RSS

MAKALAH ALIRAN PSIKOLOGI GESTALT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi sebagai satu ilmu pengetahuan sudah berdiri sendiri sekitar abad ke 18, dari berbagai tokoh kemudian terbentuk aliran-aliran psikologi dengan berbagai teorinya masing-masing. Tujuan dari berbagai aliran tersebut tiada lain hanyalah ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang ilmu yang mempelajari tentang jiwa ini.
Dari masa-kemasa aliran-aliran tersebut semakin meluas dan semakin banyak, bukan hanya tokohnya, akan tetapi para pengikut dari tokoh-tokoh itu pun mungkin sudah tak terhitung, untuk mengetahui lebih dalam tentang hal tersebut maka penulis mencoba untuk memaparkan sebagian dari hal-hal tersebut.
Untuk lebih spesifiknya penulis akan mencoba memaparkan tentang Aliran Psikologi Gestalt, mulai dari asal-usul nama Gestalt sampai tokoh-tokoh yang mencetuskan aliran ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah :
1. Darimanakah asal-usul dari istilah Gestalt?
2. Siapa sajakah tokoh yang melatar belakangi aliran ini?
3. Ada berapa macam aliran gestalt?
C. Tujuan Penulisan
Setiap sesuatu yang ada didunia ini pasti mempunyai tujuan tersendiri tak terkecuali makalah ini, yang pastinya juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, diantaranya adalah:
1. Mengetahui asal dari istilah Gestalt.
2. Mengetahui tokoh-tokoh yang mencetuskan aliran Gestalt.
3. Mengetahui tahun berdiri aliran tersebut.
4. Sebagai pengalaman dalam dunia kepenulisan yang dituntut untuk selalu memberikan asupan terhadap perkembangan kehidupan.
5. Sebagai tugas kelompok untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi umum.






























BAB II
PEMBAHASAN
ALIRAN PSIKOLOGI GESTALT
A. Pengertian Aliran Gestalt
Agak sulit memang untuk menerjemahkan istilah Gestalt ke Dalam bahasa lain. Gestal berasal dari bahasa Jerman, yang dalam bahasa Inggris berarti form, shape, configuration, whole ; dalam bahasa Indonesia berarti “bentuk” atau “konfigurasi”, “hal”, “peristiwa”, “pola”, “totalitas” atau “bentuk keseluruhan”.
Berbagai istilah bahasa Inggris telah dicoba untuk menerjemahkan istilah Gestalt ini, antara lain Shape Psychology (diajukan oleh Spearman) dan Configurationism (diajukan oleh Titchener). Namun, istilah-istilah tersebut rupanya tidak “pas”; dalam arti, tidak bias menggambarkan artii yang sesungguhnya dari istilah itu dalam bahasa Jerman. Sebab itu, istilah Gestalt tetap digunakan sebagaimana adanya dalam bahasa Inggris dan juga oleh kalangan para ahli psikologi di Indonesia.
Koffka berpendapat bahwa psikologi gestalt adalah psikologi pertumbuhan. Dia menyelidiki asas-asas pertumbuhan dalam psikologi anak. Juga mempelajari pertumbuhan gestalt yang mula-mula sangat sederhana menjadi gestalt yang sempurna seperti terdapat pada orang dewasa.
Kohler menguraikan tentang perbuatan seekor simpanse dalam rangka menyelidiki kecerdasan binatang. Dengan percobaan itu Kohler mengatakan bahwa peristiwa terjadinya hubungan antara simpanse - - tongkat - - pisang merupakan suatu gestalt.
B. Tokoh-tokoh Aliran Gestalt
Aliran ini pertama kali muncul pada tahun 1912 yang didirikan oleh Max Wertheimer (1880-1943) yang pernah menjadi murid Oswald Kulpe di Wurzburg dan mendapat gelar doktornya disana pada tahun 1904. Dan pada waktu itulah ia mulai tertarik pada satu aliran filsafat yang terutama mempejari tentang fenomena (gejala) yang lebih dikenal dengan aliran fenomologi. Kemudian aliran Gestalt ini dikembangkan oleh Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967) .
Aliran ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori-teori yang berlaku di Jerman sebelumnya terutama teori strukturalisme dari Wilhelm Wundt, yang khususnya mempelajari proses penginderaan dianggap terlalu elemenistik (terlalu mengutamakan elemen atau detail). Padahal persepsi manusia terjadi secara menyeluruh dan terorganisasikan, tidak secara parsial atau sepotong-sepotong. Menurut Wertheimer ketika sebuah melodi terdengar (dipersepsi), sebuah kesatuan dinamis atau keutuhan muncul dalam persepsi. Akan tetapi nada tersebut dalam dirinya sendiri menyebar dan saling bergantian dalam urutan waktu tertentu. Urutan waktu itu diubah maka Gestalt-nya turut berubah. Dalam hubungan ini, Sarlito Wirawan Sarrwono mencontohkan dengan lagu “Bengawan Solo”. Sebuah lagu “Bengawan Solo”, kata Sarwono, ” tetap terdengar sebagai lagu Bengawan Solo (bukan sebagai lagu lain) selama nada-nada dibunyikann dalam keteraturan tertentu, walaupun tangga nadanya diganti atau irama atau orkes pengiringnya berlain-lainan. Jadi menurut aliran ini yang utama bukanlah elemen akan tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisi kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya, lebih dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harur memperoleh makna dari keseluruhan. Arti dari Gestalt tergantung pada unsur-unsurnya, sebaliknya arti unsur-unsur tergantung pada Gestalt.
Eksperimen Gestalt pertama, menurut Atkinson dan kawan-kawan adalah mempelajari gerakan, terutam Fenomena Phi. Jika dua cahaya dinyalakan secara berurutan, subjek melihat cahaya tunggal bergerak dari posisi cahaya pertama kecahaya kedua. Fenomena gerakan ini telah banyak diketahui tetapi ahli psikologi Gestalt menangkap kepentingan teoritis pola stimuli dalam menghasilkan efek. Pengalamn kita tergantung pada pola yang dibentuk oleh stimuli dan pada organisasi pengalaman. Menurut mereka apa yang kita lihat adalah relatif terhadap latar belakang, dengan aspek lain dari keseluruhan. Keseluruahn berbeda dengan penjumlahan bagian-bagiannya; keseluruahn terbagi atas bagian dari suatu hubungan.
Menurut psikolog Gestalt, manusia tidak memberikan respon pada stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respon, manusia menangkap dulu ‘pola” stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna. Pola ini disebut Gestalt. Huruf “1” akan dianggap sebagai angka satu dalam rangkaian “1,2,3” tetapi menjadi huruf “el” dalam rangkaian “k,l,m,n”. manusialah yang menentukkan makna stimuli itu, bukan stimuli itu sendiri.
Pada mulanya, psikologi Gestalt hanya menaruh perhatian pada persepsi objek. Beberapa orang menerapkan prinsip-prinsip Gestalt dalam menjelaskan perilaku sosial. Diantara mereka adalah Kurt Lewin, Solomonn Asch dan Fritz Heider.
Kurt Lewin mengembangkan psikologi Gestalt dengan mengemukakan teorinya sendiri yang dinamakan psikologi lapangan. Dengan teorinya, ia mencoba menjelaskan apa yang terjadi dalam jiwa seseorang, sehingga terjadi persepsi dan perilaku yang bersifat menyeluruh.
Tokoh-tokoh aliran ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu ahli-ahli psikologi Jerman dan Austria terbuka seperti, Rudolf Allers, Magda Arnold, Charlotte, Solomon Asch, Kurt Levin, Karl Buhler, Albin Gilbert, Hans Hahn, Fritz Heider, Martin Scheerer Wilhelm Stern, dan Heinz Werner.
C. Macam-macam Aliran Gestalt
Aliran-aliran gestalt itu dibagi menjadi dua:
1. Aliran berlin
Tokoh: Wertheimer Koffka merumuskan teori gestalt dengan cara modern. percobaan yang dijalankannya adalah mengenai pengamatan dan penglihatan. Dalam bukunya yang berjudul Ueber Gestalt Theory Wertheimer mengemukakan asas-asas teory gestalt sebagai berikut:
a. Jumlah
Garis-garis ini merupakan unsur. Kalau garis-garis ini di tempatkan berjajar empat, maka keempat garis itu merupakan jumlah. Jadi jumlah merupakan kesimpulan dari beberapa unsur.



b. Kompleks
Kita menempatkan empat potong garis berjajar dan empat potong garis lengkung yang masing-masing merupakan seperempat lingkaran. Akhirnya terdapat 2 kelompok jumlah, yakni jumlah garis lurus lengkung. Tiap-tiap golongan mempunyai ciri jumlah. Dalam penggabungan terdapat barang baru yakni kompleks. Kompleks merupakan kumpulan dari beberapa jumlah yang belum tersusun.
c. Struktur
Keempat garis tersebut ditempatkan denagan cara tersusun. Dalam susunan ini ada hubungan tertentu. Melihat susunan unsur-unsur itu orang tidak akan melihat garis-garis sebagai unsur satu per satu, dan tidak akan membilang unsur-unsurnya satu demi satu, melainkan menemukan suatu susunan tertentu. Susunan dari suatu jumlah unsur itu disebut struktur/bentuk.
d. Gestalt
Kalau keempat garis lengkung seperempat lingkaran itu kita tempatkan sebagaimana mestinya dengan cara tertentu, maka terjadilah suatu gestalt seperti pada tampak pada gambar. Kumpulan garis lengkung ini bukan lagi sebagai sebagai jumlah kompleks atau struktur, tetapi mewujudkan gestalt (lingkungan) yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
e. Gestalt tersusun
Kalau empat garis dan empat garis lengkung tadi kita jadikan satu, akan terlihat bahwa ada barang baru yang lain sekali dengan jumlah garis dan jumlah garis lengkung. Ini merupakan gestalt tersusun, yakni susunan dari struktur dan gestalt dalam suatu bentuk yang berarti.


2. Aliran Leipzig
Pendapat-pendapat aliran leipzig:
a. Dalam tiap-tiap pribadi sebagai suatu ganzheit hidup (kejiwaan) suatu pendorong untuk mempersatukan. Dengan adanya dorongan itu orang tidak pernah menerima bagian-bagian tersendiri. Segala sesuatu diterimanyaoleh keseluruhan batinnya dalam bentuk keseluruhan.
b. Kesatuan hidup kejiwaan terutama terletak pada perasaan. Segala sesuatu yang pada suatu ketika ada dalam alam kejiwaan tersembunyi, sebab di dalam perasaan terkandung seluruh hidup kejiwaan.























BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa aliran Gestalt menyatakan persepsi manusia terjadi secara menyeluruh bukan sepotong-potong atau parsial. Dan menurut aliran ini yang utama bukanlah elemen akan tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisi kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya, lebih dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna dari keseluruhan. Arti dari Gestalt tergantung pada unsur-unsurnya, sebaliknya arti unsur-unsur tergantung pada Gestalt.
B. Saran-saran
1. Kita harus lebih bijak dalam menyikapi perilaku seseorang, ketika nampak lahir orang tersebut buruk belum tentu batinnya juga demikian.
2. Kita harus memformulasikan pendapat-pendapat para pakar psikologi khususnya untuk aliran Gestalt dalam menyokapi orang lain.















DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan M. Umar.1992.Psikologi Umum (Edisi Revisi).Surabaya:PT Bina Ilmu.
Sobur, Alex.2003.Psikologi Umum.Bandung:Pustaka Setia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar