RSS

WALI

Wali Allah SWT
1) Definisi
Dari segi bahasa Arab, wali berarti yang menolong atau yang mencitai. Sedangkan dari segi istilah bisa dua makna.
• Pertama, wali bermakna manusia saleh atau manusia yang selalu bertaqwa. Jadi setiap orang saleh adalah wali. Siapapun—asal mampu—boleh menjadi wali dan oleh karena itu jumlah wali tidak terbatas. Akan tetapi tidak ada seorangpun dapat mengetahui apakah seseorang itu wali atau bukan. Ayat yang dipakai sandaran adalah surat Yunus ayat 62 – 63 : "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka yang selalu bertaqwa".
• Kedua : Wali dalam perspektif sufi atau literatur Orientas disebut Saint adalah orang-orang yang sangat saleh dengan menekankan dimensi mistiknya. Wali dalam pengertian ini keistimewaan di luar kemampuan manusia biasa, atau disebut karamah.
Wali dalam pengertian pertama disepakati adanya, sedangkan wali dalam pengertian ke dua yang menekankan aspek mistiknya tidak disepakati, sehingga banyak orang tidak setuju dengan sebutan wali Sanga misalnya, karena predikat wali hanya diberikan oleh Allah dan hanya Allahlah yang mengetahui siapa yang wali dan siapa yang bukan.
• menurut Darul Arqam dapat kita ketahui dari paparan berikut ini. Menurut Ashaari Muhammad, wali adalah orang yang rohaninya telah sangat bersih dan tingkat keimanannya sudah mencapi level iman Haqiqat..

2) Macam-macam Wali
Menurut Abdul Halim (DA) , baik jalan mauhibah maupun suluk akan melahirkan wali-wali. Selanjutnya wali-wali ini diklasifikasi menjadi beberapa level, yakni wali Ahbab, Sadat, Autad, Nujabak dan wali Kutub. Penjelasannya sbb :
1. Wali Gaus (Kutub Al-Aktab) xakni wali ketua, disebut juga Sultan Aulia. Jumlahnya hanya satu orang dalam setiap tahun.
2. Wali Kutub (Jamaknya Aktab). Dalam setiap zaman hanya empat orang.
3. Wali Najib (Jamaknya Nujabak), bilangan mereka untuk sezaman hanya 300 orang
4. Wali Watab (Jamaknya Autad) bilangan mereka dalam satu zaman hanya empat orang
5. Wali Badal (Jamaknya Abdal), bilangan mereka untuk satu zaman antara 40 sampai 60 orang.
6. Wali Naqib (Jamaknya Nuqabak), bilangannya untuk sezaman hanya 40 orang.

Menurut Ashaari, nama-nama wali tersebut berdasarkan kepada hadits nabi, antara lain hadits dari Ali Ibn Abi Thalib : Rasulullah saw bersabda : wali Abdal sebanyak 40 orang lelaki dan 40 orang perempuan, tatkala mati seorang lelaki, Allah menggantikan di tempatnya dengan lelaki lain. Begitu pula setiap kali mati seorang perempuan, Allah menggantinya dengan perempuan lain di tempat itu".
"Sesungguhnya Ali Ibn Abi Thalib berkata : Wali Abdal dari syam, wali Nujaba' dari penduduk Mesir, dan wali Akhba dari penduduk Irak".
Orang-orang yang termasuk wali menurut DA adalah :
1. para sahabat nabi terutama Khulafa al-rasyidin
2. Imam madzhab terutama madhab yang Empat.
3. Para Mujaddid terutama Umar ib Abd Al- Aziz dan imam Al-Mahdi
4. Para perawi hadits seperti imam Bukhari dan muslim.
5. Pengasas-pengasas tarekat
6. Ulama-ulama besar terutama Imam Hasan Al-Bashri, Junaidi Al-Baghdaddi, Yazid Al-Bustami, Abdul Qadir Jailani, Al-Ghazali, Abu Hassan Syazali, Imam Sayuti, Imam Nawawi dan syaikh Ramli
7. Dikalangan wanita di antaranya isteri-isteri rasul, Fatimah puteri nabi, Nafisah, dan Rabi'ah al-Adawiyah.

Jumlah wali dalam berbagai klasifikasi untuk satu zaman di seluruh dunia hanya 500 orang, kebanyakan berada di Syiria, Irak dan Mesir. Apabila seorang wali meninggal maka Allah akan melantik wali yang baru.
Para wali di atas memiliki keistimewaan-keistimewaan sehingga dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan ghaib yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain. Hal itu karena para wali diberi karamah, yang baik karamah lahiriyah maupun karamah maknawiyah, juga diberi ilmu-ilmu Laduni (ilmu pengetahuan yang diperoleh tanpa belajar) seperti ilham, kasyaf, firasat, rasa hati serta kemampuan yaqadzah wa musyafahah atau bisa bercakap-cakap dan berhubungan dengan rijal al-ghaib yakni orang yang berada di tempat jauh, atau telah wafat, termasuk bercakap-cakap dengan rasulullah saw.
Betulkah para wali itu memiliki keistimewaan ? Dalam hal ini Abdul Halim Abbas menjelaskan bahwa adanya ulama wali yang ber-karamah memiliki dasar yang kuat, yakni Alqur'an surat 3 : 37 tentang Maryam yang mendapat makanan langsung dari langit (dari Allah SWT). Surat 18 : 18 tentang pemuda Al-Kahfi yang ditidurkan oleh Allah selama 309. Juga surat 27 : 40 tentang kehebatan seorang pria bernama Assaf Ibn Barkhaya yang sanggup memindahkan singgasana ratu Bilkis ke dalam kerajaan nabi Sulaiman dalam tempo sangat singkat. Mereka bukan nabi, mereka hanyalah orang saleh yang memilki keistimewaan.
Abdul Halim Abbas menjelaskan bahwa Wali al-Aqtab (wali Ghaus) memiliki kasyaf yakni kemampuan di luar dimensi kemampuan manusia. Kemampuan itu dimiliki karena jiwa seorang wali telah sangat suci, sehingga ia mampu berhubungan dengan alam Malakut. Dengan hubunan langsung ke alam Malakut, maka seorang wali mempunyai kemampuan luar biasa, misalnya mampu mengetahui sesuatu peristiwa lebih awal dari kejadiannya sehingga ia memiliki wawasan jauh ke depan dan mampu menyelesaikan masalah masyarakat jauh melebihi pemikiran manusia biasa. Mampu menyelesaikan masalah manusia yang berkaitan dengan roh, jin, syetan, dll. Sebagaimana Abdul Qadir Jailani menyelamatkan anak Abu Said yang diculik jin dari negeri cina. Wali Allah pun dapat memberikan arahan kepada anak buah dari jarak yang sangat jauh tanpa alat komunikasi modern, sebagaimana Umar Ibn Khattab dapat melihat tentaranya di Nahawand yang tertangkap kepungan musuh dari Persia padahal Umar berada di Medinah. Dengan suara lantang, Umar memberikan komando dari mimbar mesijd :" Hai Saria, larilah kebukit !". Suara Umar terdengar dari jarak puluhan kilometer sehingga tentaranya segera berlindung dibukit. Dan atas pertolongan Allah, musuh pun dapat dipukul mundur.
Senada dengan itu, Ashaari Muhammad menyatakan bahwa landasan pendapat bahwa wali Allah mempunyai ilmu Mukasayafah adalah hadits "Takutlah kamu kepada firasat orang mukmin, karena ia melihat dengan nur Allah". (H.R. Tirmidzi). Misalnya Abu Bakar dapat mengetahui jenis kelamin anaknya ketika masih dalam kandungan, padahal waktu itu kemampuan demikian merupakan sesuatu yang amat mustahil . Begitu juga Abdul Qadir Jailani dapat mengetahui asal muasal sekarung emas yang dihadiahkan oleh khalifah Al-Muntajid Billah kepadanya. Waktu itu Abdul Qadir menekankan telapak tangan ke tumpukan uang mas di karung, sehingga dari karung itu merembeslah darah, yang menandakan bahwa uang itu hasil pemerasan dari rakyat kecil. Para wali pun bisa berada di tempat dalam satu waktuu, bisa mendatangkan makanan dari langit. Bahkan keistimewaan wali ini, menurut Ashaari Muhammad tidak sebatas ketika ia masih hidup, tetapi setelah mati pun masih melakukan hal-hal luar biasa. Beberapa keistimewaan tersebut adalah sebagai berikut di bawah ini.

Maulana Syekh Mukhtar ra. menyebutkan bahwasanya tujuh kelompok (Assab’ul-matsani) tersebut adalah sebagai berikut :
1. Empat pemimpin para mala’ikat Kurubiyyin / Alin / Haffin hawlal-arsy.
2. Empat pemimpin para mala’ikat Falakiyyin : Jibril, Mika’il, Israfil dan Izra’il Alaihimussalam.
3. Empat pemimpin para nabi dan rasul yang disebut dengan Ulul-azmi : Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa Alaihimussalam.
4. Empat Pemimpin para sahabat Rasul yang disebut dengan Khulafa’ rasyidin : Saidina Abu Bakr, Saidina Umar bin Khaththab, Saidina Utsman bin Affan dan Saidina Ali bin Abi Thalib Radliallahu anhum ajma’in.
5. Empat pemimpin para penulis wahyu (al-Qur’an) yang disebut dengan al-Abadilah / Abadilatul-Qur’an : Saidina Abdullah bin Umar, Saidina Abdullah bin Azzubair, Saidina Abdullah bin Mas’ud dan Sadina Abdullah bin Abbas Radliallahu anhum ajma’in.
6. Empat pemimpin para imam syari’at (mazhab fiqh) yang disebut dengan al-A’immah al-Arba’ah / A’immatul-mazahibil-arba’ah : Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asysyafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal Radliallahu anhum ajma’in.
7. Empat pemimpin para imam tarekat (tasawuf), pemimpin para auliya’ullah yang disebut dengan al-Aqthab al-Arba’ah (empat wali kutub) / A’immatuththariqah wal-haqiqah : Syekh Ahmad Arrifa’i, Syekh Abdul-Qadir al-Jailani, Syekh Ahmad al-Badawi dan Syekh Ibrahim Addusuqi Radliallahu anhum ajma’in.

Tujuh kelompok di atas-lah Assab’ul-matsani itu, yang memimpin semua matsani yang lain, yang semuanya berjumlah 28 orang sebanyak huruf-huruf dalam bahasa arab.

Ketujuh kelompok itu dipimpin oleh tiga penguasa tertinggi yaitu: Imam al-Hasan, Imam al-Husain dan Imam al-Mahdi Radliallahu anhum.
Allah swt. berfirman: “Ha Mim, Ain Sin Qaf”. Ha Mim telah diulang dalam al-Qur’an sebanyak tujuh kali yang mana hal tersebut mengisyaratkan kepada Assab’ul-matsani di atas, sedangkan Ain Sin Qaf hanya disebut satu kali saja dalam al-Qur’an, yang mana ketiga huruf itu mengisyaratkan kepada tiga pemimpin Assab’ul-matsani (Imam al-Hasan, Imam al-Husain dan Imam al-Mahdi Radiallahu anhum ajma’in).
Sementara pemimpin tertinggi (Ra’is Akbar) yang mengepalai dan mengasuh mereka semua adalah: Rasulullah wa Habibullah Sayyiduna wa Maulana Muhamamd Shallallahu alaihi wa sallam.
Kitab
جميع كرمات الله
Namun di bawah ini Pangkat/ Maqom nya para Aulia Alloh yang diambil dari kitab Jami'u Karomatil Aulia:
1. Qutub Atau Ghauts ( 1 abad 1 Orang )
2. Aimmah ( 1 Abad 2 orang )
3. Autad ( 1 Abad 4 Orang di 4 penjuru Mata Angin )
4. Abdal
( 1 Abad 7 Orang tidak akan bertambah & berkurang Apabila ada wali Abdal yg Wafat Alloh menggantikannya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain ( Abdal=Pengganti ) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya ( Wanita )
5. Nuqoba’ ( Naqib ) ( 1 Abad 12 orang Di Wakilkan Alloh Masing2 pada tiap2 Bulan)
6. Nujaba’ ( 1 Abad 8 Orang )
7. Hawariyyun
( 1 Abad 1 Orang ) Wali Hawariyyun di beri kelebihan Oleh Alloh dalam hal keberanian, Pedang ( Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka bumi.
8. Rojabiyyun
( 1 Abad 40 Orang Yg tidak akan bertambah & Berkurang Apabila ada salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh mengangkatnya menjadi wali Khusus di bulan Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan oleh karena itu Namanya Rojabiyyun.
9. Khotam ( penutup Wali )
( 1 Alam dunia hanya 1 orang ) Yaitu Nabi Isa A.S ketika diturunkan kembali ke dunia Alloh Angkat menjadi Wali Khotam ( Penutup ).
10. Qolbu Adam A.S ( 1 Abad 300 orang )
11. Qolbu Nuh A.S ( 1 Abad 40 Orang )
12. Qolbu Ibrohim A.S ( 1 Abad 7 Orang )
13. Qolbu Jibril A.S ( 1 Abad 5 Orang )
14. Qolbu Mikail A.S
( 1 Abad 3 Orang tidak kurang dan tidak lebih Alloh selau mengangkat wali lainnya Apabila ada salah satu Dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat )
15. Qolbu Isrofil A.S ( 1 Abad 1 Orang )
16. Rizalul ‘Alamul Anfas ( 1 Abad 313 Orang )
17. Rizalul Ghoib
( 1 Abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Alloh mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul Ghoib merupakan Wali yang di sembunyikan oleh Alloh dari penglihatannya Makhluq2 Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang lainnya, Dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan Jin Mu’min, Semua Wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari Rizqi Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib.
18. Adz-Dzohirun ( 1 Abad 18 orang )
19. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah (1 Abad 8 Orang )
20. Khomsatur Rizal ( 1 Abad 5 orang )
21. Rizalul Hanan ( 1 Abad 15 Orang )
22. Rizalul Haybati Wal Jalal ( 1 Abad 4 Orang )
23. Rizalul Fath ( 1 Abad 24 Orang )
Alloh mewakilkannya di tiap Sa'ah ( Jam ) Wali Rizalul Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara Barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat ( Arah Mata Angin )
24. Rizalul Ma'arijil 'Ula ( 1 Abad 7 Orang )
25. Rizalut Tahtil Asfal ( 1 Abad 21 orang )
26. Rizalul Imdad ( 1 Abad 3 Orang )
27. Ilahiyyun Ruhamaniyyun ( 1 Abad 3 Orang ) Pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali Abdal
28. Rozulun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
29. Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz ( 1 Abad 1 Orang )
Wali dengan Maqom Rozulun Wahidun Markab ini di lahirkan antara Manusia dan Golongan Ruhanny( Bukan Murni Manusia ), Beliau tidak mengetahui Siapa Ayahnya dari golongan Manusia , Wali dengan Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut " Rozulun Barzakh " Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari Golongan Ruhanny Air INNALLOHA 'ALA KULLI SAY IN QODIRUN " Sesungguhnya Alloh S.W.T atas segala sesuatu Kuasa.
30. Syakhsun Ghorib ( di dunia hanya ada 1 orang )
31. Saqit Arofrof Ibni Saqitil 'Arsy ( 1 Abad 1 Orang )
32. Rizalul Ghina ( 1 Abad 2 Orang )
sesuai Nama Maqomnya ( Pangkatnya ) Rizalul Ghina " Wali ini Sangat kaya baik kaya Ilmu Agama, Kaya Ma'rifatnya kepada Alloh maupun Kaya Harta yg di jalankan di jalan Alloh, Pangkat Wali ini juga ada Waliahnya ( Wanita ).
33. Syakhsun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
34. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 Abad 10 Orang )
35. Budala' ( 1 Abad 12 orang ) Budala' Jama' nya ( Jama' Sigoh Muntahal Jumu') dari Abdal tapi bukan Pangkat Wali Abdal
36. Rizalul Istiyaq ( 1 Abad 5 Orang )
37. Sittata Anfas ( 1 Abad 6 Orang )
salah satu wali dari pangkat ini adalah Putranya Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-'Alim Al-'Allamah Ahmad As-Sibty
38. Rizalul Ma' ( 1 Abad 124 Orang )
Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi Su'ud Ibni Syabil " Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di Bagdad dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku "Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau di Lautan" Belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata "akulah salah satu hamba Alloh yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air", Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba2 orang tersebut hilang dari pandanganku.
39. Dakhilul Hizab ( 1 Abad 4 Orang )
Wali dengan Pangkat Dakhilul Hizab sesuai nama Pangkatnya , Wali ini tidak dapat di ketahui Kewaliannya oleh para wali yg lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, Karena Wali ini ada di dalam Hizab nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia, Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia Seperti di riwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani Melaksanakan Towaf di Baitulloh Mekkah Mukarromah tiba2 Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke Lauhil Mahfudz dilihat di lauhil mahfudz nama Wanita ini tidak ada di barisan para Wali2 Alloh, Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Wanita ini dan apa yang menjadi Amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat , Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang Waliyyah dengan Maqom/ Pangkat Dakhilul Hizab " Berada di Dalam Hizabnya Alloh ", Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa Ber Husnudzon ( Berbaik Sangka ) kepada semua Makhluq nya Alloh, Sebetulnya Masih ada lagi Maqom2 Para Aulia yang tidak diketahui oleh kita, Karena Alloh S.W.T menurunkan para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad 124000 Orang, yang mempunyai tugasnya Masing2 sesuai Pangkatnya atau Maqomnya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar