PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR DALAM PENDIDIKAN
Manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang harus terpenuhi, menurut Abraham H.Maslow kebutuhan tersebut terbagi atas lima tingkatan :
1) Kebutuhan fisiologis (pangan, sandang dan papan),
2) Kebutuhan rasa aman ( terhindar dari rasa takut akan gangguan keamanan),
3) Kebutuhan sosial (bermasyarakat),
4) Kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan
5) Kebutuhan mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.
Dalam pendidikan Pendidik dan pengajar sebagai manusia yang diharapkan sebagai ujung tombak meningkatkan mutu berhasrat mengangkat harkat dan martabatnya. Jasanya yang besar dalam dunia pendidikan pantas untuk mendapatkan penghargaan intrinsik dan ekstrinsik agar tidak termarjinalkan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam hal ini Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. [1]
Menurut Imam Sutari bahwa perbuatan mendidik dan didik memuat faktor – faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, beberapa diantara nya adalah :
· Tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
· Adanya subjek manusia (pendidik dan anak didik yang melakukan pendidikan)
· Hidup bersama dalam lingkungan tertentu.
· Yang memungkin kan alat–alat tertentu untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
1) FAKTOR PENDIDIK
Pendidik atau guru adalah orang tua kedua bagi anak didiknya. Mau tidak mau para pendidik juga berperan besar mewarnai seorang anak. Anak laksana kertas putih yang secara fithroh bersih, suci dan orang tua serta guru-lah yang berperan besar untuk mewarnai anak menjadi merah, hijau, kuning, atau perpaduan warna lainnya. Hal tersebut membuat pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, yang tidak dapat diremehkan dan dipandang sebelah mata. Bagi pendidik yang ikhlas dan menjadikan tugas tersebut sebagai ladang amal maka pahala dari Allah telah menanti. Akan tetapi akankah seorang pendidik akan selalu mulus dan tanpa rintangan dalam melaksanakan tugasnya tersebut .
Lika-liku sebagai pendidik harus dilalui, karena pendidik tidak hanya menghadapi satu orang saja, namun bisa puluhan orang. Tidak hanya anak didik saja yang harus pendidik hadapi, begitu juga orang tua anak didik. Tidak mudah tentunya. Namun mengingat agung perannya seorang pendidik, dapat menjadikan pemicu semangat untuk tidak gentar menghadapi masalah-masalah yang dihadapi dengan anak didik. Setiap pendidik akan dicoba dengan masalah masing-masing, dan hal tersebut dapat mendewasakan sang pendidik dari waktu ke waktu. Hingga suatu saat ia mampu berdiri setegar karang, yang mampu menghadapi benturan ombak yang kian membesar. Senyum, tangis, guratan kesedihan maupun kekhawatiran menjadi bumbu bagi pendidik. Senyum dan tawa mengiringi langkah keberhasilan anak didik. Guratan kesedihan maupun kekhawatiran tersimpan hingga terkadang teruraikan air mata bila melihat kemunduran atau bahkan kemerosotan ynag dihadapi anak didik baik dari segi akademik maupun akhlak. Harus bagaimana lagi agar dapat menjadi guru yang pengertian terhadap anak-didik. Harus melakukan apa lagi agar anak didik dapat menjadi lebih baik. Satu masalah terurai dan selesai muncullah masalah yang baru yang harus dihadapi lagi. Seakan-akan masalah tak ada henti-hentinya dari hari ke hari.
Namun begitu, seberat apapun masalah tentu ada jalannya, di antara yang menjadi patokan dan pondasi keberhasilan adalah tentu dari diri sendiri, berikut adalah beberapa criteria dan konsep menjadi guru yang baik :
1. Hubungan guru dengan murid harus baik.
2. Guru harus selalu memperhatikan murid serta pelajaran mereka.
3. Guru harus peka terhadap lingkungan sekitar murid.
4. Guru wajib menjadi contoh/teladan di dalam keadilan dan keindahan serta kemuliaan.
5. Guru wajib ikhlas di dalam pekerjaannya.
6. Guru wajib menghubungkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan.
7. Guru harus selalu membaca dan mengadakan penyelidikan.
8. Guru harus mampu mengajar bagus penyiapannya dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya.
9. Guru harus sarat dengan ide sekolah yang modern.
10. Guru harus punya niat yang tetap.
11. Guru harus sehat jasmaninya.
12. Guru harus punya pribadi yang mantap.
2) FAKTOR ANAK DIDIK
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Dengan demikian, pendidikan berusaha untuk membawa anak yang semula serba tidak berdaya, yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada orang lain, ke tingkat dewasa, yaitu keadaan di mana anak sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, baik secara individual, secara sosial maupun secara susila.
3) FAKTOR TUJUAN
Faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
1. Sebagai arah pendidikan,
Segala sesuatu pastilah membutuhkan tujuan sebagai titik akhir yang harus ditempuh. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk direalisasikan. Mengingat kemajuan zaman dan perutaran globalisasi terus menerus berjalan. Akan tetapi di dalam pendidikan tersebut juga harus ada tujuan yang harus dicapai. Disinilah fungsi tujuan sebagai arah.
2. Tujuan sebagai titik akhir
Suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain
Apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.
4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan
4) FAKTOR ALAT PENDIDIKAN
Pengajaran yang baik adalah Alat Pendidikan yang terutama. Alat Pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
Ditinjau dari wujudnya, alat pendidikan dapat berupa:
· Perbuatan Mendidik (biasa disebut software); mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman.
· Benda-benda sebagai alat Bantu (biasa disebut hardware); mencakup meja kursi, belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, OHP, dan sebagainya.
5) FAKTOR LINGKUNGAN
Pada dasarnya lingkungan mempunyai pengertian yang luas, ada kalanya lingkungan diartikan sebagai tempat-tempat tertentu, dan ada kalanya diartikan dengan situasi atau kondisi. Namun dalam hal pendidikan Lingkungan mencakup:
· Tempat (Lingkungan Fisik)
Dalam hal ini meliputi keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam, keadaan sekolah, tempat belajar, ruang, alat dan lain-lain.
· Kebudayaan (Lingkungan Budaya)
Diantaranya dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
· Kelompok hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat)
Dalam hal ini seperti lingkungan keluarga, kelompok bermain, desa, kecamatan, kabupaten, negara dan lingkungan perkumpulan.
Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan pendidikan meliputi tiga konsep yang ia sebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Diantaranya :
1) Lingkungan Keluarga (Primary Community)
Pendidikan Keluarga berfungsi:
· Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.
· Memberikan dasar pendidikan sosial.
· Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2) Lingkungan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Karena jika ditilik dari sejarah perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.
Fungsi Sekolah antara lain:
1. Membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2. Memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang tidak dapat diberikan di rumah.
3. Melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar dan lain-lain
5. Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.
3) Lingkungan Organisasi Pemuda
Peran organisasi pemuda yang terutama adalah mengupayakan pengembangan sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam kesadaran sosial , kecakapan-kecakapan di dalam pergaulan dengan sesama kawan (social skill) dan sikap yang tepat di dalam membina hubungan dengan sesama manusia (social attitude).
SUMBER PUSTAKA
http/:anak-didik.www.co.id
http?;pendidkan.co.co.www.mutiara-ilmu>co
Sadiman, Arief. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. 2009. Jakarta. Penerbit: RajaGrafindo Persada
Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya
http/:tujuan pendidikan.www.com
Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada
Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.
0 komentar:
Posting Komentar