RSS

MAKALAH PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang didunia, karena pendidikan sebagai tolak ukur dari seseorang dianggap layak dan tidak layak. Dalam pendidikan juga adanya peserta didik yang ikut berperan dalam kegiatan mengajar atau mentransfer ilmu pengertauhan dari seorang guru.
Jadi dalam pendidikan peserta didik mempunyai peranan penting, oleh karena itu saya akan membahas tentang peran peserta didik dalam pendidikan islam.

B. RUMUSAN MASALAH
Darilatar belakang diatas penulis mempunyai beberapa rumsan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari peserta didik itu ?
2. Kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh peserta didik ?
3. Dimensi – dimensi apa saja yang diperlukan oleh peserta didik ?
4. Apa yang dimaksud dengan itelegensi dalam peserta didik itu ?
5. Apakah kepribadian yang harus dimiliki oleh peserta didik ?
6. Etika apa saja yang harus dimiliki oleh peserta didik

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Dari rumusan masalah diatas maka penulis mempuntayai tujuan – tujuan yaitu :
1. Dapat mengetauhi apa yang dimaksud dengan peserta didik itu.
2. Dapat mengetauhi kebutuhan – kebutuhan yang harus dimiliki oleh peserta didik.
3. Dapat mengetauhi dimensi – dimensi peserta didik.
4. Dapat mengetauhi apa intelegensi peserta didik itu .
5. Dapat mengetauhi kepribadian yang harus dimiliki oleh peserta didik.
6. Dapat mengetauhi etika – etika peserta didik
7. Dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.




BAB II
PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN PESERTA DIDIK
Peserta didik salah satu komponen dalam sistem pendidikan islam. Peserta didik merupakan “ raw material “ ( bahan mentah ) didalam trasformasi yang disebut pendidikan.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Di dalam proses pendidikan peserta didik di samping sebagai obyek juga sebagai subjek. Oleh karena itu agar seorang pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka ia harus memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya. Diantara aspek yang harus dipahami oleh pendidik yaitu : 1) Kebutuhannya, 2) Dimensi – dimensi, 3) Intelegensi, 4) Kepribadian.

B. KEBUTUHAN – KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
1) Kebutuhan Fisik
Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang erat terutama pada masa remaja. Karena peserta didik yang fisiknya sehat maka akan menerima ilmu dengan baik tanpa adanya rasa lelah, males dan lain – lain.
2) Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dalam masyarakat lingkungannya, Seperti diterima oleh teman – temannya dan masyarakat dilingkungannya. Kebutuhan ini sangatlah perlu agar peserta didik dapat memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat.
3) Kebutuhan untuk mendapat status
Peserta didik pada usia remaja membutuhkan suatu yang menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat. Kebanggaan terhadap diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Peserta didik juga butuh kebanggaan untuk diterima dan dikenal sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman sejawat, karena penerimaan dan dibanggakan kelompok sangatlah penting bagi peserta didik dalam mencari identitas diri dan kemandirian.
4) Kebutuhan mandiri
Peserta didik pada masa remaja ingin melepas diri dari batasan – batasan atau aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri. Ia ingin bebas dari perlakuan orang tuanya yang tekadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencapuri urusan mereka yang menurut mereka bisa diatasi sendiri. Walaupun suatu waktu mereka masih menginginkan bantuan orang tua.
5) Kebutuhan untuk berprestasi erta didik giat untuk mendapat prestasi.
Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitanya dengan kebutuhan mendapat setatus dan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan untuk memiliki status atau penghargaan dan kebutuhan untuk hidup mandiri dan dapat membuat pes
6) Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
Rasa ingin disayangi dan dicintai merupakan kebutuhan yang yang esensial, karena dengan terpenuhi kebutuhan ini akan memperngaruhi sikap mental peserta didik dalam menerima mata pelajaran yang diterima dari seorang pendidik.
7) Kebutuhan untuk curhat
Kebutuhan untuk curhat terutama remaja dimaksudkansuatu kebutuhan untuk dipahami ide – ide dan permasalahan yang dihadapinya. Peserta didik mengharapkan agar apa yang dialami, dirasakan terutama dalam masa pubertas.
Sebaliknya jika mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk mengkomunikasikan permas lahn – permasalahan tersebut, apalagi dilecehkan, ditolak, atau dimusuhi, dapat membuat mereka kecewa, marah bahkan mereka merasa diri tidak aman, sehingga muncul tingkah laku yang bersifat negatif dan prilaku menyimpang.
8) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup ( agama )
Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetauhi tentang kebenaran dan nilai – nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaimana kebahagiaan itu diperoleh. Karena itu mereka memerlukan dan membutuhkan pengetauhan – pengetauhan yang jelas sebagai suatu filsafat hidup yang memuaskan yang sesuai dengan nilai – nilai kemanusiaan, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini.
Kebenaran dan nilai – nilai ideal yang murni hanya ditemukan didalam agama. Oleh karena itu peserta didik sangat membutuhkan agama.
Disamping itu agama dibutuhkan manusia karena manusia memerlukan orientasi dan obyek pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan agama.
Kebutuhan – kebutuhan murid diatas harus diperhatikan oleh setiap pendidik, sehingga anak didik tumbuh dan berkembang mencapai kematangan psikis dan fisik. Pendidik an agama disamping ia memperhatikan kebutuhan – kebutuhan biologis dan psikologis ataupun kebutuhan primer dan sekunder seperti yang dijelaskan diatas, maka penekananya adalah pemenuhan kebutuhan anak didik terhadap kebutuhan agama karena ajaran agama sangatlah penting bagi peserta didik, supaya dapat mewarnai seluruh aspek kehidupannya natinya. Bagi setiap peserta didik yang mengabaikan kebutuhan agama maka ia akan meraih sebagaian kecil dari kepribadian, atau bahkan usahanya akan sia – sia sama sekali sebab pendidikan tidak memperhatikan kebutuhan tersebut tidak akan dapat menjamah psikologis manusiawi twrdalam.

C. DIMENSI – DIMENSI PESERTA DIDIK
Demensi –dimensi peserta didik diantaranya yaitu :
1) Dimensi Fisik ( jasmani )
Menurut Zakiya Darajat , Membagi manusia pada tujuh dimensi pokok yang masing – masingnya dapat dibagi kepada dimensi – dimensi kecil. Ketujuh dimensi tersebut adalah : Dimensi, akal, agama, akhlak, kejiwaan, rasa keindahan dan sosial kemasyarakatan. Semua dimensi tersebut harus ditumbuh kembangkan melalui pendidikan islam.
2) Dimensi Akal
Dimensi akal manusia dibagi kepada dua macam yaitu :
a. Aql al – Mathhu’ ; yaitu akal yang merupakan pancaran dari Allah sebagai fitrah ilahi. Akal ini menduduki posisi tertinggi, namun akal ini tidak dapat berkembang secara optimal, jika tidak dibarengi dengan kekuatan akal lainya.
b. Aql al – Masmu’ ; yaitu akal yang merupakan kemampuan menerima yang dapat berkembang oleh manusia. Akal ini bersifat aktif dan berkembang sebatas kemampuan yang dimilikinya lewat bantuan proses pengindraan, secara bebas. Untuk mengarahkan akal ini tetap dijalan Tuhannya, maka keberadaan aql al – masmu’ tidak dapat dapat dilepaskan.

Sedangkan akal manusia mempunyai fungsi yaitu :
1. Akal adalah penahan Nafsu
2. Akal adalah pengertian dan pemikiran yang berubah – ubah dalam menghadapi sesuatu baik yang tampak jelas maupun tidak tampak jelas.
3. Akal adalah petunjuk yang dapat membedakan hidayah dan kesesatan.
4. Akal adalah Kesadaran batin dan pengaturan
5. Akal adalah pandangan batin yang berdaya tembus melebihi penglihatan mata.
6. Akal adalah daya ingat mengambil dari yang telah lampau untuk masa yang akan di hadapi.
3) Dimensi Keberagamaan
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan disebut makhluk Homodivinous ( makhluk yang percaya adanya tuhan ) atau disebut juga Homo Religious, artinya makhluk yang beragama. Berdasarkan riset dan observasi,hampir seluruh ahli ilmu jiwa sepakat bahwa pada diri manusia terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal. Kebutuhan ini melebihi kebutuhan – kebutuhan lainnya, bahkan mengatasi kebutuhan akan kekuasaan. Keinginan akan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan.
4) Dimensi Akhlak
Salah satu dimensi manusia yang sangat diutamakan dalam pendidikan Islam adalah Akhlak. Karena tujuan pendidikan akhlak dalam islam adalah untuk membentuk manusia yang bermoral baik., keras kemauan, sopan santun dalam berbicar dan perbuatan mulia dalam bertingkah laku perangai, bersikap bijaksana, sempurna, beradab, jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki Keutamaan ( al – fadhilah ). Dengan demikian setiap pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak diatas segalanya.
5) Dimensi Rohani ( kejiwaan )
Dimensi kejiwaan merupakan suatu dimensi yang sangat penting, dan memiliki pengaruh dalam mengendalikan keadaan manusia agar dapat hidup sehat, tentram dan bahagia. Penciptaan manusia mengalami kesempurnaan setelah Allah meniupkan sebagaian ruh ciptaan – Nya.Padahal dimensi mental spiritual inilah yang mampu menjamin kebahagiaan manusia. Islam dengan Enam pokok keimanan (arkanul Iman), dan lima pokok ajaranya ( arkanul Islam ) memupuk dan mengembangkan fungsi – fungsi kejiwaan dan memelihara keseimbangan serta menjamin ketentraman batin.
Oleh karen aitu maka dalam rangka terleksana usaha untuk mewujudkan kebahagiaan tersebut adalah engan pendidikan agama.
Yang dimaksud dengan pendidikan agama tidak hanya upaya untuk membekali anak didik dengan pengetauhan agama, tapi sekaligus upaya untuk menanamkan nilai keagamaan dan membentuk sikap keagamaan sehingga menjadi bagian dari kepribadian mereka.
6) Demensi Seni ( keindahan )
Seni adalah ekspresi roh dan daya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan.
Seni adalah bagian dari hidup manusia, Allah telah menganugrahkan kepada manusia berbagai potensi rohani maupun indrawi ( mata, telinga, dan sebagainya ). Seni sebagai salah satu potensi rohani, maka nilai seni dapat diungkapkan oleh perorangan sesuai dengan kecenderungannya, atau oleh sekelompok masyarakat sesuai dengan budayanya, tanpa adanya batasan yang ketat kecuali yang digariskan Allah.
Dimensi seni yang terdapat dalam diri manusia janganlah diabaikan, sebaiknya perlu ditumbuhkan, karena keindahan itu akan menggerakkan batinnya, memenuhi renung – renung hatinya, metingankan beban kehidupan yang kadang menjemukan, dan menjadikan merasakan keberadaan nilai – nilai, serta lebih mampu menikmati keindahan hidup. Karena seni menurt orang mukmin adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan keimanan, bukan menjadi suatu yang menimbulkan kelalaian dan kesombongan yang dibenci oleh Allah dan manusia.
Oleh karena itu seorang pendidik harus mampu mengarahkan anak didiknya untuk dapat mengembangkan dimensi seni, baik dalam bentuk bimbingan untuk merasakan dan menghayati nilai – nilai seni yang ada pada alam ciptaan Allah ( qurany dan kauniy ), Maupun memotivasi mereka agar mampu mengungkapkan nilai – nilai seni tersebut sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka masing – masing.
7) Demensi Sosial
Seorang manusia adalah makhluk individu dan secara bersamaan adalah makhluk sosia. Keserasian antar individu dan masyarakat tidak mempunyai kontradisi antara tujuan sosial dan tujuan individu.
Dalam islam tidak terbatas tanggung jawab hanya pada perorangan, tetapi juga sosial sekaligus. Tanggung jawab perorangan pada pribadi merupakan asas, tapi ia tidak mengabaikan tanggung jawab sosial yang merupakan dasar pembentuk masyarakat.
Pendidikan sosial ini melibatkan bimbingan terhadap tingkah laku sosial, ekonomi dan politik dalam rangka aqidah Islam yang betul dan ajaran – ajaran dan hukum – hukum agama yang dapat meningkatkan iman, taqwa, takut kepada Allah dan mengerjakan ajaran – ajaran agamanya yang mendorong kepada produksi, menghargai waktu, jujur, ikhlas dalam perbuatan, adil, kasih sayang, ikhsan, mementingkan orang lain, tolong menolong, setia kawan, menjaga kemaslahatan umum, cinta tanah air dan lain – lain lagi bentuk akhlak yang mempunyai nilai sosial.

D. INTELEGENSI PESERTA DIDIK
Intelegensi ( kecerdasan ) dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan dalam bahasa Arab disebut Al – dzaka menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemapuan ( al – qudrah ) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna.
Crow and Crow, mengemukakan bahwa intelegensi bebrarti kapasitas umum dari seseorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan – kebutuhan baik keadaan rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan problem – problem dan kondisi – kondisi yang baru didalam kehidupan. Pengertian ini tidak hanya menyangkut dunia akademik, tetapi lebih luas, menyangkut kehidupan non – akademik, seperti masalah – masalah artistik dan tingkah laku sosial.
Pada mulanya kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal ( intellect ) dalam menangkap gejala sessuatu, sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek – aspek kognitif ( al – majal al – ma’rifi ). Namaun pada perkembangan berikutnya, disadari bahwa kehidupan manusia bukan semata – mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat setruktur – struktur kalbu yang perlu mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek – aspek efektif ( Al – infi’ ali ), seperti kehidupan emosional, moral, sepiritual dan agama. Pada saat ini pemahaman terhadap kecerdasan itu sudah berkembang diantaranya :
1) Kecerdasan Intelektual
2) Kecerdasan Emosional
3) Kecerdasan Spiritual
4) Kecerdasan Qolbu
Semua jenis kecerdasan ini perlu dikembangkan dalam pendidikan Islam.

E. KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK
1. Pengertian Kepribadian Dan Ciri – cirinya
a. Allport, mendifinisikan kepribadian adalah: “ susunan yang dinamis di dalam sistem psiko – fisik ( jasmani rohani ) seorang ( individu ) yang menentukan prilaku dan pemikiran yang berciri khusus”.
b. W.Stren kepribadian adalah:” suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada tujuan – tujuan tertent.
c. Hatmann mendifinisikan kepribadian adalah: “ susunan yang terintegrasi dalam corak khas yang tegas yang diperhatikan kepada orang lain.
Dari seluruh difinisi yang telah dikemukakan diatas Wetherington menyimpulkan bahwa kepribadian mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a) Manusia karena keturunannya pertama sekali hanya merupakan individu dan kemudian barulah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.
b) Kepribadian ialah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seorang secara terintregrasi dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.
c) Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain, dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.
d) Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badab atau ras, tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.
e) Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kepasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.
2. Macam – macam Kepribadian Muslim
Berangkat dari teori kepribadian muslim diatas, maka kita dapat membagi kepribadian muslim tersebut kepada dua macam yaitu :
1. Kepribadian kemanusiaan ( basyariah )
2. Kepribadian Kewahyuaan ( samawi )

1. Kepribadian Kemanusiaan ( basyariah ) dibagi kepad dua bagian yaitu :
a. Kepribadian Individu, yang meliputi ciri khas seseorang dalam bentuk sikap dan tingkah laku serta intelektual yang dimiliki masing – masing secara khas sehingga berbeda dengan orang lain. Menurut islam manusia memiliki dan mempunyai potensi yang berbeda – beda, yang meliputi aspek pisik dan psikis.
b. Kepribadaian Ummah yang meliputi ciri khas kepribadian muslim sebagai suatu ummah ( bangsa / negara ) muslim yang meliputi sikap dan tingkah laku ummah muslim yang berbeda dengan ummah lainnya, mempunyai ciri khas kelompok dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan identitas tersebut dari pengaruh luar, baik idiologi maupun lainnya yang dapat memberi dampak negatif.
Dalam Firman Allah juga dijelaskan “
Artinya :
“ Kami jadikan kamu bersuku – suku dan berbangsa – bangsa supaya saling kenal mengenal ............. ( QS. Al – Hujurat: 30 )
2. Kepribadian kewahyuaan ( samawi ) yaitu corak kepribadian yang dibentuk melalui petunjuk wahyu dalam kitab suci Al – Qur’an.
Kepribadian muslim sebagai individu dan sebagai ummah, terintegrasi dalam bentuk suatu pola yang sama. Dalam hal ini dasar teori kepribadian muslim, baik sebagai individu maupun sebagai ummah yang satu, terjadi suatu bentuk dikhotomi yang terinteregrasikan. Dikhotomi terletak hanya dalam pembagian saja, namun dalam dasar dan tujuan pembentukan keduanya terinteregrasi kepada dasar yang sama ( filsafat pendidikan islam yang bersumberkan Al – Qur’an dan Hadits), serta tujuan yang satu yaitu menjadi pengabdi Allah SWT yang taat.
3. Proses Pembentukan Kepribadian
Sebagaiman dijelaskan sebelumnya bahwa ciri khas kepribadian muslim adalah terwujudnya prilaku mulia sesuai dengan tuntutan Allah SWT, yang dalam istilah lain disebut Akhlak yang mulia.
1. Pembentukan Kepribadian Kemanusiaan
Proses ini dapat pula dibagi dua yaitu :
1) Proses pembentukan kepribadian muslim secara perorangan dapat dilakukan melalui tiga macam pendidikan yaitu :
a. Pranatal Education ( tarbiyah Qobl Al – Wiladah )
Proses pendidikan ini dilakukan secara tidak langsung. Prosese ini dimulai disaat pemilihan colan suami atau istri dari kalangan yang baik dan berakhlak.
b. Education by Another ( Tarbiyah ma’ aghairihi )
Proses pendidikan jenis ini dilakukan secara langsung oleh orang lain ( orang tua rumah tangga, guru disekolah dan pemimpin didalam masyarakat dan para ulama). Manusia sewaktu dilahirkan tidak mengetauhi sesuatu yang ada dalam dirinya dan diluar dirinya, oleh karena itu diperlukan orang lainuntuk mendidik manusia supaya dia mengetauhi dirinya dan lingkungannya.
c. Self Education ( tarbiyah al – Nafs )
Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan orang lain seperti membaca buku – buku, majalah, koran dan sebagainya, atau melalui penelitian untuk menemukan hakikat segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
2) Proses pembnetukan kepribadian muslim secara ummah ( bangsa / negara ) dilakukan dengan memantapkan kepribadian individu muslim ( karena individu bagian dari ummah )juga, dapat dilakukan dengan menyiapkan kondisi dan tradisi sehingga memungkinkan terbentuknya kepribadian ( akhlak ) ummah.
Tradisi dan kondisi yang telah tersedia, diisi dengan usaha – usaha untuk mengisi pergaulan sosial bernegara dan antar negara dengan akhlak islami berupa:
a) Pergaulan Sosial
b) Pergaulan dalam negara
c) Pergaulan antar Negara
2. Pembentukan Kepribadian Samawi
Menurut jalaludin prosespembentukan kepribadian ini dapat dilakukan dengan cara membina nilai – nilai ke islaman dalam hubungan dengan Allah SWT.
Nilai ke islaman dalam hubungan dengan Allah SWT dapat dilakukan dengan cara :
1. Beriman kepada Allah SWT
2. Mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah
3. Bertaqwa kepada – Nya
4. Mensyukuri nikmat Allah dan tidak berutus harapan terhadap rahmatnya.
5. Berdoa kepada Allah selalu, Mensucikan dan membesarkanNya dan selalu mengingat Allah.
6. Mengantungkan segala perbuatan Masa depan KepadaNya
Kepribadian muslim baik yang terbentuk secara perorangan, maupun secara ummah seperti yang diuraikan diatas itulah yang disebut dengan kepribadian utama menurut islam. Kepribadian itu pulalah yang membedakan antara muslim dan non muslim baik secara individu maupun ummah. Kepribadian itu pulah yang menjadi salah satu tujuan akhir pendidikan Islam.

F. ETIKA PESERTA DIDIK
Etika peserta didik merupakan suatu yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, Al –Ghozali merumuskan ada sebelas ( 11 ) kewajiaban peserta didik, yaitu :
1) Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarub kepada Allah SWT, sehingga dalam kehidupan sehari – hari anak didik dituntut untuk mensucikan jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela.
2) Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi.
3) Bersikap Tawadhu ( rendah hati ) dengan cara meninggalkan kepentingan pribadi untuk kepentingan pendidiknya.
4) Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
5) Mempelajari ilmu – ilmu yang terpuji, baik untuk ukhrawi maupun untuk duniawi.
6) Belajar dengan bertahap dengan cara melalui pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang sukar.
7) Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian hari beralih pada ilmu yang lainya, sehingga anak didik memiliki spisifikasi ilmu pengetauhan secara mendalam.
8) Mengenal nilai – nilai ilmiah atas ilmu pengetauha yang dipelajari.
9) Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
10) Mengenal nilai – nilai pragmatis bagi ilmu pengetauhan, yaitu ilmu yang dapat bermanfaat alam kehidupan dunia dan akhirat.
11) Anak didik harus tunduk pada nasehat pendidik.
Sementari itu Asma’ Hasan Fahmi mengemukakan etika yang harus dimiliki oleh pesrta didik agar peserta didik dapat belajar dengan baik dan dapat kerendahan dari Allah SWT .
1) Tujuan belajar hendaknya ditunjukkan untuk menghiasi roh dengan berbagai sifat keutamaan.
2) Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.
3) Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu diberbagai tempat
4) Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.
5) Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh – sungguh dan tabah .
Etika peserta didik seperti yang dirumuskan oleh para ahli diatas perlu disempurnakan dengan empat akhlak peserta didik dalam menuntut ilmu.
1) Peserta didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa sebelum ia menuntut ilmu, sebab belajar merupakan ibadah yang harus dikerjakan denga hati yang bersih.
2) Peserta didik harus mempunyai tujuan menuntut ilmu dalam rangka menghiasi jiwa dengan sifat keimanan, mendekatkan ibadah kepada Allah.
3) Seorang peserta didik harus tabah dalam memperoleh ilmu pengetauhan dan sabar dalam menghadapi tantangan dan cobaan yang datang.
4) Seseorang harus ikhlas dalam menuntut ilmu dan menghormati guru atau pendidik, berusaha memperoleh kerelaan dari guru dengan mempergunakan beberapa cara yang baik.












BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian peserta didik
Peserta didik salah satu komponen dalam sistem pendidikan islam. Peserta didik merupakan “ raw material “ ( bahan mentah ) didalam trasformasi yang disebut pendidikan.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
2. Kebutuhan – kebutuhan peserta didik
1) Kebutuhan fisik
2) Kebutuhan sosial
3) Kebutuhan Untuk mendapat Status
4) Kebutuhan Mandiri
5) Kebutuhan untuk berprestasi
6) Kebutuhan untuk disayangi dan dicintai
7) Kebutuhan untuk curhat
8) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup ( agama )
3. Dimensi – dimensi Peserta didik
1) Dimensi Fisik ( Jasmani )
 Pendidikan Fisik ( jasmani )
2) Dimensi Akal
3) Dimensi Keagamaan
4) Dimensi Akhlak
5) Dimensi Rohani ( kejiwaan )
6) Dimensi Seni ( keindahan )
7) Dimensi Sosial
4. Intelegensi Peserta didik
Intelegensi ( kecerdasan ) dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan dalam bahasa Arab disebut Al – dzaka menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemapuan ( al – qudrah ) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna.
Pada mulanya kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal ( intellect ) dalam menangkap gejala sessuatu, sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek – aspek kognitif ( al – majal al – ma’rifi ). Namaun pada perkembangan berikutnya, disadari bahwa kehidupan manusia bukan semata – mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat setruktur – struktur kalbu yang perlu mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek – aspek efektif ( Al – infi’ ali), seperti kehidupan emosional, moral, sepiritual dan agama. Pada saat ini pemahaman terhadap kecerdasan itu sudah berkembang diantaranya :
1) Kecerdasan Intelegtual
2) Kecerdasan emosional
3) Kecerdasan Spiritual
4) Kecerdasan Qolbu
Semua kecerdasan ini perlu dikembangkan dalam pendidikan islam.
5. Kepribadian Peserta Didik
1. Pengertian kepribadian dan ciri – cirinya
a. Allport, mendifinisikan kepribadian adalah: “ susunan yang dinamis di dalam sistem psiko – fisik ( jasmani rohani ) seorang ( individu ) yang menentukan prilaku dan pemikiran yang berciri khusus”.
b. W.Stren kepribadian adalah:” suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada tujuan – tujuan tertent.
c. Hatmann mendifinisikan kepribadian adalah: “ susunan yang terintegrasi dalam corak khas yang tegas yang diperhatikan kepada orang lain.
Dari seluruh difinisi yang telah dikemukakan diatas Wetherington menyimpulkan bahwa kepribadian mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a. Manusia karena keturunannya pertama sekali hanya lerupakan individu dan kemudian barulah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.
b. Kepribadian ialah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seorang secara terintregrasi dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.
c. Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain, dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.
d. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badab atau ras, tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.
e. Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kepasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.
2. Macam – macam kepribadian muslim
Berangkat dari teori kepribadian muslim diatas, maka kita dapat membagi kepribadian muslim tersebut kepada dua macam yaitu :
1. Kepribadian kemanusiaan ( basyariah )
2. Kepribadian Kewahyuaan ( samawi )
3. Proses pembentukan kepribadian
Sebagaiman dijelaskan sebelumnya bahwa ciri khas kepribadian muslim adalah terwujudnya prilaku mulia sesuai dengan tuntutan Allah SWT, yang dalam istilah lain disebut Akhlak yang mulia.
1. Pembentukan Kepribadian Kemanusiaan
Proses ini dibagi dua macam yaitu :
1) Proses pembentukan kepribadian muslim perorangan
a. Pranatal education ( tarbiyah Qalb Al – Wiladah )
b. Education by Another ( Tarbiyah ma ‘ aghairih )
c. Self education ( tarbiyah al – Nafs )
2) Proses pembentukan kepribadian secara ummah
a. Pergaulan sosial
b. Pergaulan dalam negara
c. Pergaulan antar negara
2. Pembentukan kepribadian samawi
Menurut jalaludin prosespembentukan kepribadian ini dapat dilakukan dengan cara membina nilai – nilai ke islaman dalam hubungan dengan Allah SWT.
Nilai ke islaman dalam hubungan dengan Allah SWT dapat dilakukan dengan cara :
a. Beriman kepada Allah SWT
b. Mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah
c. Bertaqwa kepada – Nya
d. Mensyukuri nikmat Allah dan tidak berutus harapan terhadap rahmatnya.
e. Berdoa kepada Allah selalu, Mensucikan dan membesarkanNya dan selalu mengingat Allah.
f. Mengantungkan segala perbuatan Masa depan KepadaNya
6. Etika Peserta Didik
Etika peserta didik merupakan suatu yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, Al –Ghozali merumuskan ada sebelas ( 11 ) kewajiaban peserta didik, yaitu :
1) Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarub kepada Allah SWT, sehingga dalam kehidupan sehari – hari anak didik dituntut untuk mensucikan jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela.
2) Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi.
3) Bersikap Tawadhu ( rendah hati ) dengan cara meninggalkan kepentingan pribadi untuk kepentingan pendidiknya.
4) Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
5) Mempelajari ilmu – ilmu yang terpuji, baik untuk ukhrawi maupun untuk duniawi.
6) Belajar dengan bertahap dengan cara melalui pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang sukar.
7) Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian hari beralih pada ilmu yang lainya, sehingga anak didik memiliki spisifikasi ilmu pengetauhan secara mendalam.
8) Mengenal nilai – nilai ilmiah atas ilmu pengetauha yang dipelajari.
9) Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
10) Mengenal nilai – nilai pragmatis bagi ilmu pengetauhan, yaitu ilmu yang dapat bermanfaat alam kehidupan dunia dan akhirat.
11) Anak didik harus tunduk pada nasehat pendidik

B. SARAN – SARAN
Dari ksimpulan diatas maka penulis mempunyai saran – saran :
 Seorang pendidik harus dapat memehami apa saja yang diperlukan oleh peserta didiknya, khususnya kebutuhan – kebutuhanyan dan keperibadaian dalam keadaan sehat atau kurang sehat agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat.
 Hendaknya kita harustau tugas – tugas peserta didik dan pendidik yang baik

DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis,2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar