RSS

MAKALAH BADAL

BAB I
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BADAL
a. Dalam kitab “ jurumiyah”
البدل هوالتابعِ المقصودبالحكم بلا واسطة بينه وبين متوعه
Badal adalah lafads yang ikut pada matbu’nya yang dimaksudkan untuk diberi hukum dengan tanpa adanya perantara antara tabi’ dan matbu’nya.
b. Dalam kitab “alfiyah ibnu Malik “
لتابع المقصود بالحكم بلا واسطة هوالمسميّ بدلا
Lafadz yang ikut pada matbu’nya yang dimaksudkan untuk diberi hukum dengan tanpa perantara dinamakan badal.
c. Dalam kitab “Jami’u ad-durus “
البدل هو التّابع المقصود بالحكم بلا واسطة بينه وبين متوعه
Badal adalah lafadz yang ikut pada matbu’nya yang dimaksudkan untuk diberi hukum dengan tanpa adanya perantara antara tabi’ dan matbu’nya.
d. Dalam kitab “ imriri ‘
البدل هو التّابع المقصود بالحكم بلا واسطة بينه وبين متبوعه

2. CONTOH BADAL
a. اسم) حضر محمّد خالد في المعهد)
“ Datang muhammad, kholid di pesantren “
b. فعل) قراٰت القراٰن ثلثه)
“ Saya membaca al-qur’an, sepertiganya”

3. PEMBAGIAN BADAL
Badal dibagi menjadi 4 bagian :
a. Badal Muthobiq/ kul min kul/ sya’i min sya’i
Yaitu antara badal dan mubdal minhu itu mempunyai arti dan maksud yang sama. ( badal dan mubdal minhu itu terdiri dari satu arti dan satu personalia).
Contoh : جاء محمّد ا خوك
b. Badal Ba’dhu min kul
Yaitu badal yang terdiri dari sebagian mubdal minhunya, baik sedikit, banyak, atau separuhnya.
Contoh : اكل عندي اغيفا نصفه

c. Badal Isytimal
Yaitu badal yang terdiri dari lafadz yang ada hubungan erat dengan mubdal minhu yang bukan kulliyah atau bukan juz’iyah-nya.
(seperti karakter, tabi’at, sifat dll)
Contoh : نقعني زيد علمه
d. Badal Mubayin
Yaitu badal yang arti dan personalianya berlainan dengan mubdal minhunya, tidak terdiri dari bagiannya, dan tidak hubungan erat dengan mubdal minhunya.
Badal Mubayin ada 3 :
1. Badal Gholath
Yaitu badal yang disebutkannya itu sebagai penggannti dari mubdal minhu yang diucapkan karena keterlanjuran lisan sehingga salah dalam menyebutkannya.
Contoh : جاء المدرس ِلتّلميذ
2. Badal nisyan
Yaitu badal yang disebutkannya untuk meralat mubdal minhu yang setelah di ucapkan ternyata tidak tepat dengan maksudnya.
Contoh : سافر علي الي دمشو بعلبك
3. Badal Idhrob
Yaitu disebutkannya badal itu bukan untuk meralat mubdal minhu akan tetapi disebutkannya badal tersebut itu hanya untuk berpindah dari maksud menyebutkan mubdal minhu pada maksud menyebutkan badal.
Contoh : خذ القلم الورقة

4. Hukum-hukum yang berhubungan dengan badal :
a. Boleh membuat badal berupa isim dhohir dari mubdal minhu yang berupa isim dhohir.
Contoh: حضر محمّد خالد في المعهد
b. Tidak boleh membuat badal berupa isim dhomir dari mubdal minhu yang berupa isim dhomir.
Contoh : قمت انت
c. Tidak boleh membuat badal berupa isim dhomir dari mubdal minhu yang berupa isim dhohir
contoh : رايت زيداإياه
c. Boleh membuat badal berupa isim dhohir dari mubdal minhu yang berupa isim dhomir ghoib.
Contoh : واسرّوا النجوي الذين ظلموا
d. Boleh membuat badal berupa isim dhohir dari mubdal minhu yang berupa dhomir mukhotob dan mutakallum dengan syarat badalnya berupa badal ba’dhu minkul atau badal isytimal.
Contoh : مخاطب = اعجبتني، علمك
متكلّم = بلغنا السماء مجدنا وسناؤنا
e. Tidak disyaratkan cocok antara badal dan mubdal minhu dalam ma’rifat dan nakirohnya.
Contoh : إلي صراط مستقيم، صراطِ لله ( Badal berupa ma’rifat, sedangkan mubdal minhu berupa nakiroh )
لنسفعا بالنّاصية، ناصية كاذبة (Badal berupa nakiroh, sedangkan mubdal minhu berupa ma’rifat )
Tapi tidak bagus menjadikan badal yang berupa isim nakiroh dari mubdal minhu berupa isim ma’rifat, kecuali jika dijadikan badal itu berupa mausuf (lafadz yang disifati ). Seperti contoh yang kedua diatas.
Boleh membuat badal berupa isim dari mubdal minhu yang berupa isim.

f. Boleh membuat badal berupa fi’il dari mubdal minhu yang berupa fi’il.
g. Boleh membuat badal berupa jumlah dari mubdal minhu yang berupa jumlah.
h. Jika badal berupa isim dari mubdal minhu yang berupa isim istifham/ isim syarat, maka wajib menyebutkan hamzah istifham/ in syartiyah "إن" شرطيه bersamaan dengan badal.
Contoh :
من جاءك ؟ اعلي ام خالد -
من يجتهد إن علي، وإن خالد فأكرمه -
i. Badal Ba’dhu minkul dan badal istymal harus ada dhomir yang kembali pada mubdal minhu. Baik dhomirnya itu disebutkan atau ditaqdirkan (dikira-kirakan).
Contoh :
مذكورا = يسألونك عن الشهر الحرام، قتالفيه
مقدرا = ولله علي الفاس حجّ البيت من استطاع اليه سبيلا

j. Badal gholath itu berhubungan dengan lisan, sedangkan badal nisyan itu berhubungan dengan otak/ hati/ perasaan.
k. Badal mubayin dengan semua macamnya tidak pernah dipergunakan oleh para sasterawan arab, sebagai gantinya mereka menggunakan huruf athof bal, jika menghendaki arti seperti yang ada pada badal mubayin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Miftah mengatakan...

Terimakasih postingannya sangat bermanfaat :)
Jangan lupa kunjungi juga web saya ya www.assikah.com

Posting Komentar