RSS

MAKALAH ISLAM AGAMA TERBAIK


KATA PENGANTAR
الحمد لله الذي أوضح الطريق للطالبين وسهل منهج السعادة للمتقين وبصر بصائر المصدقين بسائر الحكم والأحكام في الدين ومنحهم أسرار الإيمان وأنوار الإحسان واليقين وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله الصادق الوعد الأمين القائل من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين
       
 Segala puji dan syukur kami haturkan hanya pada Allah SWT sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Shalawat serta salam tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir, yang telah membawa umatnya pada realisasi kehidupan yang benar menurut Al-Quran dan Al-Sunnah.
Berkat rahmat dan karunianya, serta di dorong kemauan yang keras disertai kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang ”ISLAM AGAMA YANG BENAR” dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa materi yang di sampaikan dalam makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, karena banyaknya kesulitan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini.Namun Alhamdulilah berkat semua kerja keras kami serta bantuan berbagai pihak akhirnya makalah ini bisa terselesaikan yang pada hakikatnya semua ini berkat inayah dan irodah Allah SWT.



Jombang, 1 Januari 2012

 penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................     i         
KATA PENGANTAR............................................................................     ii
DAFTAR ISI...........................................................................................      iii
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................   4
A.Latar belakang.................................................................................       4
B. Rumusan masalah...........................................................................        6
C. Tujuan masalah..............................................................................         6

BAB II : PEMBAHASAN
Islam Agama Yang Benar…………….....................................................   7

BAB III : PENUTUPAN.........................................................................    16
  1. Kesimpulan....................................................................................     16
  2. Kesimpulan....................................................................................     16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................   17





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
“Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seorang pengajar yang memudahkan.” (HR. Muslim,dari ‘Aisyah)
Islam mempunyai karakter sebagai agama yang benar dan penuh kemudahan seperti telah ditegaskan langsung oleh Allah Swt. dalam firmanNya:
وماجعل عليكم في الدين من حرج
 “…dan Dia tidak menjadikan kesukaran dalam agama atas diri kalian.”
Sementara dalam sebuah haditsnya, Nabi Saw. pun bersabda:
إن الله لم يبعثني معنتا ولامتعنتا ولكن بعثني معلما ميسرا
“Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seorang pengajar yang memudahkan.” (HR. Muslim, dari ‘Aisyah)
Visi Islam sebagai agama yang mudah di atas termanifestasi secara total dalam setiap syari’atnya. Sampai-sampai, Imam Ibn Qayyim menyatakan, “Hakikat ajaran Islam semuanya mengandung rahmah dan hikmah. Kalau ada yang keluar dari makna rahmah menjadi kekerasan, atau keluar dari makna hikmah menjadi kesia-siaan, berarti itu bukan termasuk ajaran Islam. Kalaupun dimasukkan oleh sebagian orang, maka itu adalah kesalahkaprahan.”
Ada beberapa prinsip yang secara kuat mencerminkan betapa Islam merupakan agama yang mudah. Yaitu di antaranya:
Pertama, menjalankan syari’at Islam boleh secara gradual (bertahap). Dalam hal ini, seorang muslim tidak serta-merta diharuskan menjalankan kewajiban agama dan amalan-amalan sunnah secara serentak. Ada tahapan yang mesti dilalui: mulanya kita hanya diperintahkan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok agama. Setelah yang pokok-pokok berhasil dilakukan dengan baik dan rapi, kalau punya kekuatan dan kesempatan, maka dianjurkan untuk menambah dengan amalan-amalan sunnah. Izin untuk mengamalkan syari’at Islam secara bertahap ini telah dicontohkan oleh RasululLah Saw. sendiri. Suatu hari, seorang Arab Badui yang belum lama masuk Islam datang kepada RasululLah Saw. Ia dengan terus-terang meminta izin untuk sementara menjalankan kewajiban-kewajiban Islam yang pokok saja, tidak lebih dan tidak kurang. Beberapa Sahabat Nabi menunjukkan kekurang-senangannya karena menilai si Badui enggan mengamalkan yang sunnah. Tapi dengan tersenyum, Nabi Saw. mengiyakan permintaan orang Badui tersebut. Bahkan beliau bersabda: “Dia akan masuk surga kalau memang benar apa yang dikatakannya.” 
Kedua, adanya anjuran untuk memanfaatkan aspek rukhshah (keringanan dalam praktek beragama). Aspek Rukhshah ini terdapat dalam semua praktek ibadah, khususnya bagi mereka yang lemah kondisi tubuhnya atau berada dalam situasi yang tidak leluasa. Bagi yang tidak kuat shalat berdiri, dianjurkan untuk shalat sambil duduk. Dan bagi yang tidak kuat sambil duduk, dianjurkan untuk shalat rebahan. Begitu pula, bagi yang tidak kuat berpuasa karena berada dalam perjalanan, maka diajurkan untuk berbuka dan mengganti puasanya di hari-hari yang lain.
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah Swt. berfirman:
إن الله يحب أن تؤتي رخصه كما يكره أن تؤتي معصيته
“Sesungguhnya Allah suka kalau keringanan-keringananNya dimanfaatkan, sebagaimana Dia benci kalau kemaksiatan terhadap perintah-perintahNya dilakukan.” (HR. Ahmad, dari Ibn ‘Umar ra.)
Dalam sebuah perjalanan jauh, RasululLah Saw. pernah melihat seorang Sahabatnya tampak lesu, lemah, dan terlihat berat. Beliau langsung bertanya apa sebabnya. Para Sahabat yang lain menjawab bahwa orang itu sedang berpuasa. Maka RasululLah Saw. langsung menegaskan: “Bukanlah termasuk kebajikan untuk berpuasa di dalam perjalanan (yang jauh).” (HR. Ibn Hibbân, dari Jâbir bin ‘AbdilLâh ra.)  
Ketiga, Islam tidak mendukung praktek beragama yang menyulitkan. Disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika sedang menjalankan ibadah haji, RasululLâh Saw. memperhatikan ada Sahabat beliau yang terlihat sangat capek, lemah dan menderita. Maka beliau pun bertanya apa sebabnya. Ternyata, menurut cerita para sahabat yang lain, orang tersebut bernadzar akan naik haji dengan berjalan kaki dari Madinah ke Mekkah. Maka RasululLâh Saw. langsung memberitahukan, “Sesunguhnya Allah tidak membutuhkan tindakan penyiksaan diri sendiri, seperti yang dilakukan oleh orang itu.” (HR. Bukhâri dan Muslim, dari Anas ra.)
Demikianlah, Islam sebagai agama yang rahmatan lil’ ‘alamin secara kuat mencerminkan aspek hikmah dan kemudahan dalam ajaran-ajarannya. Dan kita sebagai kaum muslimin, telah dipilih oleh Allah Swt. untuk menikmati kemudahan-kemudahan tersebut. Diceritakan oleh ‘Aisyah ra. bahwa RasululLâh Saw. sendiri dalam kesehariaannya, ketika harus menentukan antara dua hal, beliau selalu memilih salah satunya yang lebih mudah, selama tidak termasuk dalam dosa. (HR. Bukhâri dan Muslim)
Akan tetapi, kemudahan dalam Islam bukan berarti media untuk meremehkan dan melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan. Rukhshah tidak untuk dijadikan apologi, keringanan-keringanan dari Allah bagi kita jangan sampai membuat kita justru menjadi jauh dariNya. Karakter Islam sebagai agama yang mudah merupakan manifestasi nyata bahwa ajaran Islam bukanlah sekumpulan larangan yang intimidatif, melainkan ajaran yang mewedarkan kasih-sayang. Sehingga dengan demikian, ketika kita menjalankan ajaran-ajaran Islam, motivasinya bukan karena kita takut kepada Allah Swt., tapi lebih karena kita rindu dan ingin lebih dekat denganNya. Bukan karena kita ngeri akan nerakaNya, namun lebih karena kita ingin bersimpuh di haribaanNya –di dalam surga yang abadi. 
  1. Rumusan Masalah
1.      Apakah islam itu 
2.      Bagaimana konsep kebenaran agama islam
3.      Bagaimana keadaan islam dalam sejarah

  1. Tujuan Masalah
1.      Bisa mengetahui pengertian islam yang sesungguhnya
2.      Bisa mengetahui konsep kebenaran islam
3.      Bisa mengetahui keadaan islam dalam sejarah






BAB  II
PEMBAHASAN
ISLAM AGAMA YANG BENAR

1)    Definisi atau Pengertian Agama Islam

Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Allah Azza wa Jalla berfirman dalam surat ar-Ruum ayat 30.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (30)

 Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, hingga kedua orang tuanyalah yang men-jadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.

Tidak mungkin, Allah Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia, kemudian Allah Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan. Islam dalam bahasa Arab, al-islam mempunyai makna “berserah diri kepada Tuhan”. Islam adalah adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim, adapun lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Umat Muslim percaya bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, seperti Nabi Adam as., Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam) yang diakhiri oleh Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi dan rasul utusan Allah terakhir sepanjang masa (khataman-nabiyyin). Umat Islam juga meyakini Al-Qur’an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (QS Al-Baqarah:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan Al-Quran hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Umat Islam juga percaya bahwa Islam adalah agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Nabi Adam as., dengan demikian tentu saja Nabi Ibrahim as. juga menganut Islam (QS Al-Baqarah:130-132) 2:130. Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam Al-Qur’an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.

Apabila orang sudah memasuki agama islam maka mereka wajib mematuhi Rukun Islam yaitu:

  1. Syahadah (الشهادة), yaitu fahaman asas ajaran Islam:
اشهد ان لا اله الا الله اشهد ان محمدا رسول الله
Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahawa Muhammad adalah pesuruh Allah
Perjanjian ini adalah asas untuk semua kepercayaan dan amalan lain dalam Islam. Muslim harus mengulangi syahadah ini dalam solat, dan bukan-Muslim yang ingin memeluk Islam diperlukan untuk mengucap kalimah ini.[49]
  1. Solat (صلاة), atau amalan sembahyang, wajib dilakukan lima kali sehari. Setiap solat perlu menghadap Kaabah di Makkah. Di kebanyakan negara Muslim, peringatan yang dipanggil Azan disiarkan secara umum dari masjid tempatan pada masa yang sesuai.
  2. Puasa (صوم), yaitu berpuasa pada bulan Ramadan. Muslim tidak boleh makan atau minum dari subuh hingga senja pada bulan ini, dan harus berwaspada dari dosa lain.
  3. Zakat (زكاة), atau pemberian sedekah. Amalan pemberian ini wajib untuk semua Muslim yang mampu, berdasarkan pada kekayaan yang dikumpul. Bahagian yang ditetapkan digunakan untuk membantu yang miskin dan yang memerlukan, dan juga untuk membantu menyebarkan Islam.
  4. Haji (حج), yaitu ziarah semasa bulan Zulhijjah ke bandar Makkah. Setiap Muslim yang mampu (dari segi badan dan harta) wajib menunaikan haji sekurang-kurangnya sekali seumur hidupnya.

Orang islam  juga harus mempercayai rukun iman yang terdiri dari enam perkara. Iman ialah membenarkan dengan hati, menyatakan dengan lisan, dan melakukan dengan anggota badan. Para ulama menetapkan setiap Muslim mestilah percaya kepada enam perkara asas dalam Islam yang dikenali sebagai Rukun Iman, iaitu percaya pada Allah, pesuruhNya, malaikatNya, wahyuNya, Hari Kiamat, dan pada qada dan qadar.

1.      Iman Kepada Allah SWT

Dalam teologi tradisi Islam, Allah itu di luar pemahaman manusia. Muslim tidak perlu membayangkan Allah, cuma memuja dan sujud padaNya sebagai pencipta alam. Mereka mempercayai tujuan kewujudan ialah untuk menyembah Tuhan. Qur'an kadangkala memberikan Allah dengan nama atau sifat lain, seperti al-Rahman, bermakna "Maha Pengasih" dan al-Rahim, bermakna "Maha Penyayang" (lihat Asmaul Husna).

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)

"Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah, Yang Kekal, Mutlak; Dia tiada beranak dan Dia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang serupa denganNya." (112:1-4)

Dengan itu Muslim menolak doktrin Tritunggal Kristian, dan membandingkannya kepada politeisme.[31]

2.      Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi-nabinya, dengan al-Quran sebagai kitab terakhir. Mereka juga mempercayai kandungan kitab-kitab sebelum al-Quran, Taurat dan Injil, telah dipasongkan sama dari segi tafsiran, teks, atau keduanya. Muslim menganggap al-Qur'an sebagai kalam Allah; ia adalah pusat teks keagamaan Islam yang diturunkan dalam bahasa Arab. Muslim percaya bahawa ayat Al-Qur'an telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. oleh Allah melalui malaikat Jibrail. Sekitar tahun 8 Juni 632 Al-Qur'an dilaporkan telah ditulis oleh sahabat Nabi semasa baginda masih hidup, namun cara utama penyampaian ialah melalui lisan. Ia telah disusun pada zaman khalifah pertama Abu Bakar as-Siddiq, dan telah dipiawaikan di bawah pentadbiran khalifah ketiga Utsman bin Affan.
Al-Qur'an dibagi pada 114 surah, atau bab, yang apabila digabungkan, mengandungi 6,236 ayat. Surah lebih awal secara kronologinya, diturunkan di Makkah, menekankan topik etika dan kerohanian. Surah Madaniyyah berikutnya kebanyakannya membincangkan isu sosial dan moral yang berkaitan dengan masyarakat Muslim. Al-Qur'an lebih menekankan panduan moral berbanding ajaran undang-undang, dan dianggap "buku sumber prinsip dan nilai Islam". Pakar undang-undang Muslim merujuk hadith, atau rekod bertulis kehidupan Nabi Muhammad s.a.w., sebagai tambahan kepada al-Qur'an dan untuk membantu menafsirkannya. Sains ulasan dan takwil al-Qur'an dikenali sebagai tafsir.
3.      Iman pada Malaikat-malaikat Allah
Kepercayaan kepada malaikat merupakan satu lagi asas keimanan Islam. Kata bahasa Arab untuk malaikat (malak) bermaksud "utusan". Menurut Al-Qur'an, malaikat tidak memiliki tekad bebas, dan menyembah Allah dengan kepatuhan sempurna. Tugas malaikat termasuk menyampaikan wahyu dari Allah, mengagungkan Allah, mencatat setiap perbuatan manusia, dan mengambil jiwa manusia di akhir hayatnya. Mereka juga difikirkan untuk menjadi perantara bagi pihak manusia. Al-Qur'an menguraikan malaikat sebagai "utusan dengan dua, atau tiga, atau empat pasang.
4.      Iman pada Nabi dan Rasul Allah
Kaum Muslim mengakui para nabi (Arab: نبي) dan rasul (رسول) sebagai manusia yang dipilih Tuhan untuk menjadi utusanNya. Menurut Qur'an, semua nabi merupakan manusia dan bukan tuhan, walaupun mereka mendapat mukjizat yang membuktikan kenabian mereka. Teologi Islam menyatakan semua rasul menyampaikan pesanan Islam penyerahan kepada kehendak Tuhan. Al-Qur'an menyebut nama beberapa orang yang dianggap nabi, termasuk Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa. Muslim juga percaya bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad s.a.w. (Penutup semua Nabi) untuk menyebarkan pesanan ketuhanan ke seluruh alam (untuk menyimpulkan dan memuktamadkan kata Tuhan), sedangkan rasul-rasul sebelum baginda dihantar kepada puak atau kaum tertentu sahaja.
5.      Iman pada Kebangkitan dan pengadilan (hari kiamat)
Kepercayaan pada "Hari Kebangkitan", Yaum al-Qiyāmah (juga dikenali sebagai yaum ad-dīn, "Hari Pengadilan" dan as-sā`a, "Saat Terakhir") juga penting pada Muslim. Mereka percaya bahawa masa Qiyāmah telah ditentukan oleh Allah tetapi tidak diketahui oleh manusia. Ujian dan kesengsaraan yang mendahului dan semasa Kiamat dihuraikan dalam al-Qur'an dan hadith, dan juga dalam komentar dari ulama. Al-Qur'an menekankan kebangkitan jasad, suatu pemecahan dari kefahaman Arab pra-Islam tentang kematian. Ia menyatakan bahawa kebangkitan akan diikuti oleh perhimpunan manusia, dan pengadilan mereka oleh Allah.[43]
Al-Qur'an menyenaraikan beberapa dosa yang boleh membawa seseorang ke neraka, seperti kufur, riba dan ketidakjujuran. Muslim melihat syurga (jannah) sebagai tempat keriangan dan kebahagiaan, dengan rujukan al-Qur'an menghuraikan sifatnya dan keseronokan fizikal yang akan datang. Terdapat juga rujukan kepada ridwān (kegembiraan dan senang hati).[44] Tradisi mistik dalam Islam meletakkan keseronokan kesyurgaan ini dalam konteks kesedaran yang amat terhadap Allah.[45]
6.      Iman pada Takdir (Qodlo dan Qodar)
Selaras dengan kepercayaan Islam dalam takdir, atau ketentuan tuhan (al-qadā wa'l-qadar), Allah mempunyai pengetahuan dan kawalan penuh ke atas semua yang berlaku. Ini dijelaskan dalam ayat al-Qur'an seperti "Katakan: 'Tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami'…"[46] Bagi Muslim, segala di dunia yang berlaku, baik atau jahat, telah ditentukan dan tiada apa yang boleh berlaku kecuali atas izin Allah. Menurut ahli teologi Muslim, walaupun peristiwa telah ditentukan, manusia memiliki tekad bebas dan dia boleh memilih antara betul atau salah, dan demikian bertanggungjawab atas perbuatannya. Menurut tradisi Islam, semua yang telah ditakdirkan oleh Allah ditulis dalam al-Luh al-Mahfūz, "Batu Suratan Terpelihara".

2)    Islam Dalam Sejarah
Sebelum Islam bertapak di tanah Arab di bawah pimpinan Muhammad, terdapat empat jenis kepercayaan yang berpengaruh di sana.
  1. Arab Jahiliah
Mereka adalah penyembah-penyembah berhala yang percaya kepada satu Tuhan yang Maha Tinggi, dewa-dewi dan berbagai jenis kuasa ghaib. Walaupun begitu, sebilangan besar daripada mereka (terutamanya bani Quraisy di Mekah) mengaku diri mereka dari keturunan Ibrahim. Rumah berhala mereka yang terkenal ialah Ka’bah yang bertempat di Mekah. Di dalamnya terdapat berbagai objek-objek pujaan dan berhala.
  1. Yahudi
Pada zaman Muhammad, terdapat ramai orang Yahudi di tanah Arab. Sebilangan besar dari mereka bukan Yahudi sejati melainkan yang telah memeluk agama Yahudi. Menurut Yaqubi, bani Yahudi Quazah dan Nadhir di Madinah merupakan suku-bangsa Arab Jurham yang telah diyahudikan. Orang Yahudi pada masa itu lebih berpengetahuan tentang dongeng rakyat dan tulisan ulama mereka daripada apa yang sebenarnya di tulis dalam Taurat. Malah, ada yang telah lupa bahasa asal mereka dan tidak dapat lagi membaca kitab Taurat yang ditulis dalam bahasa Ibrani. Kerana ulama-ulama Yahudi sahaja yang memahami kitab Taurat, ayat-ayat dari kitab itu terpaksa diterjemahkan secara spontan ke dalam bahasa Arab dalam upacara-upacara sembahyang umum.
  1. Kristian
Orang yang pertama menjadi Kristian ialah orang Yahudi. Mereka berbeda dengan orang Yahudi lain kerana menerima Isa sebagai Al-Masih yang telah dijanjikan Allah. Apabila semakin ramai orang bukan Yahudi memeluk agama Kristian, mereka mula membentuk identiti mereka sendiri. Pada zaman Muhammad, orang Kristian telah wujud selama enam ratus tahun. Dalam masa yang singkat itu, agama Kristian berjaya menjadi agama utama di Timur Tengah.
Akan tetapi orang Kristian pada masa itu telah pudar semangat dan banyak ajaran-ajaran sesat telah berjaya memecahbelahkan penduduk Kristian kepada kelompok-kelompok yang bertentangan fahaman. Ramai orang keliru tentang fahaman Kristian yang benar terutamanya mereka yang tidak berpeluang membaca Alkitab (gabungan kitab Taurat, Mazmur dan Injil) untuk mengkaji isu-isu yang diperdebatkan.
  1. Hanif
Perkataan Hanif bermaksud "Dia yang berpaling" yaitu dari penyembahan berhala. Orang Hanif ialah orang Arab Jahiliah yang telah dipengaruhi oleh fahaman Yahudi dan Kristian lalu mereka menolak amalan penyembahan berhala. Mereka tidak berjama’ah tetapi percaya agama yang benar yaitu agama yang dipegang bapak dan leluhur bangsa mereka Nabi Ibrahim.
Agama Yahudi, Kristian dan Islam masing-masing menuntut mewakili agama Ibrahim yang sebenarnya. Yang menarik bahwa dari empat Hanif yang diceritakan oleh Ibn Ishaq, tiga dari mereka menemui kebenaran yang dicari-cari mereka dalam agama Kristian.
*      Hanif yang pertama ialah Waraqah bin Naufal, sepupu Khatijah, isteri pertama Muhammad. Dia memeluk agama Kristian dan menjadi seorang Kristian yang terpelajar. Walaupun dia adalah saudara dan penasihat rohani Muhammad, dia tidak pernah memeluk agama Islam. Selepas kematiannya, Muhammad telah bermimpi melihat Waraqah berpakaian putih dan mengambilnya sebagai tanda Waraqah selamat di syurga.
*      Hanif kedua ialah Abdullah bin Jashy. Pada mulanya dia memeluk agama Islam tetapi kemudiannya memeluk agama Kristian setelah berhijrah ke Habsyah akibat penganiayaan di Mekah. Abdullah selalu bersaksi kepada pelarian Islam yang lain tentang pengalaman rohaninya yang baru itu. Dia pernah berkata, "Kami (Kristian) melihat dengan jelas tetapi kamu (Islam) mengerdip mata saja." Maksudnya jelas – Abdullah percaya bahwa orang kristian mempunyai pandangan yang jelas dalam hal-hal rohani manakala Islam masih belum berjaya melihat terang kebenaran Allah.
*      Hanif yang ketiga ialah Usman bin Huarith. Dia merupakan saudara isteri pertama Muhammad dan memeluk agama Kristian semasa di Baizantin.
*      Hanif yang keempat, Zaid bin Amru, tetap Hanif sampai akhir hayatnya. Dikatakan dia selalu berdoa, "Ya Allah. Jika aku tahu jalan mana yang paling Engkau berkenan, aku akan menyembah-Mu dengannya. Tetapi aku tidak tahu."
Sebelum kerasulannya, Muhammad merupakan seorang Hanif. Pada setiap tahun, di bulan Ramadan, dia akan pergi bertapa di Gua Hira yang berdekatan dengan Mekah. Amalan ini sebenarnya berasal dari orang Kristian di Syria yang kemudiannya menjadi popular di kalangan orang Arab.
Mengikuti ajaran Islam, kenabian Muhammad bermula pada satu malam pada bulan Ramadan tatkala dia terdengar satu suara menyuruh dia "mengucap" (yakni ayat-ayat Al-Quran yang akan diturunkan kepadanya). Suara ini didengarnya ketika dia sedang bertapa di Gua Hira. Apabila dia mempertimbangkan kata-kata tersebut, malaikat Jibrail telah menjelma dan memberitahunya, "Muhammad! Engkaulah rasul Allah."
Pada mulanya Muhammad menyebarkan mesej Islam di kalangan orang Arab saja. Selepas dia berhijrah ke Madinah (yang banyak berpenduduk Yahudi), dia cuba memujuk orang Yahudi menerimanya sebagai seorang nabi setaraf nabi-nabi dalam kitab Taurat. Muhammad mengelar orang Yahudi dan Kristian "ahli-ahli kitab". Walaupun begitu, orang Yahudi menentang Muhammad dan menolak mesejnya. Mereka yakin kitab suci mereka tidak menyatakan apa-apa tentangnya. Sejak dari itu, Muhammad mula bermusuhan dengan mereka.
3)    Agama Ibrahim
Allah SWT berfirman :
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (131)
(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepada Ibrahim: Islamlah engkau! Jawabnya: Saya telah Islam(patuh mengikut) Tuhan semesta alam. (2 Surah Al-Baqarah ayat 131)
Allah juga berfirman :
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا (125)
Siapakah yang terlebih baik agamanya dari orang yang menundukkan mukanya kepada Allah sedang ia berbuat kebaikan dan mengikut agama Ibrahim yang lurus? Allah telah mengangkat Ibrahim itu sebagai tolan (sahabat). (Surah An-Nissa’ ayat 125)
Agama Ibrahim ialah agama penundukan dan ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Ibrahim menikmati banyak berkat kerana kejayaannya tunduk dan taat kepada Allah. Dia telah diberi anak yang soleh walaupun sudah berusia, anaknya ditebus Allah ketika Ibrahim patuh kepada arahan Allah (melalui mimpi) untuk menyembelih anaknya dan dia dijadikan imam bagi manusia. Akan tetapi berkat paling besar dialami Ibrahim ialah penghormatan menjadi sahabat Allah.

4)    Nabi Muhammad Pembawa Risalah Islam
Nabi Muhammad s.a.w. (sek. 570 – 632) adalah seorang peniaga yang kemudian menjadi pemimpin agama, politik dan ketenteraan. Baginda dilihat sebagai utusan terakhir Tuhan, dan bukan pencipta Islam. Muslim mempercayai bahawa baginda merupakan pemulih kepercayaan monoteistik asal Nabi Adam, Ibraham, Musa, Isa dan lain-lain. Baginda dilihat sebagai nabi terakhir dan terhebat manusia yang paling sempurna, dan pemilik semua sifat unggul. Baginda dilaporkan menerima wahyu dari Allah selama 23 tahun kehidupan terakhirnya, bermula pada usia 40 tahun. Kandungan wahyu ini, dikenali sebagai al-Qur'an, telah dihafal dan direkodkan oleh sahabat baginda.
Semasa zaman ini, Nabi Muhammad s.a.w. berdakwah kepada orang Makkah, merayu mereka untuk meninggalkan politeisme. Walaupun sesetengahnya memeluk Islam, Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikutnya telah ditindas oleh pihak berkuasa Makkah. Selepas 13 tahun berdakwah, baginda dan orang Muslim berhijrah ke bandar Madinah (dahulu dikenali sebagai Yathrib) pada 622. Di sana, dengan mualaf Madinah (Ansar) dan pendatang Makkah (Muhajirin), Nabi Muhammad s.a.w. mendirikan kuasa keagamaan dan politiknya. Beberapa pertempuran terjadi dengan Musyrikin Makkah dan orang Yahudi Madinah yang menentang Muslim diusir. Pada masa yang sama, laluan perdagangan Makkah disekat sambil Nabi Muhammad s.a.w. membawa puak-puak padang pasir di sekeliling Madinah masuk ke pihaknya. Pada 629 baginda telah menakluki Makkah dengan hampir tanpa pertumpahan darah, dan pada masa kewafatannya pada 632 telah menguasai seluruh Semenanjung Arab.
BAB  III
PENUTUP
Alhamdulillahi robb al-‘alamin akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan semaksimal mungkin walau mungkin jauh dari sempurna, penulis banyak mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak yang telah memberi dukungan baik secara materiil maupun moril, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita semua umumnya .
a)        Kesimpulan
Islam berasal dari bahasa Arab al-islam yang berarti “berserah diri kepada Tuhan”. Agama islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim.
Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya.
b)       Saran
Demikianlah makalah ini kami persembahkan dan hanya sebatas inilah kemampuan penulis dalam menyusun makalah. Semoga para pembaca terutama dosen pengampuh mata kuliah ilmu Bahasa Indonesia Perguruan tinggi STAI BU Tambakberas Jombang dapat mengambil sedikit banyak manfa’at dari makalah ini.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak terutama teman-teman seperjuangan di perguruan tinggi STAI BU Tambakberas Jombang serta dari dosen-dosen yang sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini memberi guna dan manfaat. Amin.




DAFTAR PUSTAKA

Azizi Chasbullah. 2008. Aliran-aliran Teologi Islam. Kaisar : Kediri
Rahim,husni.2001. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: logos, 2001
Khudlori Syeh. Tareh Tasyre’ . Al-Hidayah : Surabaya


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar