BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang menuntut pada ranah perkembangan siswa dari segi psikomotornya, karena fiqih bukan hanya pelajaran konseptual, namun juga membutuhkan contoh tindakan kongkrit (demonstrasi) dari guru. Hal ini akan memberikan stimulan yang mengena pada ranah psikomotor siswa. Bila dalam pelajaran fiqih menggunakan metode klasik (ceramah) saja, siswa hanya memahami fiqih dari sisi konseptualnya (kognitif) saja, padahal dalam pembelajaran dituntut untuk mengembangkan tiga ranah siswa yaitu kognitif, afktif dan psikomotor siswa.
Dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih di sekolah, sebenarnya sudah ada langkah yang kongkrit dalam membantu memudahkan siswa untuk belajar, antara lain sudah tersedianya buku paket fiqih dan LKS, namun media tersebut kurang bisa optimal karena tidak didukung dengan metode dan teknik pembelajaran yang relefan bagi siswa. Jika dalam penyampaian materi fiqih hanya dengan menggunakan metode ceramah dan tanyajawab saja, maka siswa cenderung kurang aktif dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan, maka dari itu hendaknya dicoba menggunakan metode yang lain dan sesuai, seperti metode demonstrasi atau sosiodrama.
Dari uraian diatas, pembelajaran yang telah ada, ada beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa siswa cenderung malas dan jenuh pada proses belajar mengajar materi fiqih bab janaiz dengan hanya menggunakan metode ceramah dan tanyajawab saja. Diantara penyebab tersebut, antara lain :
1. Siswa sudah pernah mempelajari materi tersebut ditingkat pendidikan di bawahnya dengan menggunakan metode yang sama.
2. Bagi mereka siswa yang juga santri pondok, merasa telah beberapa kali menerima materi tersebut, hingga mereka jenuh dan bosan.
3. Kurang adanya motifasi dan stimulan dari guru berupa contoh tindakan kongkrit
4. Kurang adanya motifasi guru dalam hal pemilihan metode yang relefan dangan materi tersebut.
Dari sejumlah persoalan tersebut diatas, bertumpu pada masih lazimnya guru menggunakan metode ceramah, tanyajawab dan hafalan saja, dengan tidak adanya inovasi metode dan teknik pembelajaran yang fektif dan efesien. Sebagaimana disadari bahwa kelemahan metode ceramah jika diterapkan secara murni adalah tidak melibatkan anak didik secara aktif dalam PBM, akibatnya materi tersebut menjadi kurang menarik minat siswa.
B. Rumusan Masalah
Upaya apa yang diperkirakan dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa pada pelajaran fiqih bab janaiz ?
C. Hipotesis
Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran fiqih bab janaiz adalah penggunaan metode demonstrasi dan sosiodrama, yaitu dengan memberikan contoh tindakan kongkrit dan memberikan kesempatan pada siswa untuk ikut serta dalam praktek materi tersebut dengan adanya scenario yang telah disiapkan oleh guru. Artinya dengan menggunakan dua metode tersebut fungsi guru berubah menjadi model dan pemandu jalannya peragaan tindakan dan pemandu dalam praktek dengan siswa, sehingga terjadilah partisipasi aktif dari siswa dalam PBM dengan didukung pantauan langsung dari guru.
Pemilihan kedua metode ini akan berperan positif dalam membantu perkembangan siswa dari ranah kognitif dan psikomotornya dan akan menimbulkan interaksi yang sehat, pro aktif siswa dalam PBM dan kedekatan emosional antara siswa dan guru.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari PTK ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode demonstrasi dan sosiodrama dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas VII dalam mata pelajaran fiqih bab janaiz.
E. Manfaat Penelitian
PTK ini diharapkan bermanfaat bagi guru sebagai bahan masukan tentang penggunaan metode demonstrasi dan sosiodrama dalam pembelajaran fiqih bab janaiz dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Metode
Metode memegang peran penting dalam pengajaran, apapun pendekaatan dan model yang digunakan dalam mengajar, maka harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut Nana Sudjana, metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan pengertian lain metode mengajar merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan di inginkan.
Metode dalam pengajaran berperan sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini diharapkan terjadi interaksi belajar mengajar antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Dan dengan metode ini pula diharapkan guru dapat mentransformasikan pengetahuan kepada siswa dengan baik, sehingga mengena pada tiga ranah perkembangan siswa, yakni kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Prinsip Pemilihan dan Penentuan Metode
Metode mengajar yang akan digunakan guru dalam setiap pertemuan kelas bukan asal pakai, namum harus melalui pemilihan dan penentuan metode yang relefan dan sesuai dengan tujuan instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan dalam perencanaan belajar mengajar.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreatifitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kearah kedewasaan berpikir dan bersikap siswa.
Dalam hal pemilihan dan penetuan metode ini, ada dua prinsip dasar, yaitu :
1. Prinsip Nilai Strategis Metode
Pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara siswa dengan guru dalam kelas, maka dalam hal ini metode menempati posisi yang sangat urgen dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
2. Efektifitas Penggunaan Metode
Proses belajar mengajar akan semakin berkembang dengan adanya pemilihan metode yang sesuai dengan semua komponen yang telah diprogramkan sebelumnya dalam satuan pelajaran. Hal ini akan menimbulkan atau berdampak pada efektifitas pembelajaran.
C. Efektifitas Metode Demonstrasi
Metode Domonstrasi adalah cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara memeragakan bagaimana membuat, mempergunakan dan mempraktekkan suatu benda atau alat, yang mana dalam peragaan tersebut disertai dengan penjelasan lisan.
Dasar pertimbangan pemilihan metode ini adalah :
1. Mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan mengatur dan proses membuat sesuatu.
2. Membandingkan suatu cara dengan cara lain.
3. Mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
4. Ingin menunjukkan suatu ketrampilan.
Menilik pada pertimbangan pemilihan metode ini, yang mana menitik beratkan pada contoh kongkrit pada setiap pembelajaran yang membutuhkan praktek, maka metode ini sangat cocok diterapkan pada pelajaran fiqih yang juga banyak membutuhkan contoh tindakan kongkrit. Seperti halnya bab haji, bersuci, sholat dan janaiz. Dengan metode ini pun akan dapat mengembangkan ranah psikomotor siswa dalam menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan.
Melalui metode demonstrasi ini, guru memperlihatkan sesuatu alat kepada anak didik, peristiwa atau cara kerja. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara anak didik dapat mempraktekannya secara langsung.
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah-langkah yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
1. Langkah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi.
2. Merumuskan tujuan pembejaran dengan metode demonstrasi dan pilihan materi yang tepat untuk didemonstrasikan.
3. Membuat garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika dikuasai dan difahami baik oleh peserta didik maupun guru.
4. Menetapkan apakah demonstrasi tersebut akan dilakukan guru atau peserta didik, atau oleh guru kemuadian diikuti oleh peserta didik.
5. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan menciptakan suasana yang tenang dan menyenagkan.
6. Mengupayakan agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
7. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektifitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar.
D. Efektifitas Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama (role playing) pada dasarnya melibatkan siswa untuk memerankan atau mendemonstrasikan tingkah laku manusia dengan adanya perencanaan (scenario) terlebih dahulu. Metode ini hamper sama dengan metode domonstrasi, namun yang membedakan keduanya adalah pemilihan peran dan scenario yang harus dipersiapkan dahulu.
Dasar pertimbangan pemilihan metode ini adalah :
1. Menerangkan peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak.
2. Merangsang anak menyelesaikan masalah yang bersifat social.
3. Membelajrkan membagi tanggung jawab.
4. Membelajarkan mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
5. Merangsang kelas untuyk berpikir dan memecahkan masalah.
BAB III
PERENCANAAN TINDAKAN
A. Obyek Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksankan di MTsN Model I Paron Ngawi kelas VII, mata pelajaran Fiqh bab janaiz dengan menggunakan metode demonstrasi dan sosiodrama.
B. Landasan Penelitian
Dengan mengacu pada persoalan yang timbul pada tingkat pemahaman siswa tentang bab janaiz yang semula masih menggunakan metode klasik yakni ceramah dan tanya jawab saja yang menimbulkan persoalan yang antara lain :
1. Siswa sudah pernah mempelajari materi tersebut ditingkat pendidikan di bawahnya dengan menggunakan metode yang sama.
2. Begi mereka siswa yang juga santri pondok, merasa telah beberapa kali menerima materi tersebut, hingga mereka jenuh dan bosan.
3. Kurang adanya motifasi dan stimulan dari guru berupa contoh tindakan kongkrit
4. Kurang adanya motifasi guru dalam hal pemilihan metode yang relefan dangan materi tersebut.
Sehingga dilaksanakan PTK dengan mengganti metode yang lama dengan metode yang baru yakni metode demonstrasi dan sosiodrama, dan diharapkan kedua metode tersebut menjadi solusi yang tepat untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien pada pelajaran fiqih bab janaiz.
C. Metode Pengumpulan data
1. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi guru.
2. Metode Angket
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang respon siswa terhadap metode demonstrasi dan sosiodrama pada mata pelajaran fiqih bab janaiz. Data hasil angket digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian ini.
D. Metode analisa data
1. Analisis Lembar Observasi
Data hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar marupakan data kualitatif.
2. Analisis Data Respon Siswa
Data respon siswa terhadap metode demonstratasi dan sosiodrama pada mata pelajaran fiqih bab janaiz.
E. Instrument Angket Siswa
Sample instrument angket siswa sebagaimana terlampir.
BAB IV
PERENCANAAN TINDAKAN
Mengacu pada permasalahan-permasalahn diatas, guru dapat mrencanakan tindakan sebagai berikut :
Setelah guru selesai menyampaikan materi bab janaiz, guru mendemonstrasikan cara-cara merawat jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati, dan meletakkan jenazah dalam liang lahat.
Setelah guru mendemonstrasikan, guru mengajak siswa untuk berpartisipasi langsung dalam praktek materi yang telah diajarkan dan didemonstrasikan guru.
Guru membagikan materi singkat atau contoh-contoh gambar yang berkenaan dengan materi tersebut, sebagai panduan dalam poses sosiodrama.
Guru menentukan atau memilih siswa untuk berperan sesuai orang yang bertugas dalam hal merawat jenazah. Misalnya guru menunjuk siswa sebagai orang yang memandikan, orang yang mengkafani, orang yang menjadi imam sholat jenazah dan orang yang meletakkan jenazah dalam liang lahat, mulai dari cara memandikan, cara mengkafani, cara mensholati, dan cara prosesi dalam liang lahat, sesuai dengan contoh-contoh materi singkat atau gambar-gambar yang telah diberikan oleh guru.
BAB V
PELAKSANAAN PENELITIAN / TINDAKAN
A. Siklus Pertama
Langkah awal yang harus diperhatikan oleh guru sebelum melaksanakan penelitian ini adalah harus selalu memperhatikan hal-hal yang dapat mempermudah pelaksanaan penelitian dan harus sesuai dengan perencanaan. Dalam materi fiqih bab janaiz dengan menggunakan metode demonstrasi dan sosiodrama ini harus dipersiapkan meteri-materi pendukung (alat bantu mengajar) yang cukup, seperti contoh-contoh gambar bagaimana cara merawat jenazah, dan materi singkat sebagai panduan dan acuan belajar siswa sekaligus catatan tentang pembagian peran bagi siswa dalam metode sosiodrama.
Pelaksanaan Penelitian
1) Kegiatan Awal :
• Guru memberikan materi singkat yang berisi keterangan, contoh gambar.
• Guru mempersiapkan alat-alat bantu dalam hal merawat jenazah.
• Guru membuat dan membagikan sekenario untuk melaksanakan metode sosiodrama dengan siswa.
• Guru menentukan peran siswa dalam metode sosiodrama.
2) Kegiatan Inti :
• Guru mendemonstrasikan bagaimana cara merawat jenazah mulai dari awal sampai akhir.
• Guru memberikan tugas pada siswa untuk memahami, menyampaikan maksud dan mencoba mendemonstrasikan gambar yang telah dibagikan.
• Guru menugaskan siswa untuk melakukan peran dalam sosiodrama sesuai yang telah diinstruksikan diawal pelajaran.
• Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam mendemonstrasikan materi merawat jenazah, sesuai dengan gambar.
3) Kegiatan Akhir :
• Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan tanggapan tentang metode tersebut.
• Guru membuat kesimpulan bersama dengan siswa.
4) Pengamatan Tindakan
• Guru mengamati proses pembelajaran dengan metode tersebut, dengan menganalisa adanya kekurangan dan kelemahan proses pembelajaran siswa, yang antara lain :
a. Siswa masih kurang terbiasa dengan metode ini, sehingga mereka masih kurang ada respon keterlibatan secara aktif.
b. Siswa masih sulit menterjemahkan maksud atas penetapan peran yang telah diberikan oleh guru
5) Refleksi
Dalam tindakan refleksi ini guru mencatat dan membuat perencanaan tindakan pada siklus kedua guna untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan pada siklus pertama, yang mana perencanaannya adalah :
• Guru memberikan pemahaman kembali tentang tahapan-tahapan dan tindakan dalam hal merawat jenazah.
• Guru membuat materi yang lebih mudah untuk dipahami siswa.
• Guru memberikan bimbingan khusus bagi siswa yang mendapatkan tugas berperan.
B. Siklus Kedua
1) Perencanaan :
• Guru memberikan pemahaman kembali tentang tahapan-tahapan dan tindakan dalam hal merawat jenazah.
• Guru membuat materi yang lebih mudah untuk dipahami siswa.
• Guru memberikan bimbingan khusus bagi siswa yang mendapatkan tugas berperan.
2) Kegiatan Awal :
• Guru memberikan materi yang lebih mudah dari sebelumnya yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan tentang tahapan-tahapan dan contoh gambar-gambar.
• Guru memberikan bimbingan khusus pada siswa yang mendapatkan tugas peran.
3) Kegiatan Inti :
• Guru mendemonstrasikan kembali bagaimana cara merawat jenazah mulai dari awal sampai akhir dengan lebih detail dan jelas.
• Guru memberikan motifasi kepada siswa untuk ikut serta dalam peragaan merawat jenazah.
• Guru menunjuk sebagian dari siswa untuk mendemonstrasikan meteri yang telah diajarkan.
• Guru mengoptimalkan peran siswa dalam sosiodrama.
4) Kegiatan Akhir :
• Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan tanggapan tentang metode tersebut.
• Guru membuat kesimpulan bersama dengan siswa.
5) Pengamatan Tindakan
• Setelah dilaksanakan siklus kedua ini telah tampak beberapa perubahan pemahan siswa tentang bab janaiz, yang antara lain :
a. Siswa lebih aktif berpartisipasi dalam PBM, karena meteri yang lebih mudah dipahami.
b. Siswa melaksanakan tugas peran yang lebih optimal, karena adanya motifasi dan bimbingan khusus dari guru dalam hal pemahaman peran masing-masing.
6) Refleksi
Dalam tindakan refleksi siklus kedua ini guru telah mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dalam memberikan pemahaman tentang bab janaiz dengan menggunakan metode demonstrasi dan sosiodrama. Meskipun masih ada sedikit kekurangan, namun dengan metode tersebut sudah memberikan pemahaman yang lebih mengena pada siswa, karena siswa juga ikut aktif dalam PBM mata pelajaran fiqih bab janaiz. Metode ini juga dapat mengubah suasana pembelajaran makin menyenangkan.
BAB VI
KESIMPULAN
Penggunaan metode demonstrasi dan sosiodrama pada mata pelajaran fiqih bab janaiz, berhasil meningkatkan pemahaman sekaligus mengembangkan ranah psikomotor siswa. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus, antara lain :
1. Metode demonstrasi dan sosiodrama menjadikan siswa lebih berperan aktif dalam PBM materi bab janaiz.
2. Metode tersebut juga dapat membuat suasana pembelajaran makin menarik dan menyenangkan.
3. Metode tersebut lebih efektif dan efesien jika diterapkan secara optimal, terutama dalam pelajaran fiqih, dari pada hanya menggunakan metode ceramah, tanyajawab dan pemberian tugas saja.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain., Stratergi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT.Rineka Cipta). 1995.
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, (Bandung:PT.Remaja Rosda karya) 2006.
Sudjana, Nana., Dasar-dasar Proses Belajar Mengjar, (Bandung:Sinar Baru Algesindo), 2004.
Syah, Darwyn dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran PAI, (Jakarta:Gaung Persada Pers). 2007.
ANGKET SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DEMOSTRASI DAN SOSIODRAMA
MATA PELAJARAN FIQIH BAB JANAIZ KELAS VII MTsN TAMBAKBERAS JOMBANG
A. BERIKAN TANDA √ PADA KOTAK DIBAWAH INI SESUAI DENGAN PENDAPAT KAMU !
1. Bagaimana menurut kamu pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab?
Baik Sangat Baik Biasa-Biasa Saja Kurang Baik
2. Bagaimana sikap kamu ketika guru menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab pada mapel fiqih ?
Menarik Bosan Biasa Saja Aktif
3. Bagaimana menurut kamu pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dan sosiodrama ?
Baik Sangat Baik Biasa-Biasa Saja Kurang Baik
4. Bagaimana yang kamu rasakan ketika guru menggunakan metode metode demonstrasi dan sosiodrama ?
Menarik Bosan Biasa Saja Aktif
B. ISILAH TITIK-TITIK DI BAWAH INI SESUAI DENGAN PILIHAN KAMU DI ATAS !
1. Apakah alasan kamu cenderung bosan apabila menerima pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apakah alasan kamu cenderung aktif apabila menerima pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dan sosiodrama?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apakah alasan kamu merasa tertarik apabila menerima pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dan sosiodrama?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
MAKALAH METODE
23.17 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar