RSS

KEPUTUSAN ALLAH

Semangat Yang Menggelora
Tidak Bisa Menerobos Tirai Takdir

Tajrid dan asbab merupakan maqom yang ditentukan oleh Allah. Tajrid bisa menjadi jalan untuk wusul kepada Allah, asbab juga maqom yang bisa mencapai wusul kepada Allah. Yang penting bukan mana diantara keduanya yang lebih baik, akan tetapi, “aku oleh Allah diposisikan di mana?”. Ini yang penting.
Maka, apabila seorang salik pindah dari posisi tajrid menuju posisi asbab, atau dari posisi asbab ke posisi tajrid, selama perpindahan itu merupakan kehendak Allah, maka hal itu sama sekali tidak akan menggangu, asalkan ketika kita dalam posisi tersebut, dalam hati kita selalu ada roso rumongso netepi takdir (merasa menjalankan takdir) yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Apakah manusia tidak boleh mempunyai cita-cita? Boleh, siapa yang melarang?. Cita-cita boleh setinggi langit, tetapi tetaplah takdir Allah yang terjadi. Dan cita-cita yang sampeyan rancang, sebenarnya tidak ada pengaruh apapun terhadap ketentuan takdir Allah.
Artinya, Semua yang terjadi itu mutlak takdir Alloh, Allah mentakdirkan menciptakan sampeyan, Alloh yo ora leren rembukan dulu dengan sampeyan (Alloh tidak perlu musyawarah dulu dengan sampeyan). Sampeyan moro jenggele dadi manungso ki opo diajak musyawarah disik karo Gusti Allah (Sampeyan tahu – tahu jadi manusia, apakah diajak musyawarah dulu oleh Alloh?), Kamu mau aku jadi manusia? Tidak kan, ya tahu-tahu menjadi manusia.
Atau sampeyan menjadi orang, terus ndilalah (ternyata) dijadikan orang miskin, apa sampeyan juga diajak musyawarah? Sampeyan dijadikan orang kaya juga tidak diajak musyawarah. Itu semua harus kita sadari.
Oleh karena itu, apabila kita melihat orang yang mempunyai rancangan yang tinggi dan sukses, cita-citanya berhasil semua, itu tidak berarti cita-cita orang tersebut merubah takdir. Cita - cita tinggi itu pada hakekatnya masuk di dalam takdir itu sendiri (ditakdirkan memiliki cita – cita). Oleh karena itu Syekh Ahmad Ibnu Athoilah As-Sakandari menyatakan dalam kitab Al-Hikam yang ke tiga

(3)سَوَابِقُ اْلِهِمَمِ لاَتَخْرِقُ اَسْوَارَ اْلاَقْدَارِ
Artinya ;
Himah kang banget kuate iku ora biso nerobos takdir
Himah yang kuat (semangat yang menggelora) itu tidak bisa menerobos (tirai) takdir.

Sawa biqul himami: utawi piiro-piro diseke piro-piro himah. Ada yang menerjemahkan dengan model di balik, sawa biqil himami: utawi cita-cita yang cepat sampai pada tujuannya. Iku, latuhriqu: ora biso mbedah, ora biso njebol. Aswarol Aqdari: ing piro-pro bates-batese takdir.

Ada orang jawa bilang: krido ning pakarti ora biso mbedah kutoning pasti. Krido pakartine menungso ora biso mbedah pastining Gusti. Itu harus diyakini, dan itu kenyataan. Coba di ingat, kalau sampeyan mempunyai cita-cita, yang tidak geseh (sesuai) berapa persen. Tidak ada cita-cita yang sempurna, pasti ada yang tidak sesuai. Umpama secara jumlah, sesuai. Mungkin secara waktu tidak pas.
Misalnya sampeyan punya rencana; “Besok saya akan nagih dan mendapat uang satu juta”. Mungkin satu jutanya tepat, tapi rencana sampeyan jam delapan, bisa mundur jam sembilan. Artinya ada yang tidak tepat. Tidak semua sesuai dengan rencana kita.
Apa sebabnya? Manusia itu mau atau tidak mau, pangkatnya tetap kawulo (hamba), yang namanya kawulo tetap bukan bendoro(tuan). Dan dia tidak mempunyai hak untuk memberi keputusan. Himah itu hanya angan-angan, cita-cita, pemusatan keinginan dan pemusatan pikiran.

Tiga Macam Himah
Pada sarahan (penjelasan) kitab Al-Hikam yang berhubungan dengan takdir ini ada yang mengatakan bahwa, himah itu ada yang dinamakan Himah Sabiqoh, ada yang dinamakan himah muta’akhiroh.

1. Yang umum itu himah mutawasithoh. Artinya, antara jumlah energi, cita-cita, rencana, semuanya terjadi sesuai dengan rencana tersebut. Meskipun berubah, tidak begitu banyak. Hal itulah yang dinamakan himah mutawasithoh (Sedang), berimbang antara ikhtiar dan hasil.
2. Ada himah yang mutaakhiroh. Artinya, antara cita-cita yang diharapkan dengan kenyataan yang dialami ternyata banyak mundurnya. Itu namanya himah mutaakkhiroh. Misalnya ketika sampeyan dalam perjalanan, sampeyan merencanakan nanti sampai dh Pasuruan jam satu. Ternyata jam satu sampeyan masih di tengah – tengah perjalanan (masih jauh dari tujuan rencana). Itulah himah mutaakhiroh. Rencana, harapan, dan takdir Alloh jauh berbeda.
3. Ada himah Sabiqoh. Artinya, Antara angan-angan yang ditancapkan (rencana / harapan) dan ikhtiar yang dilakukan dengan hasil yang diterima tidak sama, dan ternyata hasil yang diterima lebih luas, lebih besar dan lebih cepat daripada perencanaan. Itu namanya himah Sabiqoh. Misalnya ; Sampeyan punya krenthek di hati, belum sampai diungkapkan sudah kejadian (sudah terjadi).
Ada orang datang ke tabib, mbah saya sakit. Sakit apa? Kulo sakit untu (saya sakit gigi mbah). Gigi yang atas apa yang bawah, Tanya si mbah. Gigi yang atas mbah, sudah berapa hari?, Sudah satu minggu mbah. Kemudian si mbah menjawab, Sudah silahkan pulang, nanti akan sembuh. Hanya diberi tahu seperti itu (tidak di apa – apakan oleh si mbah), keluar dari pintu, tenyata gigi yang sakit sudah sembuh. Itu namanya himah sabiqoh . Secara lahir tidak ada ikhtiar sama sekali, sebab yang wajar tidak keluar, tetapi hasilnya sudah bisa diterima.

Apa seperti itu berarti dia merobah takdir? Tidak. Itu tetap berada di dalam naungan takdir. Sebenarnya yang ampuh bukan do’anya , sing mandi dudu jopone (yang manjur bukan obatnya, yang sukses bukan ikhtiarnya. Yang berhasil bukan usahanya. Semua yang terjadi merupakan takdir Allah S.W.T. Usaha dinamakan sebab. Sedangkan Sebab merupakan tempat atau arena penampilan takdir Alloh.
.
Kehidupan ini seperti halnya pewayangan. Ada perang Barata Yuda antara Pandawa dengan Kurawa. Semua aktifitas dalam pewayangan itu merupakan tampilan Dalang. Bahwa sebenarnya bukanlah wayang yang berperang, semua gerakan wayang sebenarnya adalah gerakan sang dalang. Ada contoh lain, antara Janoko dengan Buto Cakil. Buto Cakil ditendang Janoko bisa jungkir balik, Apa yang kita lihat itu sebenarnya bukan digdayanya Janoko. Janoko tetap menancap pada gedebog (batang pisang). Tangan hanya sekedar melambai, dan seketika itu pula Buto Cakilnya dibanting, dikeplekno, oleh Dalangnya. Jadi sebenarnya yang membanting bukanlah janoko, tapi sang dalang. Hanya saja di dalam tampilan kelir wayang, seakan-akan yang sakti mondroguno, yang hebat adalah Janoko.

Sama halnya dengan kita, ketika sampeyan jadi dukun, sakti. Sebenarnya yang sakti bukan dukunya, tetapi tetap takdir Allah berlaku. Dukun hanyalah media penampilan Allah. Hanya ada penisbatan saja. Setinggi apapun cita-cita manusia, meskipun dengan semangat yang menggelora, tidak akan bisa mbedol (menerjang) takdir Alloh.

Oleh karena itu, dalam hal tata krama orang beribadah yang ingin wusul kepada Allah, cita-cita jangan dijadikan kepastian. Saya tahun sekian harus selesai kuliah, tahun sekian harus menikah, tahun sekian usaha saya harus sukses , tahun sekian harus sudah punya rumah, tahun sekian harus punya mobil, tahun sekian…., Halah, kok koyo dadi Gusti Allah dewe. (kok seperti jadi Gusti Alloh sendiri)

Silahkan sampeyan merancang cita-cita setinggi langit. Tetapi tingkat yang lebih tinggi harus kamu pasang Insya Allah. Dan jangan dipastikan. Karena sebab akibat yang dipahami akal, dengan sebab akibat yang ditetapkan takdir itu sering kali tidak sama. Mulai dari soal kecil sampai yang besar.

Contoh, Ada orang yang merencanakan bahwa ; “barang siapa yang mengaji, nanti akan pandai ilmu nahwu. Ini rancangan akal. Data yang dijumpai akal biasanya seperti itu. Kemudian dia membuat perencanaan agar muridnya pandai ilmu nahwu. Namun ternyata takdir Allah tidak begitu. Anak yang dipaksa pintar nahwu sorof ternyata tidak pintar nahwu sorof. Malahan pandai ilmu tafsir. Hal seperti ini seringkali terjadi.

Dipondok Tambakberas Jombang, banyak santri yang cita-citanya ingin menjadi ahli mantiq, balaghoh. Ternyata setelah dia menjadi pegawai negeri, mengajar di Aliyah Negri malah menjadi guru matematika. Sehingga dia pun heran. “Saya dulu tidak suka matematika, sekarang malah menjadi guru matematika”.

Ada lagi yang lucu. Ada orang, dulu ketika sekolah suka tidur. Ngantukan setengah mati. Tetapi dia pandai merayu hati guru. Sehingga nilainya tidak begitu jelek. Setelah tamat Mu’alimin Tambakberas terus menikah (Mu’alimin adalah sekolah setingkat Aliyah). Kemudian dia punya gagasan mendirikan Tsanawiyah, kemudian tiga tahun berikutnya mendirikan Aliyah sampai sukses. Padahal dia bukan sarjana pendidikan. Pada suatu hari pernah ditanya, bagaimana caranya mengajar?. Yo embuh wong aku dewe yo gumun (Ya nggak tahu, saya sendiri juga heran). Dulu tidak ada pelajaran yang saya pahami. Ketika saya menjadi kepala Tsanawiyah, pada saat ada kelas kosong saya mengisinya, dan saya juga bisa menerangkannya. Ada PMP, IPS, dulu ada PSPB, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. (padahal) Aku biyen ngono-ngono iku ora paham (saya dulu hal semacam itu nggak paham). Sekarang kok jadi paham. Ketika dulu diajari tauhid saya tidak pernah paham. Sekarang saya bisa menerangkan aqidah ahlaq. Karena aku sudah terlanjur menjadi kepala sekolah, ketika ada guru tidak masuk, saya yang harus menggantinya. Hal seperti itu pun bisa terjadi.

Itulah takdir. Padahal metentenge deweke biyen (kesungguhanya dulu) karena dipaksa oleh orang tuanya, dipaksa oleh gurunya, tidur apa tidak tidur yang penting berangkat sekolah. Hanya itu saja. Ternyata tumbuh takdir yang berbeda itu berhubungan dengan soal kenyataan.

Kalau soal yang ahli tariqoh, orang yang belajar wiridan, silo (duduk bersila) menggelar sajadah, muter (memutar) tasbih, Himah dan cita-citanya bisa merasa nges (nikmat) ketika wiridan. Nges itu bagaimana? Yo nges ngono wae. Wiridan sehingga bisa sampai tenggelam.
Kadang – kadang orang wirid ingin bisa nges nggak bisa. Semakin di paksakan semakin tidak bisa. Sholat juga begitu, inginya sholat khusuk, takbir pelan - pelan. Semua serba dihati – hati. Tetapi tetap saja tidak bisa khusuk. Tetapi dia mempunyai himah, cita-cita pemusatan pikiran ke sana, pengerahan pikiran. terus ikhtisar. Itu namanya himah.
Terkadang justru ketika berada di WC, dzikir dalam hati bunyi dengan sendirinya. Tahu-tahu sepertinya semua terbuka, hati bisa bersenandung dzikir, diberi bisa dzikir Allah, Allah, Allah. Dan terasa nikmat sekali. Ternyata di WC yang tidak diniati malah mendapatkan ngesnya dzikir. Yang berada di atas sajadah, penuh konsentrasi, Hati malah ngluyur ke mana - mana. Itu berarti himah tidak bisa menerjang takdir Alloh.

Saya pernah menanyakan soal itu dan dijawab begini ; yang menyebabkan tahu-tahu hatinya bisa dzikir itu bukan karena kamu di WC, tetapi metenteng (konsentrasi)mu ketika kamu sholat tetapi tidak bisa dzikir, itu berarti oleh Allah disimpan, kemudian diberikan kepada sampeyan ketika sampeyan berada di WC. Seandainya kamu tidak pernah metenteng (konsentrasi dzikir) di atas sajadah, mungkin hati sampeyan tidak akan bisa berbunyi dzikir ketika sampeyan berada di dalam WC. Artinya apa? Takdir itu tidak harus persis dengan kemauan sampeyan.

TATA KRAMA ORANG YANG MEMPUNYAI CITA-CITA

Oleh karena itu, tata krama orang yang mempunyai himah, tetapi harus dipotong, dan di atas sendiri harus diucapkan insya Allah. Kalau sampeyan sering mengucapkan insya Allah, insya Allah sampeyan tidak mudah setres. Tetapi harus dikembalikan lagi kepada soal I’timad, soal tajrid dan soal asbab yang lalu. Halah wong semua sudah di takdir, maka tidak perlu ikhtiar, jangan begitu. Himah itu pasti ada. Itu sudah memanusiawi. Setiap orang mempunyai himah. Tetapi jangan sekali-kali himah mu itu, coro wong jombang, nglamak, sampai menyaingi irodahe gusti Allah. Coro wong jowo : Ojo ndisiki kerso . Itu penting. Kalau tidak begitu, sampeyan nanti akan tabrakan terus. Bagaimana se kok tidak pernah pas.

Allah itu sering memberitahu sesuatu ketika orang itu sudah tidak mengharapkan. Baru dia diberi oleh Allah. Ketika orang itu masih karep malah tidak diberi. Itu salah satu bentuk sunattullah, kebiasaan Allah memberi itu begitu. Ini juga sukar. Lek ngono aku tak gak karep wae. Yo malah karep. Orang yang sudah tidak karep biasanya oleh Allah malah diberi. Karena Allah welas kepada sampeyan. Kalau sampek sampeyan karep langsung diparingi, kapan karep langsung diparingi, sampeyan nanti terus menjadi gusti Allah. Bertanggung jawab menjadi gusti Allah itu sampeyan tidak akan mampu. Nanti akan benturan dengan kodrat, esensi asli posisi sampeyan menjadi kawulo itu hilang. Wong petruk kok dadi ratu. Petrok itu menjadi puno kawan saja. Yang menjadi saja biar Kresno atau Puntodewo saja. Itu namanya nglenggono ing urip, nrimo ing pandum. Mengerti tugasnnya menjadi manusia.

Itu sebenarnya erat hubungannya dengan soal tajrid dan soal asbab itu. Himah sanagat erat hubungannya dengan asbab dan tajrid. Meskipun himah sampeyan melalui tajrid itu kera sekali, kalau aku mententeng lewat tajrid pasti aku cepat mukasyafah, cepat mendapatkan karomah. Karena aku tidak mengurus dunia sama sekali. Aku menjadi orang zuhud sembarang kalir dicukupi Gusti Allah. Kalau kata-kata itu berasal dari dirimu sendiri berarti sampeyan secara langsung tidak sadar, bahwa sampeyan selengke malik posisi Allah menjadi buruh sampeyan menjadi Juragan. Bagaiman tidak. Wong angger karep keturutan, kapan karep keturutan. Terus suwe-suwe pokok aku karep kudu dituruti. Aku kudu dituruti. Terus malih kudu-kudu. Kudu itu siapa yang sampeyan paksa. Memaksa orang? Apa orang bisa menuruti kemauan sampeyan? Siap yang bisa menuruti kemauan sampeyan? Ya hanya Allah. Tetapi kalau sampeyan terus ngelama seperti tadi, bagaimana? Setiap mempunyai himah keturutan. Terkadang malah mekso, pokok niki kedah keturutan Gusti! Bagaimana, yang sakit itu keponakan saya. Dukunnya saya sendiri. Maka kalau tidak sembuh saya malu Gusti. Akhirnya, diam-diam tidak terasa Gusti Allah sampeyan jadikan pelayan, sampeyan yang memerintah Gusti Allah. Itu namanya su-ul abad, sampeyan ora duwe unggah-ungguh tidak mempunyai tatakrama, wong kawulo kok mekso bendoro.

Untuk itu apapun himahnya, sampeyan terus menyadari, bahwa himah apapum yang ada pada otak saya ini adalah merupakan pantulan irodah dari Allah S.W.T. Soal irodah itu yang tertjadi yang mana, yang tidak terjadi yang mana, terserah Allah. Karena Allah itu mempunyai wewenang : yahumllahuma yasyau wa yutsbit: Allah itu boleh dan memang bisa menghapus apa yang dikehendaki dan boleh menetapkan apa yang dikehendaki.
(arab)
Artinya:
1. Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki) (13-guruh:39)
2. Allah blots out what he wills and confirms ( what he wills) (13- the thander:39).

Sebenarnya hal ini sudah biasa kita lakukan. Bahwa cita-cita setinggi apapun dan secepat apapun itu terselenggara itu sebenarnya bukan soal cita-citanya. Tetapi itu tetap masuk dalam lingkaran takdir. Berarti cita-cita itu tidak bisa menembus batas-batas takdir. Sudahlah kalau memang sampeyan ditakdir menjadi menjadi Kyai, ya tetap nanti posisimu yang benar ya Kyai itu. Meskipun sampeyan mempunyai cita-cita bisnis yang tidak jadi. Adapun kamu pasti ngelakoni Kyai nggetu, waktu mengajar, mengajar santri yang datang diajar. Ada orang bodoh diajari. Diundang mengaji berangkat. Kok moro-moro karo ditengah-tengah malah mau dilalah, ora karepe dewe, tapi karepe kono, takdire kono, moro ono kenalan. Nganu yi, ini ada orang membutuhkan tanah bayak yi. Panjenengan sering mengaji dia diman-manakan banyak imformasi. Mungkin ada orang yang menjual tanahnya. Ada, di Jombang ada orang yang menjual tanah 40 hektar sampai sekarang laku. Saya hanya memberi informasi saja. Tahu-tahu ditandatangani sendiri, terus transaksi, terus say mendapat uang sehnga dengan tidak terasa Kyai merangkap menjadi biro jasa makelar tanah.

Tetapi bukan kehendak sendiri. Seperti itu tidak apa-apa. Umpama sampeyan sudah tajrid. Usah sudah di padati semu. Sampeyan sudah nglenggono, al-hamdullilah akuy tak tajrid. La kok yahu-tahu ada orang ngajak petung dilalah petunge jodo. Tur ya barokah. Morop oleh bati. La piye, wong enak-enak wiridan ono tamu. Nganu lo mas, sampeyan kan dulu pernah di pasar sepeda sana to? Iya, ada apa? Sampeyan kan pengalaman menaksir sepeda. Inilo ada sepeda. Kalau menurut taksiran sampeyan harganya berapa? Itu paling mahal limang juta. Yo tulung sampeyan dolno pisan. Pokoke oleh limang juta. Koncoku butuh sepeda. Awake purik lek ora ditukokno sepedah. Akhire sepedahe di dol payu nem juta. Jadi duduk di rumah tahu-tahu mendapat uang satu juta. Bisa saja kalau itu takdir. Himah itu jangan di paksa menembus takdir. Kalau sampeyan paksa yang sengsara kamu sendiri.

Ada lagi yang berhubungan dengan soal takdir dan ikhtiar. Himah itu sering kali hanya berkutat soal itu saja. Tidak perlu ikhtiar kalau ditakdir sukses ya sukses. Meskipun di ikhtiari sampai njleput kalau di takdir tidak jadi ya tidak jadi. Mengapa kok repot-repot tandang barang. Pasti benturannya seperti itu. Mengaji sejak dulu saya masih kecil, kalau sampai pada bab qodok-qodar takdir pasti mendapat benturan seperti itu. Diberi tahu berulang kali kok tetap tidak mau mengerti saja.

Takdir itu pasti terjadi. Himah itu dapat manusiawi yang wajar adanya. Tumandang iku kewajiban yang ditetapkan oleh Tuhannya. Sudah jelas kan. Tumandang iku perintah sing kudu di lakoni. Himah, cita-cita iku sinyal irodah soko pengeran sing kudu ditompo. Takdir sing dumadi, sing terjadi itu keputusan akhir dari Allah yang harus di yakini. Enak kan?

La marahi terus sinyal nya dihubungkan begini, ikhtiar, qodok-qodar itu menjadi satu saling terkait. Ini yang menyebabkan konslet. Ikhtiar itu perintah. Takdir itu keputusan dari Gusti Allah. Takdir itu pasti terjadi. Ikhtiar itu perintah yang harus dilakoni. La tuwas kulo nglakoni? Tuwas nglakoni iku berarti sampeyan di takdir iso nglakoni. Begitu lo. Jangan bilang tuwas. Kalau kamu melakukan ikhtiar maknanya kamu di takdir ikhtiar. Terus kok tidak cocok dengan angan-anganmu. Memang kamu di takdir tidak cocok. Begitu saja enak.

Artinya apa? Kamu itu kawulo. Nglenggono-o, ngono lo. Sebenarnya hanya begitu saja. Tetapi mengapa kok berat dan sukar sekali menembus hal seperti ini? Nafsu! Nafsu itu berkali-kali ingin mendapat nama. Meskipun tidak memiliki ingin mengaku. Begitu kan? Rata-rata nafsu manusia itu begitu. Meskipun tidak mempunyai yang penting ikut memiliki nama. Ngono iku lek gak aku mosok iso. Lek gak aku. Sajake koyo iyo-iyo-o.

ENAM MACAM TUNTUTAN MANUSIA

Ada apa kita diajak nglenggono ing takdir kok sukar? Ya karena nafsu itu. Dulu pernah saya terangkan tentang analisake manusiaan yang di terangkan oleh sahabat Abu Bakar Ash Shidiq. Manusia itu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, satu dorongan-dorongan enam macam.

1. Manusia itu secara langsung oleh Aallah di beri sinyal yang bernama Syirotol Mustaqim, hidayah, petunjuk, tuntunan baik melalui ilham yang benar, roso, nurani, fitroh, atau melalui dakwah para Rosul, melalui kitab-kitab suci. Itu semua merupakan hubungan antara manusia dan Gusti Allah. Tujuannya agar manusia bisa kembali kepada Allah. Namanya diberi fitroh hati.

Akan tetapi manusia yang diberi fitroh hati yang sudah mulus diberi hidayah sampai di perbesar dengan Nabi, di perbesar dengan Qur’an Hadis, sampai di ulur-ulur dengan pengajian Kyai, ternyata untuk kembali kepada Allah melalui Syirotol Mustaqim itu tidak bisa mulus. Karena manusia hidup didunia ini selain diberi fhtroh qolbu oleh Allah Ta’ala juga diberi nafsu.


2. Wateg nafsu itu ingin selalu meningkat. Dan ketepatan lakone menungso sing kudu lewat Syirotol Mustaqim itu harus berhadapan dengan musuh manusia yang bernama Iblis yang menentukan Iblis itu juga Gusti Allah. Allah menciptakan iblis menjadi musuh manusia itu tidak ingin menyengsarakan kaumnya. Memang Allah ingin mengangkat derajat manusia di atas iblis itu. Agar tampak bahwa manusia lebih milia dari pada iblis. Oleh karena itu perlu di adu. Ibarat perlombaan atau main sepak bola itupun perlu mempunyai musuh. Kalau tidak ada musuhnya siapa yang nanti jadi juara. Kan begitu.

Makanya sebelum manusia turun ke bumi di beri musuh dulu namanya iblis. Agar tampak siapa yang menjadi juara. Karena kalau sampeyan mengumumkan, aku juara. Juara apa? Sepak bola. Saya bisa memasukkan bola ke gawang satu jam 60 kali. Tetapi tidak ada musuhnya. Apa bisa menjadi juara. Tidak bisa.

Adanya tampak mulya, manusia pantas mendapat hadiah surga, karena ada pertarungan melawan iblis itu. Makanya kamu tidak perlu membenci iblis. Tetapi sadarlah bahwa iblis itu musuh. Tuwas sampeyan membencinya, kenyataanya gandeng terus. Malah kalau perlu malah sampeyan memasukan bola iblis kegawang sampeyan sendiri. Berarti kalah terus.

Oleh karena itu di dalam Al-Qur’an tidak ada perintah untuk membenci setan dan iblis. Al-Qu’ran dawuh.


وَلاَ تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ (2-البقر ة: 168)

Artinya:
1. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.(2- tapi betina : 168).
2. And follow annot the footsteps of satan.(2- The Cow : 168)

Ojo melu jangkae iblis, jangkae setan. Artinya apa. Jika kamu menendang bola ketika bermain sepak bola jangan meniru cara menendangnya setan. Karena setiap tendangan setan pasti diarahkan kegawangmu. Kalau kamu menirunya, gawangmu akan kemasukan terus. Itu berarti kamu bunuh diri. Makannya kamu jangan menbenci. Tapi jangan menuruti langkahnya.

Tuwas sampeyan membenci, sebentar-sebentar, setan kurang ajar. Halah, kanyataannya kamu kalau menendang bola menirukan dia kok. Mengapa kamu mengatakan kurang ajar segala. Setan dijadikan musuhmu agar kamu tampak mulya. Akhirnya untuk untuk masuk sirotol mustaqim itu a lot. Tetapi meskipun a lot kamu bisa berjuang yang sungguh-sungguh kalau bisa gol meskipun jarang-jarang tetap dikatakan juara. Satu jam bisa gol tiga kali saja sudah jadi juara. Karena musuhnya tidak menggolkan sama sekali. Dari pada yang satu jam menggolkan 60 kali tapi tampak musuh tadi. Yang juara justru yang gol sedikit dengan musuh tadi.


3. Selain itu, iblis mempunyai teman untuk patner, sebenarnya dia itu bolone manungso. Tetapi kadang kal dia berkolasi dengan iblis. Apa itu? Nafsu tadi. Nafsu itu sebenarnya diciptakan oleh Allah untuk bekal hidup manusia agar manusia terus naik. Karena bahan asal manusia itu dari tanah. Tanah itu asor. Terus manusia diberi power yang bernama nafsu agar mempunyai daya peningkatan. Inggin meningkatkan derajatnya. Meningkatkan diatasnya. Untuk apa meningkat? Agar perjalananya menuju sirotol mustaqim menuju Allah yang maha mulia tadi bisa lancar. Tanpa nafsu manusia tidak bisa berangkat beribadah. Tidak bisa bertemu Allah, tidak bisa masuk surga. Sebenarnya begitu yang asli itu.

Tetapi karena ada iblis, nafsu itu sering dibisiki oleh iblis. Kamu kalau meningkatkan itu sing mesisan ngono lo. Bolak-balik kok mung dadi kawulo. Kapan bagianmu. Dadio Gusti Allah pisan nono lo. Jangan mau menurut perintah Allah. Manusia harus bebas. Masak hidup sekali terkendali. Bebaskan saja, tidak perlu syariat mbel gede barang. Opo ae.

Akhirnya manusia semacam ini ingin meningkat dan meningkat, tetapi volumenya oleh iblis dibesarkan sampek kebablasan. Volumenafsu yang mesti untuk mencari kemulyaan untuk memuji Alla, Akhirnya oleh iblis dibelokan, srit…, itu saja. Akhirnya bukan hanya ingin menuju Allah tetapi ingin njejeri posisi ke-tuhan-ane Gusti Allah. Namanya menjadi toghut. Contohnya Fir’aun. Dia berkata :
أَ ناَ رَ بُّكُمُ اْلاَعْلىَ (79-النّا ز عا ت : 24)
Arinya:
1. Akulah tuhanmu yang paling tinggi. (79- malaikat-malaikat yang mencabut : 24).
2. I am your lord, most high. (79- Those Who Pall Out : 24).

Ana robbuhumul a’la : aku pengeran paling top. Pengeran kok paling top. Opo ora lucu. Itu karena bahasa nafsu. Ingin yang lebih dan selalu ingin yang lebih. Ananging karo iblis dibablasne, supoyo menyaingi Gusti Allah. Sebenarnya maknanya baik

4. Manusia oleh Allah disangoni sing jenenge syahwat. Apa syahwat itu? Keinginaan makan dan berhubungan sex. Soal makanan yang berhubungan dengan perut, dan soal sex yang berhubungan dengan bawah perut. Sebenarnya menurut kehendak Allah ada hikmahnya. Soal makanan adalah untuk kelangsungan hidup fisik manusia itu sendiri. Soal sex adalah untuk kelangsungan jenis makhluq yang namanya manusia.

Kalau manusia tidak berhungungan sex sama sekali, ora njimak blas, tidak berhubungan intim sama sekali, sing lanang sak ndoyo purik kabeh, wis ora wedok-wedokan. Sing jare wong wedok, wis gak usah lanang-lanangan. Kalau ini berlangsung terus sampai satu abad, habis manusia didunia ini.

Maka manusia diberi kekuataan yang namanya syahwat. Njimak dan syahwat makan demi untuk kelangsunga hidup manusia itu sendiri.

Tetapi oleh iblis sering kali volumenya dibablasno. Wong nyatane syahwat iku enak kok. Makan itu enak. Urusan dengan wanita itu enak. La dari pada mencuri surga terlalu lama. Itu saja dijadikan surga. Akhirnya volumenya dibesarkan. Mangan sembarang kalir, tidak peduli milik orang. Halal apa tidak, ora ngurus. Yang penting makan enak.

Soal wedokan yo ngono pisan. Sudah mempunyai istri masih mencintai istri orang lain. Kalau perlu mencoba njajan di sana-sana. Aku tak mencoba sing India. Aku tak nyobak yang bukan India. Kabarnya yang dari Tiongkong da keringatnya harum. Halah, yang namanya wanita itu ya sam saja. Sebenarnya begitu kalau soal syahwat.

Cuma, memangitu oleh iblis dihias-hias, diiming-iming agar volume syahwat itu membesar samapai orang lalu meburu itu sehingga lupa kepada sirotol mustaqim yang merupakan tugas awal fitrohnya itu.

Sebenarnya awal mulanya itu ada hikmah untuk kelangsunga hidup. Tetapi oleh iblis lama-lama volumenya dibablasne supaya tidak menjadi hikmah tetapi menjadi alat untuk melanggar aturan Allah S.W.T.

5. Terkadang iblis itu juga agak kepincut kalau ada orang digoda dengan nafsu. Dia terlanjur nglokro. Halah, orang seperti aku anak orang gembel tidak mungkin menjadi orang mulyo, menjadi orang top. Orang semacam ini jelas tidak bisa digoda dengan kedudukan. Wong pikirane, aku wong gembel ngene wis jelas ora iso.


Atau digoda syahwat, ternyata mendal juga. Orang nuruti syahwat tidak bisa. Kenyataannya semua orang butuh uang. Ketika dia bilang begitu, langsung iblis mengambil kesempatan. Iya betui itu. Orang butuh uang. Maka kalu kamu inggin mulya menuruti syahwat sepuas-puasnya harus mencari uang sebanyak-banyaknya. Tidak perlu ngereken ibadah. Yang penting mencari uang.

Padahal yang namanya uang rizki, donyo itu o;leh Allah sudah dipitung, lan dihitung untuk alat perjalanan hidup manusian untuk melangsungkan tugas kekholifahan bahan tadi. Manusia butuh menuruti syahwat makan oleh Allah diberi rizqi yang berupa makanan. Manusia butuh Syahwat perempuan, jodoh oleh Allah diberi jodoh yang diatur. Manusia butuh kedudukan oleh Allah diberi kedudukan. Wong kalau taqwa aqromakum itu. Sebenernya semua mendapat tempat.

Kalau begitukan menurut semua. Iblis tahu, kalau begitu digoda soal rizqi saja. Diberi tahu bahwa rizqi itu harus diuber. Karena kalu tidak diuber tidak akan berhasil. Uang harus dicari sebanyak-banyaknya. Kalau tidak punya uang tidak bisa punya pangkat. Kalau tidak punya uang tidak bisa merasakan nikmat. Akhirnya orang itu nyingkur Gusti Allah sret…, kabeh nyembah duwit. Pokok dimana disitu ada uang dia yang harus dituruti. Meskipun pandai kalau tidak punya duwit saya tidak akan manut. Meskipun hanya tamat SD kalau banyak duwit bisa jadi konglomerat. Sampai ada Insinyur yang mau diperintah oleh anak tamatan SD. Ada orang yang bertitel MBA disuruh manager Perusahaan yang pemiliknya SD saja tidak tamat. Kok mau-maunya diperintah orang yang SD nya saja tidak tamat.

Karena sudah terlanjur berpaling. Yang dikejar uangnya. Harga diri soal ilmu,dia pandai, itu thdak pernah dipikir. Apalagi soal ngibadah, sudah tidak dipakai lagi. Orang yang hanya mengejar uang untuk mencapai sukses yang semu itu pasti menjadi orang cetil, bakhil, medit. Jika berhasil sukses disamping cetil, hartanya, bondone lan donyone mesti arep digawe foya-foya melupakan Gusti Allah.

Akhirnya ada orang yang digoda lewat nafsu tidak mau, digoda lewat syahwat tidak dapat, digoda lewat harta tidak bisa, karena makom dia makom tajrid. Kamu itu mbok berusaha menjadi orang mulia. Halah, wong SD saja tidak tamat kok. Yo lek ngono golekno wong sing ayu! Halah, sopo gelem karo aku. Yo lek ngono nyambuto gawe sing mempeng ben oleh duit akeh. Halah wong di PHK terus ngono kok. Yo lek ngono memdemo wae!

6. Apa itu? Tuntutan jasad. Manusia itu oleh Allh dfiberi yang nomor 6 yang disebut jasad. Jasad itu untuk wadah ekspresi seluruh aktifitas kehidupan. Jasad itu tidak mempunyai tuntutan sendiri. Apa itu? Njaluk leren. Jasad itu tidak mau dipaksa. Jasad kok digawe nuruti nafsu, kesel. Tidak percaya silahkan mencoba. Kejarlah pangkat yang setinggi-tingginya mengko lakmoro-moro loro. Kesel. Jasad untuk nuruti wong wedok terus, mengko lakmoro-moro kesel. Iya akan mengatakan, aku butuh istirahat. Apalagi kalau dipergunakan untuk mengejar sirotol mustaqim, tahajud, ngibadah, ngaji sampai jam setengah rolas. Halah, kesel, njaluk leren. Iya kan!

Itu tuntutan fisik. Dan itu manusiawi. Tapi oleh iblis tidak boleh hanya menuntut sing mung sak gedagan tok itu, Tapi masih mengikuti perintah Allah. Iblis tidak ridho. Disengkakno wae. Supoyo kesele fisik dipercepat. Apa? Percepatan menuju kepada tanah. Dengan cara apa, Mendem. Memisahkan antara kekuatan fisik dengan kekuatan kejiwaan lewat mendem. Mendem kok kurang nemen yo ekstasi. Ekstasi kurang nemen sabu-sabu.

Semuanya itu hanya inggin memisahkan ruwete nafsu, ruwete syahwat, ruwete iblis. Akhirnya iblis memberi jalan. Lek ngono kowe mendemo, kalau mendem kan bisa semuanya. Problem bisa hilang. Tetapi itu ternyata merupakan proses pembunuhan diri sendiri secara pelan-pelan. Memang itu cara iblis. Kan itu nanti tumbuh menjadi soal .












Terus bagaimana caranya agar manusia bisa memang melawan iblis? Menuju sirotol mustaqim dicegat iblis. Akan menggunakan nafsu yang benar menjadi Toqhud. Akan menggunakan syahwat yang benar, keblabasan seneng wedoan lan seneng panganan. Akhirnya serakah dan segalanya. Akan menggunakan harta yanh sebenarnya bisa untuk mazroatul akhiroh, malah dipakai untuk cita-cita yang melupakan Gusti Allah. Mempunyai awak, jasad yang ingin teren malah disuruh mendem. Terus apa senjata manusia asar bisa memang melawan iblis?

INDAHNYA PERGAULAN SUAMI ISTRI DENGAN DZIKIR

Sebenarnya sederhana dan tidak suka. Tapi juga banyak yang merasa sukar. Apa itu? Dzikir hati, qolbu, fitroh yang di panggil Allah untuk sowan dan sebo, power dan kekuatan yang paling ampuh adalah dzikir. Kalau hati manusia mau berdzikir, Allah, Allah, Allah…, itu nanti akan muncul setrumnya. Apabila setrum hati dzikir itu menempel pada jalur yang dilewati iblis, iblisnya pergi. Apabila sampeyan lewat sirotol mustaqim iku dengan dzikir iblisnya pergi. Tidak berani.

Kalau setrum dzikir yang berada di hati sampeyan, Allah, Allah, Allah, itu nempel pada nafsu, nafsu itu akan menjadi nafsu mutmainah. Nafsu itu akan menjadi nafsu yang manut dan tunduk terhadap perintah Allah. Kalau dzikir hati sampeyan, Allah, Allah, Allah, menyentuh syahwat, syahwat itu akan menjadi syahwat mukaromah. Syahwat yang dimulyakan, karena syahwat itu untuk penyelenggaraan ibadah. Hebat kan. Syahwat yang menjadi zinatul hayat, syahwat yang berbalik menjadi perhiasan hidup. Makan enak, ngombe seger, duwe bojo nyenengno, bojo sing gak dadi qurotul nyun, ngantengno ati.

Apa sebabnya? Karena, olehe ngumpuli bojo, mergauli bojo iku dibarengi karo dzikir. Akhire nyawang bojo iku ora mboseni. Berbeda kalau memandang istri itu dengan syahwat, halah, gampang bosen. Keluar masuk kamar berkali-kali kok hanya istri satu ini.

Tetapi kalau hatinya dzikir tidak begitu. Ternyata istriku adalah patner ibadah yang tepat untuk sebo dan sujud kepada Allah. Akhirnya melihat wanita itu indah. Masiho mrengut ngono, yo pancen sampeyan kudu mrengut ngono lo buk. Supoyo aku iki kolo-kolo ngerti mrengutmu. Mengko lek sampeyan mesem terus aku khawatir mengko gek sarafnya sing kenek.

Orang yang hatinya selalu dzikir ada apa saja tidak mudah tegang. Termasuk menghadapi berbagai macam takdir, dia tidak mudah berontak. Umpama ketika diprenguti bojo begitu ya mudah menyelesaikannya. Paling tidak mudah sekali mencari solusi untuk hatinya sendiri.

Karena, menurut sabda Rosulullah s.a.w ada dosa yang tidak bisa di hapus dengan istighfar, tidak bisa dicuci dengan ibadah haji, tidak bisa dihapus dengan puasa. Dosa itu tidak bisa dibersihkan dengan zakat. Labete doso iku pancet nempel ono ati. La, menurut dawuhe Kanjebg Nabi, ada dosa yang bisa hilang dengan cara di prenguti bojomu dan kamu rela. Makanya nanti bisa di umumkan, ibt-ibu mrengut saja terus, agar dosa bapak-bapak hilang. Kesempatan untuk ibu-ibu.

Kalau bisa nglenggono begitu kan enak saja. Umpama bojo pas mrengut ngono, yo alhamdulilah, di prenguti bojo ki berarti bojoku welas karo aku. Mergo aku dibantu mencuci dosaku sendiri. Makanya aku harus menyanyangi istri. Bukan malah ketika pulang dari kantor, istri mrengut, terus sing lanang ngamuk. Nutup pintu jeder. Terus di pegang lehernya. Kamu jadi istri jangan semaunya sendiri. Apa maumu? Aku menikah lagi masih berani.

Itu tidak menyelesaikan masalah. Malah mengundang masalah. Malah ndodro. Mergo atine ora ndang lemes nganggo dzikir. Ora ndang nglenggono soal takdir. Pada pengajian yang lalu telah dijelaskan bahwa semua takdir memunculkan perintah yang positif. Ketika sampeyan ditakdir mendapat istri mrengut, berarti sampeyan diperintah sabar, dosa sampeyan bersih. Jadi, diam-diam istri itu tidak hanya mencuci pakaian kotor, tetapi kadang kala juga mencuci hati sampeyan yang penuh daki.

Didoakan saja. Ya Allah Gusti bojo kulo mrengut. Mugi-mugi ndadosaken resike ati kulo. Milo menawi bojo kulo keladuk wani kurang dedugo kaliyan kulo, sing nyebabaken kulo mboten ridho, terus panjenengan nggih mboten ridho, kulo kok mesakaken to Gusti. Timbang bojo kulo kuwalat, bojo kulo, kulo ngapuro.

Akhire terus pujian ono njero kamar, Allahumma solli wasalim’ala, wong pas bojone mrengut kok. Padahal kalau sampeyan njejeri bojo mrengut dia akan njejeg. Kalau sudah begitu sampeyan jangan nekat. Mbeber kloso dibawah ranjang dengan pujian.

Mugi-mugi mrengute bojo kulo, saget dados resikipun ati kulo.

Nanti kalau sudah pujian begitu, dia terus ngomong, halal iku iso-iso ae. Dia terus tersenyum kan.

Begitu itu kalau hatinya tidak terbiasa dzikir, halah sukar. Betul itu. Malah yang terjadi kriwikan dadi grojogan kok. Persoalan yang sepele dadi sepolo. Sepele dadi gede.

Pernah terjadi di Bojonegoro. Ada orang yang hanya perkara di undat-undat bojo, sampai mertua meninggal dunia. Itu kan hanya soal nafsune sing kegeden. Persoalannya sangat sepele. Ngene lo mas, mbako iku ojo kesusu di dol. Ditunggu dulu barang kali nanti harganya bisa naik. Jare sing lanang, yo ora, didol sakiki wae. Dientenono tuwas regane anjlok terus. Lek gudange tutup malah murah regane. Cepat dijual sekarang saja dan uangnya cepat diputar. Untuk modal yang lain. Halah gawe ubetan liyo opo? Paling sampeyan gawe sirsiran. Sing wedok nyeplos muni ngono iku. Yo langsung ngamuk sing lanang. Wong wedo nduwe cangkem ojo sukur njeplak ae. Sing wedok yo muni pisan. Sampeyan ki lo mas, moso ora kelingan. Sampeyan mrene mbiyen ora nggowo opo-opo. Mbok yo eling. Malah ngamuk sing lanang, ngangkat kursi. Sing wedo jerit-jerit. Moro tuwane terus metu arep nulungi. Sing lanang wis kadung kalap, setanen pisan. Dadi wong tuwo ojo kurang ajar. Iki urusane anak. Wong tuwo ora usah melu-melu. Awas lek melu-melu. Diagag-agagi kursi terus melayu, pas didepan pintu, kepleset kulit gedang , jatuh, nggeblak sirahe natap lingire lawang. Dadi sababiyahe patine. Mudahkan? Orang yang akan melakukan dosa itu, lewat nafsu memang cepat sekali.

Makanya, yang penting manusia itu belajar tata krama takdir apa saja cepat diterima, nglenggono, diterimo. Dan setelah itu cepat dzikir. Setelah dzikir pikiran jernih, insya Allah, Allah akan memberi bagaimana cara mengambil hikmah dari kejadian yang tampaknya tidak menyenangkan itu.

Monggo kito tutup kanti ndungo sesarengan. Semua yang dibicarakan ini, intinya agar kita bisa nglenggono. Baik mulai dari I’timat yang dulu itu. Itu juga menyuruh nglenggono. I’timat ngamal tidak ada gunanya. Yang penting Allah. Tajrid-Asbab tidak ada apa-apanya. Yang penting Allah. Sekarang, soal himah dan takdir, yang penting juga Allah. Makanya yang penting belajar dzikir, Allah, Allah, Allah…, didalam hati. Jangan setelah mengaji terus gila semuanya, dijalan dan di pasar Allah, Allah, Allah. Nanti malah repot. Yang penting didalam hati ya, nglenggono tadi.

Insya Allah, kalau bisa begitu kita bisa menerima rohmat Allah S.W.T. Amin.
وَ اللهُ سُبْحاَ نَهُ وَ تُعاَ لىَ اَعْلَمُ

Druju, Jum’at Legi
16 Robiul Akhir 1428H / 4 Mei 2007 M
Pukul 15 : 10

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar