RSS

MAKALAH HAKEKAT MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Kajian pendidikan adalah suatu masalah yang paling penting (urgent) dan dominant dalam dunia intelektual, karena ia merupakan topik kajian yang tak pernah lekang oleh waktu dan zaman.

Dewasa ini dunia pendidikan telah krisis moralitas khususnya pada jiwa kepribadian yang semestinya wajib dimiliki oleh pelaku pendidikan.

Sehingga, dalam makalah ini akan diulas secara global bagaimana tahapan-tahapan yang harus dicapai dalam pembentukan dalam mewujudkan problematika dunia pendidikan dalam pembentukan kepribadian muslim sejati.


B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada penulis dapat menyimpulkan beberapa masalah terkait dengan pembahasan makalah ini yaitu “ Bagaimana tahapan-tahapan pembentukan kepribadian muslim sejati”.


C. Tujuan Pembahasan

Dari rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembahasan makalah ini adalah “Untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan pembentukan kepribadian muslim sejati”.















BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKEKAT MUSLIM SEJATI DAN CIRINYA

Pengetahuan tentang hakekat dan kedudukan manusia merupakan bagian yang amat esensial, karena dengan pengetahuan tersebut dapat diketaui tentang hakekat manusia, kedudukan dan perannya dialam semesta.
Di dunia ini banyak orang yang mengaku muslim, bahkan mengaku sebagai muslim sejati, namun Allah tidak mengakui keimanannya karena orang tersebut tidak mencerminkan dirinya sebagai muslim yang sebenar-benarnya. Di dalam Al-Quran Allah tidak mengakui keimanan seseorang ketika keperibadiannya tidak mencerminkan seorang muslim sejati.
Diantara manusia ada orang yang mengatakan : "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman." (2:8)
5 ciri peribadi seorang muslim sejati yang perlu ada dalam diri kita:
1. Bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa
Taqwa merupakan kunci kemuliaan seseorang sehingga seorang muslim yang sejati akan terus memperkukuhnya dalam hidupnya. Apabila taqwa telah berhasil diperkukuh nescaya ia akan selalu siap menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh pada Allah SWT. Keadaan inilah yang memang diharapkan Allah kepada kita sebagaimana firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Allah (3-102)
Taqwa sebagaimana dalam pengertian yang telah disepakati oleh para ulama adalah melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya baik dalam keadaan sepi maupun ramai.
Dengan demikian bertaqwa harus kita buktikan dalam segala keadaan dan di mana saja kita berada.
2. Berusaha masuk ke dalam Islam secara kaffah.
Ini artinya muslim yang sejati tidaklah hanya menyesuaikan diri dalam satu aspek, tetapi seluruh aspek kehidupannya akan terus diusahakan sesuai dengan ajaran Islam. Kerana itu dalam berbagai aspek kehidupan tidak akan ditempuh cara-cara yang tidak islami, tidak akan dipenuhi keinginan- keinginan syaitan, tapi yang dipenuhinya hanyalah keinginan Allah SWT.
"Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (2:208)
3. Diwarnai dengan nilai-nilai Ilahi (Shibghah)
Setiap muslim haruslah selalu berusaha menjalani hidup sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
"Shibghah Allah dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari selain Allah. Dan hanya kepada-Nya kami mengabdi" (2:138).
4. Istiqomah atau teguh dalam pendirian
Sikap ini sangat penting untuk dimiliki mengingat menjadi muslim yang sebenar-benarnya bukan urusan yang mudah. Amat banyak tentangan dan godaan yang harus dihadapi dan semua itu hanya boleh dihadapi dengan istiqomah. Dengan sikap istiqomah seseorang tidak hanya akan berani menghadapi kemungkinan mendapatkan risiko akibat keimanan dan keislamannya, tapi juga tidak akan berduka cita bila risiko itu betul-betul menimpa dirinya.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan mereka tidak pula (berduka) cita (46:13)
5. Tawazun (keseimbangan hidup)
Yaitu seorang muslim tidak hanya mementingkan urusan duniawi, tapi melupakan urusan ukhrowinya (urusan akhiratnya) atau sebaliknya, iaitu mementingkan kehidupan ukhrowi (akhirat) saja tapi melupakan urusan duniawinya. Segala yang dilakukan di dunia ini semuanya tidak boleh dipisah-pisahkan menjadi urusan dunia saja atau urusan akhirat saja.
Seorang muslim yang tawazun memiliki hubungan hidup yang erat antara dunia dan akhirat. Ini merupakan pengamalan dari firman Allah :
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kebahagiaan negeri Akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi. Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerosakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerosakan" (28:77)
Keseimbangan hidup merupakan sesuatu yang amat penting. Manakala seorang muslim tidak berlaku tawazun maka akan terjadi ketempangan hidup yang tidak terurus yang pada akhirnya terjadi kerosakan di muka bumi baik kerosakan lingkungan hidup maupun kerosakan moral sebagaimana yang kita saksikan bahkan kita rasakan akibatnya selama ini.

B. PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN CIRI-CIRINYA

Devinisi terkait dengan kepribadian yang telah dipaparkan oleh para ahli adalah sebagai berikut :

1) Allport adalah susunan yang dinamis didalam system psiko-fisik
( jasmani & rohani ) seorang individu yang menentukan perilaku dan pikirannya yang berciri khusus.
2) W. Stern adalah suatu kesatuan banyak ( untuk multi komplek ) yang diarahkan pada tujuan-tujuan tertentu.
3) Hartman adalah susunan yang terintegrasi dalam corak khas yang tegas yang diperhatikan kepada orang lain.

