RSS

MAKALAH MASYARAKAT


PENGERTIAN, TERBENTUKNYA
DAN TINGKATAN MASYARAKAT
A.   Pengertian Masyarakat
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di bumi ini. Manusia dibekali akal, hati, nafsu dan syahwat oleh Allah SWT. Dari sinilah manusia derajatnya terangkat jauh di atas para malaikat dan makhluk yang lain. Bagaimana  tidak ?  Manusia dibekali oleh nafsu dan syahwat yang senantiasa mengajak dan menarik  ke lembah kejelekan dan kesesatan. Sedang para malaikat tidaklah mempunyai apa-apa yang dimiliki manusia.
Di sisi lain ada hal yang menarik untuk kita bahas. Dari hati, nafsu, syahwat dan akal manusia itulah terdorong inisiatif-inisiatif serta kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi. Menurut  Mohammad Ismail dalam diri manusia  terdapat ithoqoh al-hayat (daya kehidupan ) yang memotivasi manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang menuntut adanya pemenuhan kebutuhan tersebut.
menurut Mohammad Ismail kebutuhan itu ada 2 macam :
1.      Al-Hajah Al-‘Udlwiyyah ( Kebutuhan jasmani )
Hal ini sama dengan kebutuhan tingkat dlorurot yaitu jika tidak terpenuhi maka akan mati atau mendekati mati.
2.      Al-Hajah Al-Ghorizah ( Kebutuhan Naluri )
Kebutuhan ini tidak menyebabkan sampai bahaya atau mati. Namun jika hal ini tidak terpenuhi manusia akan merasa resah dan tidak tenang, seperti manusia butuh beragama, atau beraqidah atau bertuhan, manusia butuh terhadap teman atau social atau masyarakat untuk saling bantu membantu, tolong menolong dan saling melengkapi.
Dari sinilah didapat poin yang akan kami bahas yaitu tentang Masyarakat. Kata masyarakat sering kali kita dengar dan kita perbincangkan. Di dalam Al-Qur’an al-karim banyak sekali kata yang diartikan dengan masyarakat. Diantaranya ; امة , قوم , شعوب , قبا ئل . Disamping itu al-qur’an juga memperkenalkan kata masyarakat dengan sifat dan criteria tertentu seperti , Al-mustakbirun, al-mustadl’ifun dan lain-lain.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Dan Menurut para Ahli Sosiologi adalah sebagai berikut :
1)      Harold j. Laski
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama
2)      Robert Maciver
Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a system of ordered relations)
3)      Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan
4)      Horton & Hunt
Masyarakat adalah suatu organisasi manusai yang saling berhubungan
5)      Mansur Fakih
Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan  (equilibrium) dan harmoni.

B.   Terbentuknya Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
a.     Ada sistem tindakan utama.
b.     Saling setia pada sistem tindakan utama.
c.      Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
d.     Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.

Sedang menurut Soerjono Soekanto disebut masyarakat setidaknya memiliki persyaratan sebagai berikut ini :
a.       Minimal anggotanya dua orang.
b.      Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c.       Berhubungan dalam waktu yang cukup lama
d.      Membuat aturan-aturan dan norma-norma hubungan antar anggota masyarakat.
e.       Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan dan persatuan
Pada mulanya norma terbentuk secara tidak terencana. Pada saat itu, norma hanya sebagai konsekuensi hidup bersama. Aturan atau norma ini hanya berupa perintah lisan dari orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Lama-kelamaan, perintah lisan tersebut berkembang menjadi aturan atau norma tertulis yang sengaja dibuat agar lebih mudah dipelajari dan tidak mudah untuk berubah-ubah. Dengan demikian, diandaikan akan adanya kepastian dalam pelaksanaannya. Dilihat dari kekuatan mengikat terhadap anggota masyarakat, norma dibedakan menjadi beberapa tingkatan, yaitu cara, kebiasaan, dan tata kelakuan.
a)      Cara (usage)
Adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggar hanya mendapat sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja. Sebagai contoh, ketika sedang makan orang yang bersendawa atau mengeluarkan bunyi tertentu sebagai tanda kenyang. Tindakan tersebut bagi masyarakat tertentu dianggap tidak sopan. Sanksi terhadap tindakan ini berupa sikap tersinggung dan cemoohan.
b)      Kebiasaan (folkways)
Adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya. Kebiasaan ini apabila dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat disebut dengan tradisi dan menjadi identitas atau ciri masyarakat yang bersangkutan. Contoh:
·         Kebiasaan menghormati dan mematuhi orang yang lebih tua.
·         Kebiasaan menggunakan tangan kanan apabila hendak memberikan sesuatu kepada orang lain.
·         Kebiasaan mengunjungi kerabat yang lebih tua pada hari raya keagamaan.
c)      Tata Kelakuan (mores)
Adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol, secara sadar atau tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota- anggotanya. Tata kelakuan mengharuskan atau melarang anggota masyarakat untuk menyesuaikan tindakan terhadap apa yang berlaku. Pelanggaran terhadap tata kelakuan akan diberi sanksi berat seperti diarak di depan umum atau bahkan dirajam. Contoh:
·         Larangan buang air kecil di sembarang tempat.
·         Larangan berzina

C.   Tingkatan Masyarakat
Sebagian para ahli mencoba mengklasifikasikan masyarakat dengan cirri-ciri tertentu.
Dilihat dari cara terbentuknya masyarakat :
a.       Masyarakat paksaan,misalnya dengan Peperangan, pemberontakan ato sekedar mengajak mendirikan negara atau masyarakat tawanan.
b.      Masyarakat merdeka
c.       Masyarakat natur yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti: gerombolan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
d.      Masyarakat kultur yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingn kedunian atau kepercayaan.
Dilihat dari sudut Antropologi ada dua macam masyarakat:
a.       Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
b.      Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bermasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju, tehknologi pun sudah berkembang,dan sudah mengenaltulisan.
Dilihat dari Kasta sebagaimana yang ada dalam mayarakat Hindu :
1.      Brahmana yaitu masyarakat yang terdiri dari para pekerja di bidang spiritual sulinggih pandita dan rohaniawan.
2.      Ksatria yaitu para kepala dan anggota lembaga pemerintahan.
3.      Waisya yaitu para pekerja di bidang ekonomi
4.      Sudra yaitu para pekerja yang mempunyai tugas melayani / membantu ketiga warna di atas.
Sedangkan di luar sistem Catur Warna tersebut, ada pula istilah :
1.      Kaum Paria yaitu Golongan orang terbuang yang dianggap hina karena telah melakukan suatu kesalahan besar
2.      Kaum Candala yaitu Golongan orang yang berasal dari Perkawinan Antar Warna

























DAFTAR PUSTAKA

            Al-Qur’an al-Karim. Al-Hidayah : Surabaya
Craib Ian. 1986, Teori-Teori Sosial Modern; Dari Parson sampai Habermas, Jakarta, Rajawali Pers.
Giddens Anthony dan David Held, 1981, Pendekatan Klasik dan Kontemporer mengenai Kelompok, Kekuasaan, dan Konflik; Teori Sosial Kontemporer, Jakarta, Rajawali Pers.
Arifin Nor H.M. 1997, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta, Pustaka Setia
Cohen Bruce J. 1983, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Bina Aksara
Kasryno Faisal dan Yoseph F. Stepanek, 1985, Dinamika Pembangunan Pedesaan, Jakarta, PT. Gramedia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar