syria, Muawiah juga diminta meletakkan jabatan, tetapi ia menolak perintah Ali, bahkan ia tidak mengakui kekhalifahannya. Oposisi terhadap khalifah secara terang-terangan dimulai oleh Aisyah Ialhah dan Zubair. Sehubungan dengan penentangan terhadap Ali. Mereka sepakat menuntut khalifah segera menghukum para pembunuh Ustman. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Talha dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyeleasikan perkara itu secara damai, namun ajakan itu ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Yang diknal dengan nama “perang jamal” (unta) karena Aisyah pada waktu itu menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan lawnnya. Zubair dan Talhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah di kembalikan ke Madinah Kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu’awiyah yang di dukung oleh sejumlah bekas jajahan tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Memaksa khalifah Ali untuk bertindak. Pertempuran terjadi di kota tua Siffin dekat sungai Euphrat pada tahun 37 H. perang ini diakhiri dengan Tahkim (arbitrase), tetapi Tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ke tiga, al khawarij. Orang-orang yang keluar dari barisan Ali akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik yaitu mu’awiyah, syiah (pengikut) Ali, semakin lemah sementara posisi mu’awiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H. (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij. Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata lemah, sementara muawiyah ini menyebabkan mu’awiyah menjadi penguasa absolut dalam Islam, tahun 41 H. (66 M) di kenal dalam sejarah sebagai tahun am jam’ah. B. Prestasi Khulafaurrasidin Khulafaurrasyidin memiliki pengertian orang-orang yang terpilih dan mendapat petunjuk menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat tetapi bukan sebagai nabi atau pun rasul. Khulafaurrasyidin berasal dari kata khalifah yang artinya pengganti dan Ar rasidin yang artinya orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Pedoman yang dijadikan pegangan untuk memimpin islam adalah Al-Quran dan Sunah Al-Hadist. Setelah kekhalifahan khulafaur rasyidin berakhir maka sistem khalifah diganti sistem kerajaan islam oleh bani ummayah. Khulafaur Rasyidin memiliki empat / 4 khalifah, yaitu : a) Abu Bakar Siddik Masa Pemerintahan : 11 - 13 Hijriah / 632 - 634 Masehi Abu bakar sidik adalah orang yang pertama kali memeluk islam di luar keluarga / rumah tangga Rasulullah. Prestasi Abu bakar sidik : a. Memperluas daerah islam b. Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat c. Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi d. Mengumpulkan ayat-ayat suci alquran yang disalin menjadi mushaf b) Umar Bin Khattab Masa Pemerintahan : 13 - 23 H / 634 - 644 M Termasuk orang yang pertama masuk islam / Assabiquunal Awwaluun Meninggal dibunuh Abu Luk-luk dan Persia dan Yahudi Prestasi Umar bin Khatab a. Perluasan daerah kekuasaan islam b. Membangun pemerintahan islam c. Mengumpulkan tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur'an yang tersebar c) Utsman bin Affan Masa Pemerintahan : 23 - 35 H / 644 - 656 M Julukan : Dzunnurain Walhijratain = Memiliki dua cahaya dan dua kali hijrah ke Habsy dan Madinah. Prestasi Usman bin Afan : a. Memperluas daerah kekuasaan islam b. Membangun angkatan laut c. Penulisan ayat-ayat suci Al-Quran d) Ali bin Abi Thalib Masa Pemerintahan : 36 - 41 H / 656 - 661 M Sebutan lainnya adalah Sayyidina Ali Saudara Sepupu Nabi Muhammad SAW Prestasi Ali bin Abi Tholib : • Membasmi pembangkang kekhalifahan C. Kilas Balik Kepemimpinan Khulafaurrasyidin 1) Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq a. Musyawarah Apabila terjadi suatu perkara Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq mencari hukumnya dalam kitab Allah, bila tidak memperolehnya, ia mempelajari bagaimana Rosulullah SAW bertindak dalam perkara seperti ini. Dan bila ia tidak menemukannya, ia mengajak tokoh-tokoh yang terbaik untuk bermusyawarah. b. Sikap Tegas Bersikap tegas dalam menghadapi orang-orang yang murtad, orang-orang yang mengaku sebagai nabi dan orang-orang yang tidak membayar zakat. c. Terbuka untuk kritik Hal ini dapat terlihat sebagaimana dalam khutbah pertama setelah beliau dibaiat menjadi khalifah “Apabila aku berbuat baik, bantulah aku; tapi apabila aku berbuat buruk, maka luruskanlah jalanku”. 2) Khalifah Umar bin Khattab a. Dekat dan memerhatikan dengan seksama kondisi kehidupan umat. Menjadi kebiasaannya keluar di malam hari hanya untuk mengetahui persis keadaan umat. Khalifah Umar sering berkeliling tanpa diketahui orang untuk me¬ngetahui kehidupan rakyat terutama mereka yang hidup sengsara. Dengan pundaknya sendiri ia memikul gandum yang hendak di¬berikan sebagai bantuan kepada seorang janda yang sedang dita¬ngisi oleh anak-anaknya yang kelaparan. Ketika mengetahui keadaan si ibu dan anak yang sudah kelaparan, Khalifah Umar merasa bahwa kelaparan yang dialami oleh keluarga miskin tersebut adalah disebabkan karena kelalaiannya dan ketidakmampuannya memberikan keadilan terhadap semua lapisan masyarakat, oleh karena itu, langkah pertama yang beliau lakukan adalah menyelesaikan masalah yang dialami oleh sang ibu dengan memberikan makanan kepadanya. Kualitas kepemimpinan Umar bin Khatthab adalah cermin dari kualitas pemimpin umat yang bijak, arif, dan adil. Beliau ikut merasakan penderitaan rakyatnya. b. Memiliki jiwa yang besar dalam menerima kritikan dari rakyat yang dipimpinnya. Keikhlasan menerima kritikan adalah sebuah sikap yang sangat sulit untuk diwtjudkan terlepas dari posisi sosialnya. Pernah pada suatu peristiwa Salman al Farisi membuat perhitungan dengan Khalifah Umar bin Khattab di hadapan orang banyak, yaitu ketika ia melihat Umar mengenakan baju yang bahannya terdiri atas dua kali lipat yang menjadi bagian satu orang rakyat biasa dari bahan yang sama. Maka, Umar meminta kepada putranya, Abdullah agar menjelaskan hal itu. Abdullah langsung bersaksi bahwa ia telah memberikan bagiannya itu kepada ayahandanya. 3) Khalifah Utsman bin Affan a. Khalifah Utsman bin Affan terkenal dermawan. Sifat-sifat kedermawanan yang dimiliki Utsman sebelum menjadi khalifah masih terbawa ketika dia menjadi khalifah. b. Khalifah Utsman bin Affan bertindak profesional dalam mengangkat wali-wali negeri untuk memperkuat wilayah kekuasaannya melalui personal yang telah jelas dikenal baik karakteristiknya, hal ini mengingat wilayah kekhilafahan pada masa Khalifah Utsman bin Affan semakin luas. Demikian juga tanggungjawab dakwah dimasing-masing wilayah tersebut. 4) Khalifah Ali bin Abi Thalib Khalifah Ali bin Abi Thalib terkenal berani dan tegas dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya menegakkan keadilan, menjalankan undang-undang Allah SWT, dan menindak segala macam kezaliman dan kejahatan. Sehingga sesudah ia dibai’ah menjadi khalifah, dikeluarkannya dua ketetapan: a. Memecat kepala-kepala daerah yang diangkat Khalifah Utsman dan mengangkat pengganti pilihannya sendiri b. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan khalifah Utsman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tiada beralasan diambil Ali kembali. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga seorang yang memiliki kecakapan dalam ilmu pengetahuan, bidang militer dan strategi perang. Reproduksi Sejarah Meneladani artinya mengambil atau mencontoh perbuatan, kelakuan, dan sifat yang baik yang terdapat pada diri seseorang. Gaya kepemimpinan artinya cara memimpin. Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin artinya mangambil atau mencontoh cara-cara memimpin yang baik yang pernah dilakukan Khulafaurrasyidin dalam memimpin rakyatnya Setiap gerak gerik dan tingkah laku Khulafaurrasyidin sudah seharusnya menjadi tauladan bagi kita umat Islam. Dan akan sangat menarik apabila kualitas karakter kepemimpinan Khulafaurrasyidin ini bisa kita transfer kepada pemimpin kita yang barada di bumi Indonesia ini. Gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin yang tegas namun penuh dengan kasih sayang, rasa tanggungjawab yang besar, terbuka untuk kritik adalah mutiara yang patut kita ambil hikmah. Rasa tanggungjawab ini adalah sebuah sikap yang sangat perlu dimiliki oleh pemimpin kita di Indonesia dalam usaha mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan masyarakat. Bupati misalnya, harus bertanggung jawab terhadap terbebasnya kemiskinan dan kebodohan di wilayahnya, Begitu juga dengan Wali Kota, bertanggung jawab terhadap masyarakat yang dipimpinnya. Gubernur, sebagai pemegang tampuk kepemimpinan tertinggi di wilayah propinsi harus bertanggung jawab terhadap apa yang dialami oleh rakyatnya. Para pamimpin kita dalam melakukan perubahan dan perbaikan ekonomi, membenahi pendidikan dan sektor lainnya harus dilakukan sesegera mungkin sehingga masalah tidak semakin menumpuk. Pemimpin di Indonesia perlu bahu-membahu dengan berbagai pihak untuk memberikan solusi aktif dalam menyelesaikan masalah apapun ketika bermunculan kepermukaan. Hal selanjutnya yang perlu sama-sama kita perhatikan adalah, bersedikah kita termasuk para pemimpin kita sekarang ini, baik yang berlevel gubernur, wali kota, bupati dan pemimpin di bidang lainnya rela menerima kritikan dari bawahannya? Mampukah para pemimpin kita tersebut mengambil pelajaran dari kritikan yang mereka terima? Kritikan itu ibarat pil pahit, yang memang rasanya terasa amat pahit, namun bisa menyembuhkan, kritikan juga bisa kita misalkan sebuah rem di kendaraan, dimana rem tersebut akan mampu menyelamatkan sopir dari kecelakaan. Oleh karena itu hendaklah pemimpin kita di Indonesia ini ikhlas menerima kritikan dalam bentuk apapun sehingga kritikan tersebut bisa menjadi koreksi dan acuan bagi pemimpin dan akhirnya mampu meningkatkan kinerjanya. Memecat gubernur yang diangkat khalifah sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-peradaban-islam-khulafaurrosyidin.html http://id.shvoong.com/books/classic-literature/1860973-sejarah-peradaban-islam/ AFT Azizi Chasbullah. 2008. Aliran-aliran Teologi Islam. Kaisar : Kediri Khudlori Syeh. Tareh Tasyre’ . Al-Hidayah : Surabaya Al-Khoyyat Muhyiddin. Sejarah Kebangkitan Islam. 1994. Hidayah : Surabaya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar