BAB II
ILMU GHARIB AL-HADIS
Ilmu ini membahas dan menjelaskan Hadits Rosulullah s.a.w yang sukar diketahui dan dipahami orang banyak karena telah berbaur dengan bahasa lisan atau bahasa arab pasar.
Sedangkan Menurut ulam hadis, ilmu ini menyingkap apa yang tersembunyi dalam lafadz hadits. Menurut ibnu Shalah dalam buku ulumul hadis menyatakan:
علم يعرف به ماوقع في متون الاحاديث من الالفاظ الغامظة البعيدة عن الفهم لقلة إستعمالها
“ Ilmu untuk mengetahui lafadz matan hadis yang sulit lagi sukar dipahami, karena jarang sekali dipakai”
Kitab yang cukup baik dalam masalah ini adalah An-Nihayah fi Ghoribil Hadis wal Atsar, karya ibnu Atsir.
Perintis ilmu ghoribul hadis adalah Abu Ubaidah Ma’mar ibnu Mutsan at Taimi, seorang ulam hadis yang berasal dari Basrah. Beliau meninggal tahun 210 H. Ahli hadis lain menyatakan bahwa perintis ilmu ini adalah Abu Hasan an-Nadlir ibn Syamil al Mazini, seorang ulama ilmu nahwu yang meninggal pada tahun 204 H.
A. Pengertian
Pengertian hadits ghorib menurut bahasa adalah sifat musyabbahah, dengan arti sendiri, atau jauh dari teman-teman dekatnya.
Sedangkan menurut istilah : yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi sendirian, atau satu orang rawi. Artinya suatu hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi secara sendirian, adakalanya terjadi dalam setiap tingkatan dari tingkatan-tingkatan sanad, atau dalam sebagian tingkatan sanadnyawalaupun dalam satu tingkatan saja. Selain pengertian di atas dibawah ini adalah beberapa pengertian hadits ghorib diantaranya :
• Ghorib artinya yang jauh dari negerinya, yang asing, yang ajaib, yang luar biasa, atau yang jauh untuk dipahami.
ماانفرد بروايته شخص في ايّ موضع وقع التفردبه من السند
“ Hadits yang dalam sanadnya terdapat seseorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi “.
• Ghorib artinya menyendiri, terasing, atau jauh dari kerabat.
• Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ghorib adalah hadits yang diriwayatkan orang-orang, dengan tidak dipersoalkan apakah rawi yang orang seorang itu berada di thabaqoh pertama atau pada thabaqoh lainnya.
Penyendirian rawi dalam periwayatan hadits dapat mengenai personalianya, yakni tidak ada orang lain yang meriwayatkan. Namun dapat juga mengenai sifatnya, artinnya sifat atau keadaan si rawi itu berbeda dengan sifat si rawi yang meriwayatkan hadits tersebut. Contohnya sebuah hadits yang berbunyi :
الايمان بضع وسيتون شعبة والحياء شعببة من الإيمان
“ Iman itu ada enam puluh cabang lebih, dan malu itu satu cabang dari iman “.
Hadits tersebut Diriwayatkan oleh imam bukhori, Muslim, Abi Daud, an Nasa’i dan lain-lainnya. Kalau kita susun sanad dari Bukhori, maka gambarnya sebagai berikut :
• Nabi SAW.
• Abu Huroiroh
• Abu Shalih
• Abdullah bin Dinas
• Bukhori
Kalau kita mengambil sanadnya dari imam muslim, Abu Daud, an nasa’i dan lain-lainnya, makan terdapat dalam semua sanad itu, beberapa rawi yang sama orangnya.
Kemungkinan terjadinya keghariban hadits terjadi pada :
• Hadist yang ghorib pada matan.
• Hadits yang ghorib pada sanad
• Hadits yang ghorib pada matan dan sanad.
B. Penamaan Lain Bagi hadis Ghorib
Kebanyakan ulama menggunakan nama lain bagi hadis ghorib yaitu al-fardu (sendirian). Mengingat keduanya adalah sinonim,sementara sebagian ulam lain membedakan antara keduanya, oleh karena mereka menganggap sebagai bagian tersendiri, akan tetepi imam al-Hafidz Ibnu Hajar menganggapnya sebagai sinonim baik secara lughowi maupun secara istilah, sekalipun begitu ia juga mengatakan bahwa para ahli Musthalah telah membedakan antara keduanya mengingat banyaknya pemakaian sedikitnya, maka al-fardu lebih banyak mereka gunakan untuk al-fardu Mutlaq sedang al �$93ghorib lebih banyak mereka gunakan atas al-fardun-Nisby.
C. Macam-macam Hadis Ghorib
Hadis ghorib dari segi tempat kesendiriannya terbagi menjadi dua macam: Gharib Muthlaq dan Ghorib Nisby.
a. Ghorib Muthlaq atau Fardu Mutlaq
1. Definisinya: Yaitu bila mana keghoribannya terletak pada asal sanadnya, artinya hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi sendirian pada asal sanadnya.
2. Contohnya:
عن ابي هريرة قال : قال رسول الله صلي الله عليه وسلّم : كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في ِالميزان حبيبتان إلي الرّحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
“ Dari Abu Huroiroh berkata : rosulullah saw bersabda : Ada dua kalimat yang dicintai Allah yang Maha pengasih, yang ringan diucapkan dan berat dalam timbangan amal. Yakni “ Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil ‘adzim” (HR. Bukhori Muslim).
Hadis ini dikatakan ghorib sebab hanya diriwayatkan oleh Abi Huroirih r.a lalu darinya hanya diriwayatkan oleh Abu Zur’ah, dari Abu Zur’ah hanya diriwayatkan oleh ‘Umaroh dan dari ‘Umaroh hanya diriwayatkan oleh Muhammad bin Fudhoil.
Contoh lain hadis gharib mutlaq yang hampir seluruhnya rawinya menyendiri, ialah sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim sbb:
قال النبيّ صلي الله عليه وسلّم: الإيمان بضع وسبعون شعبة والحياء شعبة من الإيمان.
“ Nabi Muhammad saw bersabda, “ Iman itu bercabang-cabang menjadi 73 cabang, malu itu salah satu cabang dari iman”
Periwayat hadis tersebut sesudah dari sahabat Abu hurairah Ra, hanya tabi’i Abu Shahih. Dari Abu Shahih pun hanya diriwayatkan oleh abdullah ibn dinar. Dari ibnu Dinar diriwayatkan oleh sulaiman ibn Bilal terus Abu Amir. Dari Abu Amir diriwayatkan oleh tiga orang rawi yang seorang dari mereka adalah sanad pertama Imam Bukhori, yaitu Abdullah ibn sa’id dab Abdun ibn Humaid, dijadikan sanad pertama oleh Imam muslim.
b. Gharib nisby atau Fardu Nisby
1. Definisimya: Hadis yang kegharibannya berada di pertengahan sanadnya, artinya semula diriwayatkan oleh lebih dari seorang rawi dalam asal sanadnya kemudian secara sendirian diriwayatkan oleh satu orang rawi dari mereka para perawi tersebut.
2. Contohnya : Hadis malik dari Az-Zuhri dari Anas ra.
انّ النبيّ صلي الله عليه وسلّم دخل مكّة و علي راسه المغفر
” Sesungguhnya Nabi SAW. Masuk ke kota mekkah sementara diatas kepalnya alat penutu”. Hadis ini diriwayatkan oleh malik dan Az-Zuhri.
3. Adapun berbagai keghariban atau ketersediaan yang dianggap sebagai gharib nisby antara lain, jika:
a. Seorang perawi terpercaya secara sendirian meriwayatkan hadis.
b. Seorang perawi tertentu meriwayatkan secara sendirian dari seorang perawi tertentu pula.
c. Penduduk negri atau penduduk daerah secara tersendiri meriwayatkan hadis.
d. Penduduk suatu negri secara tersendiri meriwayatkan dari penduduk negeri atau daerah lain.
Diantara macam-macam Gharib Nisby
Terdapat beberapa macam gharib atau Tafarrud sesuai dengan tinjauannya., karena kegharibannya tidak mutlaq, dan karena hanya dinisbatkan kepada sesuatu tertentu. Inilah macam-macamnya yaitu :
a. Hadist yang hanya diriwayatkan oleh seorang rawi kepercayaan ; Seperti pernyataan mereka : Tidak ada seorangpun dari rawi keercayaan kecuali si fulan.
b. Hanya diriwayatkan oleh seorang rawi dari seorang rawi pula. Seperti pernyataan mereka : ‘ si fulan hanya meriwayatkan sendirian dari seorang fulan lainnya, sekalipun itu diriwayatkan dari arah lainnya.
c. Hanya diriwayatkan oleh penduduk tertentu dan penduduk tertentu pula atau dari arah lainya; seperti perkataan mereka;hanya diriwayatkan oleh penduduk kota Basyrah saja, atau oleh penduduk kota madinah saja, atau oleh penduduk syam atau oleh penduduk hijaz saja.
Pembagian Lain
Para ulam membagi Hadis Gharib dari segi Gharibnya sanad dan matan hadis menjadi:
a. Gharib Matan dan Sanad: Yaitu hadis yang matannya hanya diriwayatkan oleh seorang rawi saja.
b. Gharib isnad bukan matannya: seperti hadis yang matannya diriwayatkan sekelompok jama’ah dari kalangan sahabat lainnya. Dalam masalah ini tirmmidzi menyatakan “ Hadis ini gharib dari arah ini’.
D. Hukum Hadis Gharib
Hukum hadis ghorib begitu pula dengan hadits fardu, kalau memang dibedakan bisa berkedudukan shohih atau hasan bila telah memenuhi syarat-syarat dari salah satunya. Namun mayoritas hadis ghorib berkualitas dho’if. Berangkat dari banyaknya hadis ghorib yang masuk dalam kategori dho’if inilah kemudian para ulama sangat berhati-hati terhadapnya dan melarang untuk memperbanyak periwayatan hadis jenis ini. Imam Ahmad mengatakan : “ Janganlah kamu tulis hadis-hadis ghorib, sebab ia adalah hadis-hadis mungkar yang umumnya bersumber dari para perowi dho’if.” Imam Malik juga pernah menyatakan : Seburuk-buruk ilmu (hadis) adalah ilmu yang ghorib. Dan sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang jelas, yang telah diriwayatkan oleh banyak orang.’
E. Kitab-kitab yang diduga banyak memuat Hadis gharib
Di kitab manakah banyak hadis gharib terdapat didalamnya yaitu:
a. Mustadrak Imam al- Bazzan.
b. Al—Mu’jamul Ausath karya Thabrany.
F. Kitab-kitab yang paling Masyhur
a. Gharib Malik karya ad-Daraqutny.
b. Al- Afrad juga karya ad- Danaqutny.
c. As-Sunan Allati Tafarrada bikulli Sunnatin minha Ahlu Bulduh oleh Abu dawud as-Sijistany.
d. Athroful Ghoro’ib wal Afrod karya al-hafizh Muhamad bin Thohir al-Maqdisi.
e. Al-hadits ash shihah al-ghoroib karya Yusuf bin Abdirrohman al-mizzi asy Syafi’i
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hadis Ghorib adalah hadis yang diriwayatkan seorang perowi sendirian, atau satu orang perawi.
2. Dari segi tempat kesendiriannya terbagi menjadi 2 macam; Gharib Mutlaq dan Gharib Nisby.
3. Perintis ilmu Gharibul hadis adalah Abu Ubaidah Ma’mar ibn Mutsana at-Taimi seorang ulama yang berasal dari Basrah.
DAFTAR PUSTAKA
Jumantoro,Totok, Kamus Ilmu Hadis, Jakarta: Bumi Aksara 1997
As-Shalih, Subhi, Membahas ilmu-ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus 2002
Zuhri, Hadis nabi, Yogya: Tiara wacana 2003
Thahhan, Mahmud, Ulumul Hadis, Yogyakarta: Titian Ilahi Press 2004
MAKALAH GHORIB AL-HADITS
22.53 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar