BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui, bahwasanya manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibanding daripada makhluk lainya. Manusia dibekali akal yang notabenya bisa membandingkan dan memilih antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk sehingga langkah manusia selalu didasarkan pada konsep-konsep yang termuat dalam akalnya. Manusia juga dibekali nafsu dan syahwat. Syahwat cenderung pada keinginan-keinginan yang bersifat duniawiyyah yang bertumpuh pada kesenangan jiwa. Sedang nafsu adalah sumber kesenangan dan kepuasanya. Ini lah yang membuat manusia sering terjebak dalam melangkah karena mayoritas akal pikiran selalu menuruti nafsu dan hawa ini. Akan tetapi disini lah manusia bisa terangkat derajatnya jika ia mampu meredahkan dan mengalahkan nafsu syahwatnya. Disamping itu manusia juga diberi hati atau qolb. Dari segi dlohiriyyahnya hati memang mempunyai banyak fungsi diantaranya menetralisir racun, memompa darah dan lain sebagainya. Akan tetapi yang dikehendaki dalam bab ini adalah hati yang batin yang kita semua tidak tahu dimana letaknya. Hati ini lah yang dilukiskan oleh Imam al-Ghozali sebagai qolb yang bisa merasa susah, senang dan sedih. Dari sinilah manusia itu butuh pada yang lain, butuh pada hal-hal yang menyenangkan jiwanya dan butuh pada apa-apa yang bisa menantarkan dia bisa hidup dengan serba kecukupan. Diantara lainya manusia butuh pada pendidikan atau ilmu.
Menurut Syeh Abu Bakar Al Ahdali dalam kitab “Qowa’id al-Fiqh “ nya manusia mempunyai Tingkatan-tingkatan kebutuhan. Diantaranya ada lima macam :
a. Tingkat Dlorurot
Tingkatan ini menyebabkan adanya kematian atau mendekati kematian jika kebutuhan itu tidak terpenuhi. Sehingga pada tingkatan ini seorang boleh melakukan hal-hal yang dilarang seperti makan bangkai, karena adanya Qoidah
“ " الضرورة تبيح المحظورات
b. Tingkat hajat
Dalam tingkatan ini seorang menuntut sampainya hal yang dibutuhkan, bila kebutuhan itu tidak terpenuhi maka ia akan merasakan kesulitan atau keberatan. Seperti manusia butuh ilmu dan pengetahuan tetntang sagala aspek yang berhubunan dengan kehidupannya.
c. Tingkat Manfa’at
Kebutuhan tingkat ini adalah dengan maksud mencari nilai tambah yang diperuntukkana untuk kemaslahatan dirinya. Dalam hal ini islam masih memperbolehkan . missal seorang makan dengan menggunakan 4 sehat 5 sempurna.
d. Tingkat Zinah ( berhias )
Pemenuhan kebutuhan ini dimaksudkan untuk suatu kepuasan dan kesenangan. Dalam tingkatan ini pun masih diperbolehkan selagi tidak menerobos rambu-rambu hukum.
e. Tingkat fudlul
dalam tingkatan ini sudah menganggap sepelenya hukum haram dan syubhat. Tingkat inilah yang dilarang agama.
Sedang menurut Mohammad Ismail kebutuhan manusia itu ada 2 macam :
1. Al-Hajah Al-‘Udlwiyyah ( Kebutuhan jasmani )
hal ini sama dengan kebutuhan tingkat dlorurot yaitu jika tidak terpenuhi maka akan mati atau mendekati mati.
2. Al-Hajah Al-Ghorizah ( Kebutuhan Naluri )
Kebutuhan ini tidak menyebabkan sampai bahaya atau mati. Namun jika hal ini tidak terpenuhi manusia akan merasa resah dan tidak tenang, seperti manusia butuh beragama, atau beraqidah atau bertuhan, manusia butuh terhadap teman dan butuh ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
A. ARTI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
1. PENGERTIAN TUJUAN
Istilah “ tujuan” sering kali kita dengar baik dengan bahasa yang musni Indonesia atau dengan bahasa-bahasa lain semisal bahasa inggris, bahasa arab ataupun bahasa jawa. Dalam bahasa arab kata tujuan dikenal dengan istilah “ ghoyat” atau “ maqosid”atau “ahdaf” yang sama-sama mempunyai arti tujuan atau sasaran. Sedang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah “goal” atau “purpose” atau “aim” yang juga sama pengertiannya. Secara Umum tujuan mempunyai arti arah atau sasaran perbuatan yang ingin dicapai dengan cara atau upaya tertentu .
Sedang menurut beberapa pakar pendidikan Tujuan mempunyai beberapa pengertian yang berbeda, diantaranya :
a. Menurut zakiyah Daradjat
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai . Artinya tujuan diibaratkan sebagai kepasahan yang disertai dengan do’a, dimana ketika seorang sudah melakukan sesuatu kemudian berharap adanya ending yang diinginkan.
b. Menurut H.Moh Arifin
Tujuan merupakan sebuah futuritas ( masa depan ) yang dalam jarak tertentu yang tidak bisa dicapai kecuali denga proses usaha tertentu . Dalam hal ini berarti tujuan adalah cita-cita yang mana tujuan itu menjadi harapan seseorang untuk mencapai apa yang dikatakan dalam hatinya.
c. Menurut Al-Syaibani
Tujuan adalah suatu yang diharapkan dan hendak dicapai oleh institusi pendidikan.
2. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan islam adalah suatu usaha untuk melestarikan dan mengalihkan serta mengtransformasikan nilai-niali budaya dalam berbagai aspek kepada generasi penerus . Dalam suatu kaidah ilmu ditilik dari berbagai aspeknya macam-macam ilmu tidak terhitung jumlahnya. Akan tetapi titik poinnya adalah dua cabang, yaitu ilmu syari’at dan ilmu ghoiru al-syari’at. Diantara ilmu syaria’at itulah tarbiyah ( ilmu pendidikan ) menjadi ilmu furu’ yang wajib dicari oleh setiap insan. Walaupun Syari’ ( Allah SWT ) secara tegas menyatakan bahwa akhirat adalah tujuan utama manusia hidup akan tetapi dalam kelanjutan ayatNya dicantumkan sebuah inisial betapa pentingnya kehidupan dunia. Karena dengan dunia lah orang bisa hidup dan mencari bekal untuk menuju akhirat. Dalam Firman Allah SWT surat al-qoshos ayat : 77 dinyatakan
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَ�$86َ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (77)
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Di satu pendidikan sangat berhubungan dengan akhirat karena di dalamnya mengandung berbagai aspek untuk mencari kebahagiaan akhirat akan tetapi ksesluruhannya tidak membabi buta satu titik poin akhirat tersebut. Dalam pendidikan islam juga mengajarkan bagaimana hidup di dunia.
3. PENGERTIAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Seperti uraian di atas, bahwa tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai sedang pendidikan islam adalah pentransformasian budaya dan nilai-nilai yang bercorak islam maka bisa kita simpulkan bahwa arti Tujuan pendidikan islam adalah suatu sasaran atau maksud yang ingin dicapai dalam proses pentransformasian nilai dan budaya-budaya positif yang sesuai dengan syari’at islam.
B. TAHAP-TAHAP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Menurut Abu ahmadi, Tujuan pendidikan islam melewati beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Tujuan Tertinggi / Terakhir
Artinya tujuan akhir adalah tujuan mutlaq yang harus dicapai dalam pendidikan islam. Sebuah upaya yang terfokus pada satu arah yaitu tujuan itu sendiri. Tujuan tersebut dirumuskan dalam satu istilah yang kita kenal dengan “ insan kamil “ ( menjadi manusia yang sempurna ). Dalam hal ini diindikasikan sebagai berikut :
a. Menjadi Hamba Allah yang sejati
Manusia adalah makhluk ciptaan allah yang paling sempurna dan paling tinggi derajatnya di sisi allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat at-tin ayat:4
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4)
Artinya : sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ( at-tin:4 )
Dan dalam surat al-isro’ ayat : 70
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا (70)
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dari sinilah manusia mempunyai tugas yaitu menunjukkan pengabdiannya kepada sang Kholiq ( Robb al-‘Izzati ) yaitu menghadirkan jiwa dan raganya kepadaNya. Allah SWT berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (mengabdi) kepada-Ku ( adz-Dzariyat : 56 )
Lalu bagaimanakah cara menjadi seorang hamba yang sempurna. Syekh Ibnu atho’illlah as-sakandari menjelaskan seorang budak seyogyanya memilii sifat-sifat sebagai berikut :
1. Tadzallul
Yaitu merasa hina di dihadapan sang Kholiq.
2. Taslim
Yaitu berserah diri dan pasrah terhadap segala keputusan Robb-nya.
3. Tabadzdzul
Yaitu penyerahan diri secara totalitas pada Allah SWT.
4. Takhodldlu’
Yaitu selalu ruku’ dan sujud pada dzat yang menciptakannya.
5. Tadlorru’
Yaitu menunduk, ta’at dan patuh padaNya.
6. Takhosysyu’
Yaitu khusyu’ dan merasa tenang di hadapanNya
7. Tamalluk
Yaitu merasa dimiliki olehNya semata.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa dalam pendidikan islam sebisa mungkin harus bisa mengantarkan anak didik, mencetak sekaligus membimbing mereka menjadi hamba yang agung di sisi Allah SWT.
b. Menjadikan kholifah Allah di atas bumi
Disadari atau tidak manusia pada hakekatnya adalah kholifah di bumi Allah ini. Artinya manusia yang dengan individualnya secara tidak langsung menjadi potensi terbesar di tengah makhluk lain. Manusia mempunyai peranan terbesar dalam hidup di dunia ini. Betapa tidak ? segala sesuatu yang ada di bumi ini diperuntukkan manusia. Allah SWT berfirman dalam surat al-isro’ ayat 70 yang artinya :
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dari sisi inilah pendidikan islam mempunyai tujuan mengantarkan anak didik agar mampu menjadi kholifah di bumi, dengan cara memanfaatkan, melestarikan dan merealisasikan eksistensi islam dalam alam ini. Sehingga fungsi kekholifaan yang tertuang dalam istilah “ rohmatan lil-‘alamin “ bisa terwujudkan.
c. Untuk memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
Tujuan akhir manusia pada dasarnya adalah kebahagiaan baik dunia maupun akhirat. Kebahagiaan dunia dengan hidup berkecukupan, damai dan sejahtera dan kebahagiaan akhirat dengan memperoleh ni’mat dan ridlo Allah SWT sekaligus selamat dari siksaNya. Hal ini sesuai dengan Ayat di atas yaitu firman Allah SWT dalam surat al-Qoshos ayat : 77
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. ( QS al-Qoshos: 70 )
2. Tujuan Umum
Kalau tujuan tertinggi adalah tujuan yang mutlaq yang diharapkan maka tujuan umum adalah tujuan yang mengutamakan pada realistis. Yaitu sebagai arah yang taraf pencapaianya dapat diukur, karena menyangkut perubahan sikap,perilaku dan kepribadian peserta didik .
Umum artinya tidak terfokus pada sobyek atau obyek tertentu juga tidak ada pembatasan ruang,metode,cara ataupun waktu. Dalam hal ini para ahli pendidikan menyimpulkan ada lima poin yang dituju dalam pendidikan islam secara umum . Hal ini disampaikan oleh Al-Abrosyi yang garis besarnya adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia
b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c. Persiapan mencari rizqi dan pemeliharaan manfa’at
d. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar
e. Menyiapkan pelajar dari segi professional,tehnikal dan pertukangan.
Menurut seorang pakar yang lain yaitu Nahlawi Tujuan Umum pendidikan Islam adalah :
a. Pendidikan akal dan persiapan pikiran
b. Menumbuhkan potensi dan bakat-bakat pada anak didik
c. Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi pada generasi muda
d. Berusaha menyumbangkan segala potensi dan bakat manusia.
3. Tujuan Khusus
Berbeda dengan tujuan umum, tujuan khusus lebih relative lagi. Artinya kemungkinan masih ada perubahan jika dirasa perlu dilakukan akan tetapi masih berpijak pada kerangka tujuan tertinggi dan umum. Pengkhususan tujuan ini didasarkan pada :
a. Kultur atau budaya
Tiap Negara bahkan tiap daerah punya kultur atau budaya yang bebeda-beda. hal ini menjadikan sebuah tujuan lebih dikhususkan lagi agar mendekati tujuan tertinggi.
b. Cita-cita suatu bangsa
Cita-cita suatu bangsa juga menjadi sebab tujuan pendidikan lebih dikhususkan lagi mengingat antara satu Negara dengan Negara lain mempunyai ideology dan cita-cita yang berbedabeda.
c. Minat dan bakat sobyek didik
Hal ini dilukiskan oleh al-Qur’an pada surat al-Isro’ ayat : 84
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا (84)
Artinya : Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
d. Tuntutan situasi, kondisi dan kurun waktu tertentu
4. Tujuan Sementara
Sementara artinya tidak menjadi sebuah patokan. Tujuan ini disesuaikan dengan berbagai aspek baik waktu ruang ataupun keadaan pola pendidikan islam tersebut. menurut Zakiyah Daradjat tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal . Tujuan sementara ini bisa dimisalkan sebuah praktek individual anak didik untuk menjadi anak yang tersirat sebagai “ insan kamil “. Hal itu bisa kita simpulkan bahwasanya pola bentuk ubudiyah manusia atau anak didik yang tampak merupakan sebuah hasil dari pendidikan islam yang mempunyai sifat sementara.
C. ASPEK-ASPEK TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Aspek tujuan pendidikan Islam meliputi empat hal :
a. Aspek Jasmaniyyah
Aspek Jasmaniyyah berarti tujuan pendidikan islam yang dikaitkan dengan kemampuan jasmaniyah manusia. Hal itu sesuai dengan tugas manusia yaitu sebagai kholifah di bumi. Bagaimana manusia bisa jadi kholifah kalau tubunya saja lemah.
Allah SWT berfirman dalam suatu ayat yang kaitanya dengan pentingnya kekuatan jisim atau jasad manusia yang artinya :
“ sesungguhnya Allah SWT telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh yang kuat perkasa “
b. Aspek Rohaniyah
Seperti yang kita bicarakan pada bab pendahuluan, bahwasanya manusia punya kemampuan merasa, berfikir dan memilih antara yang haq dan yang batil sesuai dengan kata hati nuraninya. Dengan didasari aspek ini maka tujuan pendidikan islam tertumpu pada moral dan akhlaq manusia yang sesuai dengan wataknya sebagai hamba juga sebagai makhluk social. Atau lebih jauh lagi pendidikan islam pada aspek bisa merujut pada pembentukan ruh manusia yang merupakan mata rantai pokok yang menghubungkan antara manusia dengan sang kholiq.
c. Aspek ‘Aqliyyah
Akal adalah anugrah terindah sekaligus yang paling berharga yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Dengan ini manusia menjadi lebih utama dibanding dengan makhluk lain. Dengan akal juga manusia bisa mengembangkan segala sesuatu yang disediakan oleh Allah di muka bumi ini. Dari sinilah konsep tujuan aqliyyah itu dibentuk dalam rangka menjadikan obyek perenungan dan penelitian serta pemikiran manusia sehingga bisa menjadi yang terbaik dan tertinggi derajatnya di sisi Allah SWT.
d. Aspek Ijtima’iyyah
Aspek ijtima’iyah artinya adalah aspek kesosialan. Dalam aspek ini terangkum tujuan pembentukan manusia secara utuh sebagai pelengkap utuh dihadapan Sang Kholiq dan utuh di hadapan para manusia. Seoarang tokoh Islam di Indonesia sekaligus mantan presiden RI perna mencetuskan aspek ini dengan tema ” agamaku, agamamu dan agama kita “artinya walaupun kita semua warga Indonesia berbeda-beda agamanya, akan tetapi marilah kita membentuk satu kesatuan agama kita. Dalam sejarah Islam kita juga mengenal dua tokoh agung yang keduanya merupakan tokoh kebanggaan islam di seluruh jagat raya ini juga disegani dan disungkani oleh kaum-kaum orientalis, non islam dan bahngsa-bangsa di luar islam beliau adalah Imam Al-Ghozali dan Sholahudin Al-Ayyubi. Hal itu didasarkan karena beliau adalah tokoh yang mampu menggabungkan dan mendamaikan seluruh dunia yang notabenya berbeda agama, bahasa dan aliranya.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas bisa kita kerucutkan sebagai berikut :
Pendidikan islam mempunyai konsep-konsep tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Tertinggi / Terakhir
Artinya tujuan akhir adalah tujuan mutlaq yang harus dicapai dalam pendidikan islam. Dalam hal ini diindikasikan sebagai berikut :
d. Menjadi Hamba Allah yang sejati
e. Menjadikan kholifah Allah di atas bumi
f. Untuk memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
2. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan yang mengutamakan pada realistis. Yaitu sebagai arah yang taraf pencapaianya dapat diukur, karena menyangkut perubahan sikap,perilaku dan kepribadian peserta didik. Diantaranya digambarkan sebagai berikut :
f. Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia
g. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
h. Persiapan mencari rizqi dan pemeliharaan manfa’at
i. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar
j. Menyiapkan pelajar dari segi professional,tehnikal dan pertukangan
k. Pendidikan akal dan persiapan pikiran
l. Menumbuhkan potensi dan bakat-bakat pada anak didik
m. Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi pada generasi muda
n. Berusaha menyumbangkan segala potensi dan bakat manusia.
3. Tujuan Khusus
Pengkhususan tujuan ini didasarkan pada :
e. Kultur atau budaya
f. Cita-cita suatu bangsa
g. Minat dan bakat sobyek didik
h. Tuntutan situasi, kondisi dan kurun waktu tertentu
4. Tujuan Sementara
Sementara artinya tidak menjadi sebuah patokan. Tujuan ini disesuaikan dengan berbagai aspek baik waktu ruang ataupun keadaan pola pendidikan islam tersebut.
Selain Konsep Tujuan ada juga aspek-aspek tujuan yang dalamhal ini didasarkan pada sasaran atau obyek diri anak didik . Aspek tujuan pendidikan Islam meliputi empat hal :
a. Aspek Jasmaniyyah
Aspek Jasmaniyyah berarti tujuan pendidikan islam yang dikaitkan dengan kemampuan jasmaniyah manusia.
b. Aspek Rohaniyah
Dalam aspek ini tujuan pendidikan islam tertumpu pada moral dan akhlaq manusia yang sesuai dengan wataknya sebagai hamba juga sebagai makhluk social
c. Aspek ‘Aqliyyah
konsep tujuan aqliyyah itu dibentuk dalam rangka menjadikan obyek perenungan dan penelitian serta pemikiran manusia sehingga bisa menjadi yang terbaik dan tertinggi derajatnya di sisi Allah SWT.
d. Aspek Ijtima’iyyah
Aspek ijtima’iyah artinya adalah aspek kesosialan. Dalam aspek ini terangkum tujuan pembentukan manusia secara utuh sebagai pelengkap utuh dihadapan Sang Kholiq dan utuh di hadapan para manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an al-karim
2. Al-Qur’an dan terjemahanya
3. Qowa’idu al-Fiqh
4. Prof.DR H.Ramayulis “Ilmu Pendidikan Islam” . kalam Mulia.Jakarta.2002
5. Moh Isom Ahamadi. Kaifa Nurobbi Abna-ana.Samsara pres.Jombang.2007
6. Abu Ahmadi “ Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan .Yogyakarta : Aditya Media . 1992.
MAKALAH TUJUAN PENDIDKAN
23.14 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar