PEMBAHASAN
Pengetahuan tentang manusia merupakan bagian amat penting, karena dengan pengetahuan tersebut dapat diketahui tentang hakekat manusia, kedudukan dan peranannya di alam semesta ini. Pengetahuan ini sangat penting karena dalam proses pendidikan manusia bukan saja obyek tetapi juga sebagai subjek, sehingga pendekatan yang harus dilakukan dan aspek yang diperlukan dapat direncanakan secara matang.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia berkembang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungannya. ia berkecenderungan beragama, mencari pengetahuan dan butuh pada yang lainnya. Hakekat wujud manusia yang lain ialah bahwa manusia itu makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya.
1) Pengertian Masyarakat
Prof. Robert W. Richey dalam bukunya : “Planning for Teaching an Introduction to Education” membuat batasan masyarakat. Istilah masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang relatif. Berdasarkan pengertian ini, maka pengertian masyarakat (relatif) luas wilayahnya, dan meliputi (relatif) banyak anggota atau warganya. Oleh karena jumlahnya yang relatif besar, akan terjadi pula “masyarakat” di dalam masyarakat tersebut. Ada bermacam-macam faktor yang menyebabkan terbentuknya “masyarakat” dimaksud. Terjadilah pembedaan-pembedaan yang dikenal dengan istilah “masyarakat kota”, “masyarakat desa”, “masyarakat pendalaman”, ada pula “masyarakat atas”, “masyarakat bawah”, dan sebagainya.
Dengan pembedaan seperti ini, secara implisit dapat dimengerti apa dasar daripada penamaan atau penggolongan itu. Kota besar misalnya, yang warganya jauh lebih banyak jumlahnya daripada di desa, antar warga masyarakat dan lebih banyak variasinya. Dengan kata lain, disana lebih heterogen. Kenyataan menunjukkan bahwa di kota-kota besar hidup manusia dari segala tingkat. Dari pejabat-pejabat tinggi negara, pengusaha-pengusaha besar, kaum cerdik pandai, sampai buruh-buruh kecil. Jarak sosial diantara mereka sedemikian rupa, sehingga terbentuklah apa yang dikenal sebagai kelas sosial. Secara umum kelas sosial di dalam masyarakat ini terbagi atas : kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class).
Dengan pembedaan seperti ini, secara implisit dapat dimengerti apa dasar daripada penamaan atau penggolongan itu. Kota besar misalnya, yang warganya jauh lebih banyak jumlahnya daripada di desa, antar warga masyarakat dan lebih banyak variasinya. Dengan kata lain, disana lebih heterogen. Kenyataan menunjukkan bahwa di kota-kota besar hidup manusia dari segala tingkat. Dari pejabat-pejabat tinggi negara, pengusaha-pengusaha besar, kaum cerdik pandai, sampai buruh-buruh kecil. Jarak sosial diantara mereka sedemikian rupa, sehingga terbentuklah apa yang dikenal sebagai kelas sosial. Secara umum kelas sosial di dalam masyarakat ini terbagi atas : kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class).
2) Terbentuknya Masyarakat
Berdasar pengertian di atas bahwa masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang relatif. Maka diperlukan Syarat-syarat dari Masyarakat, diantaranya :
¨ Harus ada perkumpulan manusia , dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
¨ Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu
¨ Adanya aturan UU yang mengatur mereka untuk menuju kepentingan dan tujuan bersama.
Selain itu dalam Hubungan timbal balik tersebut sudah barang tentu membutuhkan berkumpulnya satu individu dengan individu yang lain, kesadaran masing-masing individu atas masyarakatnya serta korelasi antar sesame dalam kurun waktu yang lama. Menurut Soerjono Soekanto dalam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
a. Beranggotakan minimal dua orang.
b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
3) Tingkatan Dalam Masyarakat
Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu:
a. Masyarakat paguyuban
Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.
b. Masyarakat petambayan.
Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angota nya.
Menurut Endang Saifuddin anshori dengan menggunakan paradigm Al-qur’an mengelompokkan masyarakat dalam 10 macam ;
1. Masyarakat muttaqun
Yaitu masyarakat masing-masing individunya mempunyai sifat dan cirri taqwa, yang dalam al-Qur’an sering disebut dengan kata Muttaqin, atau bentuk perintah semisal “ittaquu… “ dan lain-lain.
2. Masyarakat mu’minun
Yaitu masyarakat yang digambarkan al-Qur’an dengan sebutan dan cirri-ciri orang-orang yang beriman.
3. Masyarakat muslimun
Yaitu Masyarakat yang dicirikan sebagai pemeluk agama islam baik dari kalangan muslim laki-laki atau muslim perempuan. Walaupun dalam al-Qur’an sendiri sangat jarang menyebut kata muslim perempuan karena ada kaidah taghlib yang ketika kata muslim laki-laki disebut maka yang dimaksud juga muslim perempuan.
4. Masyarakat muhsinun
Yaitu masyarakat yang dideskriptifkan al-Qur’an mempunyai sifat ihsan yaitu sifat penghambaan yang total yang seaan-akan ia beribadah melihat Allah atau sebaliknya.
5. Masyarakat kafirun
Yaitu Masyarakat yang dideskriptifkan al-Qur’an mempunyai sifat kafir yaitu orang-orang yang tertutup hatinya atas petunjuk islam.
6. Masyarakat musyrikun
Yaitu Masyarakat yang digambarkan al-Qur’an mempunyai sifat syirik yaitu menyekutukan Allah.
7. Masyarakat munafiqun
Yaitu Masyarakat yang dideskriptifkan al-Qur’an mempunyai sifat munafiq yaitu mengaku baik ketika dalam rumunan orang islam tapi ketika dalam lingkungan non islam ia menjelek-jelekkan orang islam.
8. Masyarakat fasiqun
Yaitu Masyarakat yang dipaparkan dalam al-Qur’an mempunyai fasiq
9. Masyarakat Dholimun
Yaitu Masyarakat yang disebutkan al-Qur’an mempunyai sifat dholim
10. Masyarakat mutrofun
Yaitu Masyarakat yang dalam hidupnya berlebih-lebihan, dalam penashorufan hartanya dan ia tidak perna bersyukur
Bila dipandang cara terbentuk nya masyarakat, terbagi atas :
a. Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan dan lain sebagainya.
b. Masyarakat merdeka
c. Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti: geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
d. Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingn kedunian atau kepercayaan.
Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua tipe masyarakat:
a. Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
b. Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bermasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju, tehknologi pun sudah berkembang,dan sudah mengenaltulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis.2008.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kalam Mulia.
Salam, Burhanuddin. 1988. Filsafat Manusia (Antropologi Metafisika). Bina Aksara. Jakarta.
Setiadi, Elly M.dkk. 2006. Ilmu SosialBudaya Dasar. Kencana. Jakarta.
Soekanto, Soejono. 1983. Struktur Masyarakat. Rajawali. Jakarta.
Geerzt, H. 1980. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonsia. Yis dan FIS UI. Jakarta.
Sidi Gazalba, Masyarakat Islam: Pengantar Sosiologi & Sosiografi. Bulan Bintang: Jakarta. 1976
0 komentar:
Posting Komentar