Dari devinisi yang telah disebutkan diatas dapat ditarik kesimpulan oleh Wetheringthon cirri-ciri kepribadian adalah sebagai berikut :

1) Manusia karena keturunannya pertama sekali hanya merupakan individu dan kemudian barulah suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sekitar.
2) Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasi dan bukan hanya beberapa aspek dari keseluruhan itu.
3) Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu yang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang.
4) Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan ataupun ras melainkan menyertakan kesatuan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.
5) Kepribadian tidak berkembang secara pasif, setiap orang menggunakan kepasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan social.





A. Macam-Macam Kepribadian Muslim

1. Kepribadian Kemanusiaan

Kepribadian kemanusiaan dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Kepribadian individu, meliputi cirri khas seseorang dalam bentuk sikap dan tingkah laku serta intelektual yang dimiliki masing-masing secara khas sehingga ia berbeda dengan orang lain.
b) Kepribadian ummah, meliputi cirri khas kepribadian muslim sebagai suatu ummah bangsa dan Negara muslim yang mencakup sikap dan tingkah laku ummah muslim yang berbeda dengan ummah lainnya yang mana kepribadian ini akan senantiasa mementingkan kebutuhan-kebutuhan ummah.

2. Kepribadian samawi ( kewahyuan ) adalah merupakan corak kepribadian yang dibentuk melalui petunjuk wahyu dalam kitab suci al-Quran.


B. Proses Pembentukan Kepribadian

1) Proses pembentukan kepribadian kemanusiaan

 Kepribadian individu

a) Pranatal Education ( Tarbiyah Qolb Al wiladah )

Proses pendidikan jenis ini dilakukan secara tidak langsung ( indirect ), proses ini dimulai disaat pemilihan calon suami atau istri dari kalangan yang baik dan berakhlak.

b) Education by Another ( Tarbiyah ma’a ghoirihi )

Proses pendidikan jenis ini dilakukan secara langsung oleh orang lain
( orang tua dirumah tangga, guru, disekolah dan pemimpin dalam masyarakat serta para ulama’), kemudian proses ini berlangsung mulai dari anak dilahirkan sampai anak mencapai kedewasaaan jasmani dan rohani.

c) Self Education Tarbiyah An-nafs)

Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan orang lain seperti membaca buku, Koran dengan tanpa bantuan orang lain.

 Proses pembentukan kepribadian ummah ( negara atau bangsa )

Proses pembentukan iniu dilakukan dengan cara memantapkan kepribadian individu muslim, yang dapat dilakukan dengan cara menyiapkan kondisi dan tradisi sehingga memungkinkan terbentuknya kepribadian akhlak umamah.

Tradisi dan kondisi yang telah tersedia, diisi dengan usaha-usaha untuk mengisi pergaulan social bernegara dan antar Negara dengan aklak yang islami berupa:

a. Pergaulan social
 Tidak melakukan hal-hal yang keji dan tercela
 Membina hubungan tata tertib
 Mempererat hubungan kerjasama dengan cara meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dapat merusaknya.
 Menegagkan perbuatan-perbuatan terpuji yang berdampak pada masyarakat.

b. Pergaulan dalam Negara
 Kewajiban bermusyawaroh dengan rakyat
 Menerapkan prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, kasihsayang dan tanggung jawab kepada rakyat.
 Tidak menghilangkan kepercayaan rakyat dan menyalahgunakan kekuasaan.
 Tidak membedakan kedudukan dan status social antara orang kaya dan miskin dalam penerapan undang-undang.

c. Pergaulan antar Negara
 Melaksanakan perdamaian antar bangsa
 Menghargai perjanjian
 Tidak saling serang menyerang
 Menjalin kerjasama dan saling tolong menolong.


2) Proses pembentukan kepribadian samawi ( kewahyuan )

Proses pembentukan kepribadian ini dapat dilakukan dengan cara membina nilai-nilai keislaman dalam hubungannya dengan Allah s.w.t, yaitu dengan beberapa tahap sebagai berikut :

a. Beriman kepada Allah s.w.t.
b. Amar ma’ruf nahi mungkar
c. Bertaqwa kepada Allah s.w.t.
d. Mensyukuri nikmat Allah dan tidak putus asa
e. Senantiasa berdoa kepada Allah s.w.t,mensucikan, mengingat, dan selalu membesarkannya.

BAB III
KESIMPULAN


Setelah mengkaji dari beberapa bahasan diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa yang menjadi tahapan-tahapan pembentukan kepribadian muslim sejati adalah sebagai berikut ;
5 ciri peribadi seorang muslim sejati yang perlu ada dalam diri kita:
1. Bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa
2. Berusaha masuk ke dalam Islam secara kaffah.
3. Diwarnai dengan nilai-nilai Ilahi (Shibghah)
4. Istiqomah atau teguh dalam pendirian
5. Tawazun (keseimbangan hidup)
Proses pembentukan kepribadian kemanusiaan

a) Pranatal Education ( Tarbiyah Qolb Al wiladah )
b) Education by Another ( Tarbiyah ma’a ghoirihi )
c) Self Education Tarbiyah An-nafs)

Proses pembentukan kepribadian samawi ( kewahyuan )

a) Beriman kepada Allah s.w.t.
b) Amar ma’ruf nahi mungkar
c) Bertaqwa kepada Allah s.w.t.
d) Mensyukuri nikmat Allah dan tidak putus asa
e) Senantiasa berdoa kepada Allah s.w.t,mensucikan, mengingat, dan selalu membesarkannya.


Barokallah
Wallahu A’lam Bish-shawab

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar